Share This Article
Menjalankan ibadah puasa terkadang membuat tubuh menjadi lemas. Begitu juga kegiatan donor darah saat puasa, banyak orang enggan melakukannya.
Dilansir pmi.or.id, sebenarnya melakukan donor darah itu mempunyai beberapa fungsi bagi sang pendonor.
Fungsi tersebut seperti menjaga kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu menurunkan berat badan, mendapatkan kesehatan secara psikologis, hingga dapat mendeteksi penyakit serius.
Mengapa harus donor darah?
Dengan donor darah, kamu bisa membantu orang lain yang membutuhkannya. Sebab, tidak jarang saat kondisi pasien membutuhkan darah, Palang Merah Indonesia (PMI) atau rumah sakit tidak mempunyai stok darah yang mencukupi.
PMI sendiri menargetkan 4,5 juta kantong darah untuk bisa memenuhi pasokan nasional. Itu sesuai dengan standar World Health Organization (WHO) yang menetapkan bahwa pasokan kantong darah setidaknya berjumlah 2 persen dari jumlah atau total penduduk setiap harinya.
Apakah boleh melakukan donor darah saat puasa?
Menurut penjelasan dari Dr Ameen Hussain Al Amiri di Gulf News, donor darah saat puasa tetap diperbolehkan dan waktu paling idealnya ketika waktu buka puasa.
Tetapi harus ada beberapa hal juga yang harus kamu perhatikan karena saat puasa kita tidak ada asupan makan dan minum selama belasan jam.
Memang belum ada larangan untuk melakukan donor darah saat puasa. Meskipun demikian kamu juga harus berhati-hati karena bisa berisiko seseorang lemas bahkan hingga pingsan.
Seperti kita ketahui bahwa saat berpuasa seseorang harus menahan haus dan lapar selama belasan jam. Artinya sama sekali tak ada asupan gizi yang masuk sehingga energi yang ada pada tubuh akan sedikit berkurang.
Tak hanya itu saja, banyak orang juga berpotensi dehidrasi karena kekurangan cairan dalam tubuh.
Pasalnya saat berpuasa kamu tetap menjalankan aktivitas seperti biasa sedangkan cairan yang masuk tidak ada sama sekali. Hal tersebut dapat mengganggu sirkulasi darah.
Tips aman donor darah saat puasa
Ketika kamu ingin donor darah saat puasa, utamanya pastikan kamu memiliki tubuh yang sehat, ya. Hal itu penting diperhatikan karena unsur penting pada tubuh kamu akan ‘diambil’ alias darah.
Cukup lakukan hal sederhana, ketika sahur kamu sebagai pendonor harus memiliki asupan makan dan minuman yang cukup serta sehat. Salah satunya asupan yang banyak mengandung zat besi.
Menu sehat lainnya yang bisa kamu santap saat sahur ketika ingin donor darah saat puasa seperti daging merah, ayam, ikan, kacang dan biji-bijian serta produk susu.
Selain itu konsumsi banyak air putih juga sangat disarankan untuk menghindari terjadinya dehidrasi ketika ingin donor darah saat puasa.
Tak hanya sekadar asupan makan dan minum, kamu juga harus pastikan sudah beristirahat dengan cukup sebelumnya serta tidak dalam keadaan sakit. Pastikan kamu sudah masuk dalam kriteria standar kesehatan.
Pilihlah waktu pagi hari ketika tubuh masih bugar atau menjelang buka puasa. Hal tersebut demi menghindari hal-hal berisiko seperti pingsan ketika donor darah saat puasa.
Syarat donor darah saat puasa
Banyak orang yang bersedia untuk donor darah, tapi ternyata tidak semuanya bisa melakukannya. Sebelum donor darah, perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dulu untuk memastikan keamanan darah bagi penerima dan pendonor agar tetap sehat setelah proses donor.
Perlu kamu ketahui, badan atau instansi yang berwenang menyelenggarakan dan mengelola stok darah di Indonesia adalah PMI. Maka, persyarakatan untuk donor darah juga ditetapkan oleh PMI, yaitu:
- Sehat jasmani dan rohani
- Berusia 17 hingga 60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi pendonor bila mendapatkan izin tertulis dari orang tua)
- Berat badan minimal 45 kg
- Temperatur atau suhu tubuh 36,6 – 37,5 derajat Celcius
- Tekanan darah baik, yaitu sistole 110-160 mmHg, diastole 70-100 mmHg
- Denyut nadi teratur, berada pada rentang 50-100 kali/menit
- Memiliki hemoglobin minimal 12 gram untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki adalah 12,5 gram
Nah, semua syarat donor di atas adalah syarat untuk pemeriksaan awal. Kamu akan menjalani pemeriksaan lanjutan yaitu tes fisik dan golongan darah. Kemudian, petugas akan menilai apakah kamu bisa melakukan donor darah atau tidak.
Meski memenuhi persyaratan, kamu tidak bisa donor darah setiap saat. Setiap orang hanya bisa melakukan lima kali donor darah dengan jarak waktu sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
Orang yang tidak boleh mendonorkan darah
Ada beberapa kelompok orang yang tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya karena kondisi tertentu yang bisa membahayakan diri sendiri atau juga yang menerima donor, seperti:
- Tidak mendapatkan izin dari dokter karena alasan kondisi kesehatan
- Menderita kencing manis atau diabetes mellitus
- Memiliki penyakit paru-paru dan gangguan jantung
- Mengidap kanker
- Menderita epilepsi dan sering kejang
- Memiliki perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya
- Mengidap sifilis
- Penderita dan pernah menderita hepatitis B atau C
- Kecanduan alkohol
- Mengidap atau berisiko tinggi HIV/AIDS
- Memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Ketergantungan narkoba
Selain itu, ada juga beberapa keadaan yang mengharuskan seseorang menunda mendonorkan darahnya, yaitu:
- Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu
- Dalam jangka waktu 6 bulan setelah melakukan tato dan tindik telinga
- Dalam jangka waktu 72 jam setelah operasi gigi
- Sedang hamil atau menyusui
- Dalam jangka waktu 6 bulan setelah operasi kecil
- Disuntik vaksin polio, influenza, difteri, tetanus dalam jangka waktu 24 jam sebelumnya
Banyak yang mengatakan bahwa wanita yang sedang menstruasi tidak bisa melakukan donor darah. Namun, sebenarnya donor darah masih bisa dilakukan jika tidak merasa sakit dan memenuhi standar hemoglobin yang dianggap aman.
Donor darah saat pandemi, aman atau tidak?
Saat pandemi, kekhawatiran terhadap hal-hal yang berkaitan tentang kesehatan pasti bertambah, termasuk soal donor darah. Sebenarnya, bolehkah donor darah di kala pandemi?
Menurut WHO, sampai saat ini, belum ada laporan penularan virus pernapasan melalui darah atau komponennya. Oleh karena itu, penularan COVID-19 dari darah atau komponen darah masih bersifat teoritis dan kemungkinan berskala minimal.
Karena belum ada bukti medis, maka dari itu diperlukan langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko penularan. Mulai dari edukasi kepada calon pendonor, karantina komponen darah, dan lain sebagainya.
Rutin donor darah membuat tubuh menjadi lebih sehat
Donor darah memang sebaiknya rutin kamu lakukan tujuannya agar dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Selain itu donor darah diketahui dapat membantu menurunkan kekentalan darah.
Semakin kental darah yang mengalir di dalam tubuh kamu, akan membuat semakin tinggi terjadinya gesekan antara darah dan pembuluh darah.
Gesekan yang terjadi itu sebenarnya dapat merusak sel-sel dinding pembuluh darah. Sangat berisiko terjadinya sumbatan di pembuluh darah.
Manfaat lainnya ketika kamu rutin melakukan donor darah dapat menurunkan kolestrol, risiko kanker, berat badan, dan masih banyak lagi.
Donor darah bisa membuat perasaan lebih bahagia
Tanpa kamu sadari ketika mendonorkan darah perasaan kamu akan jauh lebih bahagia. Pasalnya kamu akan merasa dapat menolong sesama dengan tubuh sendiri.
Ketika kamu melakukan donor darah secara rutin maksimal 5 kali dalam 2 tahun itu sama saja kamu menolong beberapa nyawa sekaligus.
Sebelum melakukan donor darah, sebaiknya tidur cukup dan ada baiknya menghindari donor darah saat haid. Kamu dapat mengkonsultasikan terlebih dahulu kondisi ini kepada petugas Palang Merah Indonesia (PMI) sebelum memulai donor darah.
Setelah membaca beberapa penjelasan di atas semoga dapat memotivasi kamu tetap melakukan donor darah saat puasa, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!