Share This Article
Pernahkan kamu mendengar istilah semen retention? Tindakan menahan keluarnya air mani atau ejakulasi ini diklaim punya manfaat untuk kesehatan lho.
Namun, belum banyak penelitian yang mendukung klaim tersebut. Simak penjelasan soal apa itu semen retention lebih lengkap pada ulasan berikut ini!
Apa itu semen retention?
Semen retention atau retensi air mani adalah tindakan menghindari ejakulasi yang disengaja.
Tindakan retensi air mani ini bisa dilakukan dengan tidak melakukan aktivitas seksual sama sekali, atau orgasme tanpa ejakulasi yang juga dikenal sebagai orgasme kering.
Banyak yang menganggap kalau orgasme dan ejakulasi adalah hal yang sama. Padahal ini adalah dua hal yang terpisah lho.
Meskipun umumnya terjadi secara bersamaan, orgasme dan ejakulasi adalah fenomena biologis yang terpisah, dan satu dapat terjadi tanpa yang lain.
Asal mula retensi air mani
Semen retention sebenarnya bukanlah praktik modern yang populer baru-baru ini. Melansir Male Fertility, semen retention telah didokumentasikan di banyak budaya, dan diyakini dapat meningkatkan energi fisik dan spiritual pria.
Salah satu contoh terkenal adalah seks tantra, yang mendorong pria untuk tidak ejakulasi untuk terhubung dengan pasangannya pada tingkat yang sangat intim dan mengalami rasa kesenangan yang lebih dalam.
Pada setiap budaya, retensi air mani ini punya sebutan yang berbeda. Seperti karezza (Italian), maithuna (Hindu Tantra), sahaja (Hindu Yoga), tantra (Hinduism and Buddhism), dan cai Yin pu Yang atau cai Yang pu Yin (Taoist).
Penelitian terkait semen retention
Saat ini belum banyak penelitian yang mencoba menelisik lebih dalam terkait manfaat dan risiko retensi air mani ini. Sebagian besar penelitian fokus mengeksplorasi efek retensi semen pada kehamilan.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ejakulasi membantu motilitas sperma, yakni kemampuan bagi sperma untuk berenang, tetapi hanya itu.
Tidak banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa air mani itu sehat atau tidak sehat. Jika seseorang tidak mengalami ejakulasi, tubuh akan memecah air mani dan menyerapnya kembali ke dalam tubuh.
Kenapa pria melakukan semen retention?
Melansir Mind Body Green, seksolog Jill McDevitt, M.Ed., Ph.D. menyebut alasan utama orang memilih untuk mempraktikkan retensi air mani adalah agar mereka dapat mempertahankan ereksi setelah orgasme.
Tindakan ini memberikan kesempatan untuk mengalami lebih banyak orgasme dan terus menyenangkan pasangan. Biasanya, penis mengalami periode refraktori setelah ejakulasi di mana ia tidak bisa mengeras lagi, tetapi ini tidak terjadi setelah orgasme kering.
Namun, ada banyak alasan pria melakukan retensi air mani tergantung pada individu. Tetapi umumnya bermuara pada peningkatan kesehatan fisik, kesehatan mental, atau kesehatan spiritual.
Beberapa juga percaya bahwa retensi air mani dapat meningkatkan kesuburan dengan meningkatkan kualitas sperma atau meningkatkan kadar testosteron, yang juga menjelaskan peningkatan energi atau suasana hati yang lebih baik.
Kemungkinan manfaat semen retention
Berikut beberapa kemungkinan manfaat retensi air mani bagi pria:
- Stamina seksual yang lebih banyak. Kemampuan untuk berhubungan seks untuk jangka waktu yang lebih lama didapat karena tidak mengalami ejakulasi begitu cepat
- Potensi multi orgasme. Sebab kamu dapat mengalami banyak orgasme non-ejakulasi berturut-turut tanpa periode refraktori
- Kontrol diri dan kesadaran tubuh yang lebih baik. Karena latihan yang terlibat dalam belajar orgasme tanpa ejakulasi
- Peningkatan kualitas sperma. Tindakan ini dapat menghasilkan lebih banyak sperma, dengan motilitas lebih tinggi, pada ejakulasi berikutnya
- Energi kekuatan hidup yang lebih kuat. Beberapa praktik spiritual, seperti tantra, percaya retensi air mani memiliki manfaat pada spiritual
- Potensi peningkatan testosteron
Selain itu, semen retention juga diklaim bisa bermanfaat untuk kesehatan mental.
Di antaranya meningkatkan motivasi, meningkatkan energi dan fokus, lebih percaya diri, mengurangi kecemasan, memori yang lebih baik, dan peningkatan konsentrasi.
Risiko atau efek samping dari semen retention
Sebagian besar, retensi air mani adalah praktik yang aman, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Bagi beberapa orang, semen retention mungkin menyakitkan atau tidak nyaman karena tidak melakukan ejakulasi dan menyebabkan hipertensi epididimis.
Atau juga dikenal sebagai “bola biru” yang merupakan kondisi ringan di mana testis sakit karena terangsang tanpa orgasme. Selain itu, retensi air mani jika sering dilakukan juga dapat mengembangkan masalah ejakulasi.
Misalnya, seseorang mungkin mendapati dirinya tidak dapat ejakulasi atau orgasme ketika mereka menginginkannya, atau mereka mungkin mengalami ejakulasi dini.
Mereka juga dapat mengembangkan ejakulasi retrograde, yang menyebabkan air mani mengalir kembali ke kandung kemih.
Jadi, bolehkah kita melakukan semen retention?
Secara keseluruhan, kecuali kamu dan pasangan sedang dalam program hamil, retensi air mani adalah praktik berisiko rendah yang dapat kamu coba.
Namun, jika kamu merasa sakit atau tidak nyaman saat melakukannya, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!