Share This Article
Penyakit prostat apakah harus dioperasi masih menjadi pertanyaan umum. Biasanya, operasi atau pembedahan kelenjar prostat dilakukan terutama jika penyakit sudah parah.
Perlu diketahui, penanganan penyakit prostat tergantung pada jenisnya sehingga terkadang tidak membutuhkan operasi. Nah, untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit prostat apakah harus dioperasi yuk simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Waspada! Ini 3 Penyakit Prostat yang Rentan Menyerang Pria
Penyakit prostat apakah harus dioperasi?
Dilansir dari Healthline, prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Kelenjar ini memainkan peran penting di bagian sistem reproduksi pria yang menghasilkan cairan pembawa sperma.
Tujuan dari operasi prostat sendiri adalah menyembuhkan kondisi, menjaga aliran urine, menjaga kemampuan ereksi, dan meminimalkan efek samping.
Jika ingin mengetahui penyakit prostat apakah harus dioperasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisinya. Perlu diketahui, tidak semua penyakit prostat memerlukan operasi.
Salah satu penyakit prostat yang terkadang tidak membutuhkan operasi adalah prostatitis. Prostatitis dapat diobati dengan menggunakan kombinasi obat penghilang rasa sakit dan sejenis obat yang disebut alpha blocker.
Obat ini dapat membantu mengendurkan otot-otot leher prostat dan kandung kemih. Kebanyakan pria akan pulih dalam beberapa minggu atau bulan.
Jenis operasi berdasarkan penyakit prostat yang diderita
Jika sudah mengetahui penyakit prostat apakah harus dioperasi, maka kamu perlu memahami jenis prostat yang memerlukan pembedahan. Terdapat beberapa penyakit prostat serta jenis operasi yang dibutuhkan, seperti berikut ini.
Benign prostatic hyperplasia atau BPH
Hiperplasia prostat jinak atau BPH adalah kondisi di mana prostat mengalami pembesaran dan dapat membuat penderitanya sulit buang air kecil.
Biasanya, kondisi ini juga bisa membuat kamu merasa sangat ingin buang air kecil di malam hari. Jenis operasi untuk BPH, antara lain sebagai berikut:
Prostatektomi terbuka
Jenis operasi yang dikenal juga sebagai bedah terbuka tradisional dilakukan dengan membuka sayatan melalui kulit untuk mengangkat prostat dan jaringan di sekitarnya. Pendekatan utama yang dilakukan saat operasi prostatektomi terbuka, yakni:
- Retropubik radikal. Biasanya, dokter bedah akan memotong dari pusar ke tulang kemaluan. Dalam banyak kasus, ahli bedah hanya akan mengangkat prostat. Namun, jika dicurigai kanker maka akan mengangkat beberapa kelenjar getah bening.
- Pendekatan perineum radikal. Dokter bedah akan membuat sayatan di ruang antara rektum dan skrotum. Biasanya, cara ini dilakukan jika memiliki kondisi medis lain yang mempersulit operasi retropubik.
Operasi laparoskopi
Laparoskopi adalah pendekatan invasif minimal untuk operasi prostat pada pria. Sama seperti prostatektomi terbuka, laparoskopi memiliki dua pendekatan utama saat operasi dilakukan yakni sebagai berikut:
- Prostatektomi radikal laparoskopi. Operasi ini membutuhkan banyak sayatan kecil sehingga ahli bedah dapat memasukkan instrumen bedah kecil. Dokter bedah akan menggunakan tabung tipis dengan kamera untuk melihat ke dalam area tersebut.
- Prostatektomi radikal laparoskopi berbantuan robotik. Dengan jenis operasi ini, ahli bedah duduk di ruang operasi dan mengarahkan lengan robotik saat melihat monitor komputer.
Kanker prostat
Pembedahan adalah pilihan umum untuk mencoba menyembuhkan kanker prostat jika diperkirakan tidak menyebar ke luar kelenjar. Jenis operasi kanker prostat yang umum dilakukan, yakni:
Prostatektomi radikal
Dalam operasi ini, dokter bedah mengangkat seluruh kelenjar prostat ditambah beberapa jaringan di sekitarnya termasuk vesikula seminalis.
Dalam pendekatan prostatektomi yang lebih tradisional atau disebut dengan prostatektomi terbuka, ahli bedah melakukan operasi melalui sayatan kulit panjang tunggal.
Sementara untuk prostatektomi laparoskopi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dan menggunakan alat bedah panjang khusus guna mengangkat prostat. Dokter bedah akan memegang alat secara langsung atau menggunakan panel kontrol untuk menggerakkan lengan robot.
Adakah efek samping akibat operasi prostat?
Semua prosedur pembedahan memiliki beberapa risiko, termasuk reaksi terhadap anestesi, perdarahan, infeksi pada tempat pembedahan, kerusakan organ, serta pembekuan darah. Efek samping lain yang lebih spesifik dalam kaitannya dengan operasi prostat, antara lain:
Masalah kencing
Beberapa masalah yang sering terjadi, termasuk buang air kecil dan inkontinensia atau masalah mengendalikan urine. Masalah ini biasanya akan menghilang beberapa bulan setelah operasi prostat dilakukan.
Disfungsi ereksi atau DE
Tidak mengalami ereksi delapan hingga 12 minggu setelah operasi merupakan hal yang normal terjadi. Kemungkinan disfungsi ereksi jangka panjang dapat meningkat terutama jika saraf mengalami cedera.
Baca juga: 5 Penyebab Kanker Penis yang Sering Diabaikan Kaum Pria, Apa Saja?
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!