Share This Article
Umumnya minuman isotonik identik sebagai minuman untuk atlet. Namun minuman isotonik juga diperkenalkan mampu membantu kamu menjalani puasa setiap hari selama bulan Ramadan. Benarkah kamu membutuhkan minuman isotonik saat puasa?
Apa itu minuman isotonik?
Melansir dari laman Live Strong, minuman isotonik adalah minuman yang dapat menggantikan nutrisi dan cairan dalam tubuh dengan cepat, serta membantu mencegah cedera dan penyakit terkait olahraga.
Cairan isotonik memiliki enam hingga delapan persen karbohidrat, termasuk glukosa yaitu sumber energi pilihan tubuh untuk berolahraga.
Minuman isotonik memiliki osmolalitas 280 hingga 330 mOsm/kg, ukuran jumlah partikel karbohidrat, elektrolit, pemanis, dan pengawet dalam suatu cairan.
Peringkat osmolalitas minuman isotonik paling mendekati keseimbangan cairan alami tubuh, yang merupakan salah satu alasan mengapa minuman ini sangat populer di kalangan pelari dan atlet.
Perlukah minuman isotonik saat puasa?
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa minuman isotonik mengandung karbohidrat, mineral, dan elektrolit tinggi. Minuman ini sebenarnya diperuntukkan bagi para atlet, dan hal itu yang menjadi alasan mengapa minuman ini disebut sport drink.
Kandungan mineral dan elektrolit dalam minuman isotonok berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena berkeringat.
Kemudian untuk kandungan karbohidrat berfungsi untuk memastikan kondisi asupan energi dalam tubuh. Tujuannya agar tubuh bisa terus melakukan aktivitas fisik berat.
Para atlet yang memang memiliki aktivitas fisik berat tentu akan kehilangan banyak cairan. Lalu jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, akan langsung mengalami dehidrasi. Oleh sebab itulah, minuman isotonik jadi solusi bagi para atlet saat sedang beraktivitas.
Tetapi hal itu sangat berbeda bagi kamu yang menjalani puasa. Umumnya saat menjalani puasa kamu akan tetap melakukan aktivitas normal seperti biasa dan tidak melakukan olahraga berat.
Akibatnya tubuh kekurangan air tetapi tidak membutuhkan minuman isotonik setiap hari saat sahur atau berbuka puasa. Hal itu karena aktivitas yang dilakukan saat berpuasa bukan aktivitas berat seperti para atlet.
Melansir penjelasan dari laman Health Harvard, ketika kamu merasa haus atau dehidrasi biasa, minum air putih adalah pilihan utama.
Cara atasi dehidrasi saat puasa yang benar
Jadi demi menghindari dehidrasi selama menjalani puasa, minuman isotonik setiap hari saat sahur dan buka puasa tidak menjadi solusi yang baik.
Kamu bisa menyiasatinya untuk menghindari dehidrasi selama puasa dengan asupan nutrisi yang seimbang saat sahur dan berbuka. Seperti penuhi banyak minum air putih, kurangi makanan asin, serta konsumsi buah dan sayur.
Baca juga: Suka Olahraga? Artinya Kamu Perlu Tahu Manfaat Minuman Isotonik Berikut Ini
Efek samping minuman isotonik jika dikonsumsi setiap hari
Minuman isotonik memang lebih banyak mengandung zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Salah satunya seperti kandungan kafein, taurin, guarana, keratin, dan zat adiktif lainnya yang bermanfaat untuk menstimulasi kerja tubuh.
Apabila dikonsumsi setiap hari tentu akan menimbulkan dampak buruk bagi tubuh seperti:
Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tertidur. Kebanyakan minuman berenergi mengganggu tidur setelah beberapa jam saat dikonsumsi. Zat utama dari sebagian besar minuman berenergi adalah kafein.
Kafein adalah stimulan yang mempercepat aliran darah ke otak, sehingga membuat kamu lebih berenergi dan waspada.
Tentu saja konsumsi minuman ini setiap hari pada titik tertentu akan membuat kamu kesulitan tidur. Jadi perlu kamu ketahui untuk tidak mengonsumsi minuman isotonik 6-7 jam sebelum tidur.
Iritasi perut
Masalah pencernaan adalah efek samping yang umum dari mengonsumsi minuman berenergi atau isotonik. Umumnya akan merasakan mual. Gejala gastrointestinal lainnya seperti muntah, diare, kembung, dan sering buang air besar.
Kandungan kafein juga memicu produksi asam klorida (HCL) di perut yang dapat menyebabkan mulas dan maag. Jika kamu menderita tukak lambung atau menderita penyakit gastroesophageal reflux, maka hindari konsumsi minuman isotonik setiap hari.
Efek kardiovaskular
Asupan minuman isotonik yang meningkat terkait dengan takikardia, yang umumnya dikenal sebagai detak jantung yang cepat. Meski para ahli mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh minuman energi dengan jumlah kafein yang tinggi dikonsumsi.
Tetapi jika seseorang sensitif terhadap kafein, bahkan dalam jumlah sedang dapat menyebabkan detak jantung yang cepat. Mencampur minuman energi ini dengan stimulan lain seperti alkohol dapat meningkatkan risiko efek samping kardiovaskular.
Setelah menenggak sekaleng minuman isotonik, kamu mungkin merasa berenergi, tetapi tidak ada gunanya bagi jantung.
Minuman ini meningkatkan detak jantung, stres, dan penelitian mengungkapkan bahwa minuman berenergi juga ditemukan dapat membuat darah sedikit lebih kental.
Untuk itu akan lebih baik untuk memahami komposisi minuman isotonik yang akan dan di konsumsi dan ketahui kondisi tubuh sebelum mengkonsumsinya ya…
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!