Share This Article
Kehamilan adalah kondisi yang diawali dengan proses pembuahan, yaitu bertemunya sel telur dengan sperma. Pada beberapa kasus, proses tersebut sulit terjadi. Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab sperma tidak bertemu sel telur, hingga akhirnya menurunkan potensi kehamilan.
Apa saja faktor pemicunya? Serta, bagaimana cara mengatasinya agar tetap memiliki peluang hamil? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini.
Mengenal kondisi infertilitas
Infertilitas adalah kondisi saat pasangan tak kunjung memperoleh keturunan meski telah melakukan hubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom secara teratur.
Mengutip NHS UK, infertilitas merupakan keadaan yang terjadi pada satu dari setiap tujuh pasangan. Sekitar 84 persen wanita akan hamil secara alami dalam setahun, setelah rutin melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan teratur (setiap 2 atau 3 hari).
Faktor utama yang bisa menyebabkan infertilitas adalah tidak bertemunya sel telur dengan sperma di dalam rahim. Akibatnya, proses pembuahan akan sulit terjadi.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Miom, Tumor Jinak yang Bisa Picu Keguguran dan Mandul
Penyebab sperma tidak bertemu sel telur
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab sperma tidak bertemu sel telur, yang paling umum adalah karena beberapa gangguan yang muncul pada sistem reproduksi wanita, seperti:
1. Gangguan ovulasi
Penyebab sperma tidak bertemu sel telur yang pertama adalah gangguan ovulasi. Seperti diketahui, ovulasi adalah proses yang sangat penting bagi kesuburan wanita. Normalnya, saat terjadi ovulasi, ovarium melepaskan sel telur agar bisa dibuahi sperma.
Gangguan ovulasi bisa mencegah pelepasan tersebut. Akhirnya, sperma yang masuk ke dalam rahim tidak akan bertemu dengan sel telur. Ada beragam faktor yang dapat memicu terjadinya kondisi tersebut, seperti:
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS): Kondisi ketika seorang wanita terlalu banyak memiliki ketidakseimbangan hormon. PCOS biasanya dihubungkan dengan resisten insulin dan obesitas.
- Disfungsi hipotalamus: Hipotalamus adalah bagian otak yang berfungsi menghasilkan dua hormon untuk merangsang proses ovulasi, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing (LH). Adanya gangguan pada hipotalamus bisa mengganggu pelepasan LSH dan LH.
- Terlalu banyak prolaktin: Kadar prolaktin berlebihan yang diproduksi di kelenjar pituitari dapat menekan keberadaan estrogen, hormon yang berperan penting dalam proses ovulasi.
2. Penyumbatan tuba fallopi
Penyumbatan tuba fallopi bisa menjadi penyebab sperma tidak bertemu sel telur.
Dikutip dari Mayo Clinic, saluran tuba yang tersumbat bisa menghalangi pelepasan sel telur, sehingga dapat membuatnya sulit bertemu dengan sperma. Beberapa hal yang bisa memicu kondisi tersebut adalah:
- Radang panggul
- Infeksi pada rahim
- Penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore
- Pernah menjalani operasi di perut atau panggul
- Riwayat kehamilan ektopik
3. Endometriosis sebagai penyebab sperma tidak bertemu sel telur
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan di dalam rahim yang normalnya tumbuh di dalam rahim tumbuh di tempat yang lain. Jaringan yang berlebih ini biasanya diberikan terapi dengan operasi, di dalam prosesnya hal ini dapat menyebabkan luka pada rahim dan membentuk jaringan parut.
Jaringan tersebut dapat menghalangi tuba fallopi dan mencegah sel telur bertemu sperma.
Endometriosis juga dapat memengaruhi lapisan rahim, bisa mengganggu implantasi sel telur (pelekatan embrio pada dinding rahim) yang telah dibuahi.
Baca juga: Apakah Penderita Endometriosis Bisa Hamil? Ini Penjelasan Lengkapnya!
4. Gangguan uterus atau serviks
Adanya gangguan di uterus dan serviks bisa menjadi penyebab sperma tidak bertemu sel telur. Bahkan, jika pembuahan terjadi, kondisi tersebut dapat memicu keguguran.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan adanya gangguan di uterus maupun serviks, di antaranya:
- Miom: Muncul jaringan baru bersifat non-kanker di dalam rahim yang dapat memblokir saluran tuba dan mengganggu implantasi.
- Kelainan rahim: Kondisi bawaan yang sudah terjadi sejak lahir, seperti rahim yang berbentuk tidak normal.
- Stenosis serviks: Kondisi saat serviks atau leher rahim mengalami penyempitan, biasanya merupakan kelainan bawaan.
Bagaimana agar bisa hamil?
Jangan khawatir, pada umumnya, beberapa kondisi di atas bisa diatasi dengan tindakan medis. Artinya, peluang kehamilan masih tetap ada. Beberapa metode yang biasa digunakan meliputi:
- Bedah laparoskopi atau histeroskopi: Dilakukan untuk memperbaiki atau menghilangkan gangguan pemicu infertilitas. Misalnya, pengangkatan jaringan parut yang memblokir saluran tuba dan memperbaiki bentuk rahim yang abnormal.
- Operasi tuba: Selain untuk mengangkat jaringan penyumbat, operasi juga untuk melebarkan saluran tuba agar pelepasan sel telur berlangsung lebih optimal.
- Bayi tabung: Pengambilan sel telur yang matang dari wanita lalu menyatukannya dengan sperma di luar tubuh agar terjadi proses pembuahan. Setelah itu, embrio dipindahkan kembali ke dalam rahim.
Nah, itulah beberapa penyebab sperma tidak bertemu sel telur yang bisa mempersulit proses pembuahan. Sering kali, tindakan medis cukup efektif untuk membantu mengatasi berbagai kondisi di atas.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!