Share This Article
Sebagian orang percaya bahwa selama berpuasa, tubuh akan rentan terhadap sejumlah infeksi, termasuk COVID-19. Puasa dianggap bisa menurunkan daya tahan tubuh karena tidak adanya asupan makanan selama berjam-jam.
Lantas, benarkah orang yang berpuasa mengalami penurunan kekebalan hingga berisiko untuk terpapar virus Corona? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Penurunan kadar nutrisi saat berpuasa
Selama berpuasa, kamu tidak mendapat asupan makanan dan minuman sekitar 13 jam. Akibatnya, tubuh bisa mengalami penurunan kadar beberapa nutrisi penting. Ini tentu berbeda dengan kondisi di luar Ramadan, di mana kamu bisa setiap saat mengonsumsi makanan.
Menurut sebuah penelitian yang terbit di Journal of Nutrition Fasting and Health, orang yang sedang berpuasa memang sangat rentan mengalami penurunan kadar banyak nutrisi. Bahkan, penurunan itu bisa dibilang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelum Ramadan.
Nutrisi yang dimaksud adalah berbagai vitamin, protein, serat, kalsium, magnesium, fosfor, zat besi, kalium, dan lain sebagainya. Tapi, bagi orang yang sehat, hal itu tidak akan menjadi masalah. Sebab, setelah berbuka, kamu bisa mendapatkan kembali nutrisi yang telah hilang.
Penurunan nutrisi tersebut yang menjadi kekhawatiran beberapa kalangan terhadap kekuatan atau daya tahan tubuh. Orang dengan sistem imun rendah sangat rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk COVID-19.
Benarkah puasa bisa tingkatkan risiko terkena COVID-19?
Jawaban singkatnya adalah tidak. Puasa tidak meningkatkan risiko seseorang untuk terkena COVID-19. Bahkan, menurut World Health Organization (WHO), belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa puasa dapat membuat seseorang rentan terpapar virus Corona.
Selama orang itu masih sehat, berpuasa adalah sesuatu yang tidak berbahaya, justru dapat memberi manfaat yang baik untuk tubuh. Puasa yang dimaksud di sini bukan hanya di saat bulan Ramadan, tapi pembatasan pola makan pada umumnya.
Jadi, selama tubuhmu masih bugar dan sehat, tak perlu khawatir untuk berpuasa. Meski begitu, kamu masih tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Baca juga: 5 Tips agar Tubuh Tetap Bertenaga meski Sedang Berpuasa Ramadan
Puasa bisa lindungi tubuh dari infeksi
Percaya atau tidak, ternyata berpuasa justru dapat melindungi tubuhmu dari risiko infeksi, lho. Penelitian yang terbit baru-baru ini menyebutkan, berpuasa Ramadan dapat mengubah beberapa mekanisme di dalam tubuh yang bisa meningkatkan imunitas.
Kesimpulan tersebut mematahkan argumen sebelumnya yang menyebutkan bahwa puasa dapat menurunkan sistem imun. Berpuasa minimal tiga hari dapat mengoptimalkan tubuh dalam produksi sel darah putih baru, yang juga berfungsi meremajakan sistem kekebalan.
Pola makan yang terbatas saat puasa memaksa tubuh untuk menggunakan simpanan lemak dan glukosa. Hal tersebut memacu pemecahan sel darah. Sel kemudian melakukan regenerasi hingga mampu mencapai kekuatan terbaiknya.
Sistem imun sendiri adalah komponen yang terdiri dari banyak molekul dan sel. Sel darah putih adalah salah satu bagian pembentuknya. Jika sel darah putih bekerja dengan baik, maka sistem imun juga lebih efektif dalam menjalankan tugasnya untuk melindungi tubuh.
Bagaimana sistem imun bekerja melawan infeksi?
Tubuh manusia secara alami mempunyai dua jenis sistem imun, yaitu sistem kekebalan bawaan dan sistem kekebalan adaptif. Keduanya saling bekerja sama setiap kali ada patogen, kuman, dan zat berbahaya yang masuk.
Sistem kekebalan bawaan bertugas memberi pertahanan dan melakukan perlawanan terhadap kuman dan zat berbahaya tersebut, termasuk yang berhasil menembus kulit atau sistem pencernaan.
Sedangkan sistem kekebalan adaptif, bertugas membuat antibodi yang sering dikenal dengan istilah ‘respons imun’. Sistem kekebalan adaptif terus beradaptasi, mempelajari struktur dari bakteri atau virus yang bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Potensi penyebaran virus Corona di bulan Ramadan
Meski puasa terbukti bisa meningkatkan sistem imun, penyebaran virus Corona masih berpotensi terjadi di tengah bulan Ramadan. Bahkan, risiko penyebarannya mungkin bisa lebih tinggi dari hari-hari selain Ramadan.
Penyebaran tersebut bukan dari aktivitas puasa, tapi melalui kegiatan yang melibatkan banyak orang. Sebisa mungkin, hindari aktivitas yang berpotensi menciptakan kerumunan.
Dalam panduan yang dibuat, WHO memberikan rekomendasi untuk penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan banyak orang di bulan Ramadan. Pertimbangkan untuk mengadakan acara jamuan buka bersama di luar ruangan (outdoor).
Jika tak memungkinkan, pastikan tempat atau ruangan punya cukup ventilasi. Persingkat durasi acara dan tetap jaga jarak antarpeserta.
Nah, itulah ulasan tentang puasa dan risiko infeksi virus Corona yang perlu kamu tahu. Agar tetap aman dalam berpuasa dan terhindar dari COVID-19, pastikan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di mana pun kamu berada, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!