Share This Article
Kamu bingung kenapa berat badan naik saat puasa? Tak sedikit orang yang menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum menerapkan diet untuk menurunkan berat badan. Banyak yang mengira bahwa dengan berpuasa, maka berat badan otomatis akan menurun dengan sendirinya.
Padahal, pola makan yang berubah justru dapat membuatmu makin gemuk, lho. Kok bisa? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca juga: Buka Puasa dengan Makanan Pedas, Apa Efeknya?
Faktor pemicu kenaikan berat badan saat puasa
Ada banyak hal yang bisa membuatmu mengalami kenaikan berat badan meski sedang berpuasa di bulan Ramadan. Semuanya memang masih berhubungan dengan asupan dan pola makanmu, di antaranya:
1. Makan terlalu banyak
Puasa memang mengharuskanmu tidak makan dan minum selama kurang lebih 13 jam dalam sehari. Namun, porsi makanan saat sahur dan berbuka bisa menjadi alasan kenapa berat badan main naik.
Menurut penjelasan Whitney English Tabaie, ahli gizi bersertifikat, kenaikan berat badan berkaitan erat dengan asupan kalori. Meski ada kalori yang dibatasi selama berjam-jam, tapi asupannya bisa jadi lebih banyak di lain waktu, dalam hal ini adalah ketika sahur dan berbuka.
Potensi mengalami kenaikan berat badan bisa meningkat jika kamu makan hingga kenyang sampai perut terasa tidak nyaman atau bahkan sakit. Ya, kamu terlalu banyak makan dan ada banyak kalori yang masuk ke dalam tubuh!
2. Terlalu banyak gula
Berbuka puasa dengan yang manis-manis memang terasa nikmat. Minuman manis sebenarnya bisa meningkatkan kembali kadar gula darah yang menurun setelah berpuasa. Ini yang membuatmu kembali berenergi sesudah tak makan dan minum selama sekitar 13 jam.
Tapi, asupan gula yang terlalu banyak juga bisa menimbulkan dampak tak baik, lho. Gula cenderung tinggi kalori, bisa memengaruhi insulin.
Sebuah publikasi di Perpustakan Kedokteran Amerika Serikat memaparkan, kadar insulin yang terlalu tinggi bisa memaksa tubuh untuk lebih banyak menyimpan lemak. Akibatnya, kenaikan berat badan tak bisa dihindari.
Dalam aspek kognitif, peningkatan insulin juga bisa memblokir pelepasan hormon leptin yang berfungsi mengirim sinyal bahwa kamu sudah kenyang. Jika ‘pesan’ itu tak tersampaikan, maka otak akan terus menganggap dirimu masih perlu untuk terus makan.
Gula tidak hanya ditemukan pada minuman manis, tapi juga makanan seperti nasi, pasta, roti, dan menu lainnya yang mengandung karbohidrat. Agar tetap aman, pilih karbohidrat kompleks yang lebih aman, misalnya kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan.
3. Kurang asupan protein
Protein adalah zat gizi yang seharusnya ada dalam setiap menu sahurmu. Jika tidak, ada kemungkinan kamu akan merasakan dampak buruknya secara tidak langsung, yaitu kenaikan berat badan. Mengapa demikian?
Dikutip dari laman Harvard Medical School, jika dibandingkan dengan karbohidrat, protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh. Efeknya, kamu tidak cepat merasakan lapar saat puasa. Semakin banyak protein yang dikonsumsi, efeknya juga bisa bertahan lebih lama.
Sebaliknya, jika sudah merasa sangat lapar, ini akan mendorongmu makan lebih banyak saat waktu berbuka tiba. Tentunya, asupan kalori yang banyak bisa meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Jadi, jangan lupakan protein dalam piring sahurmu, ya. Protein sendiri merupakan nutrisi yang mudah ditemukan di banyak makanan, salah satunya tempe.
Baca juga: 10 Makanan Penambah Energi saat Puasa, Cocok Dijadikan Menu Sahur
4. Minum kopi
Kenaikan berat badan adalah dampak tidak langsung dari minum kopi. Seperti diketahui, kafein dalam kopi merupakan stimulan yang bekerja memblokir hormon pemicu kantuk. Tentu saja, ini bisa bikin kamu terjaga tanpa tidur.
Namun, kondisi inilah yang sebenarnya berpeluang meningkatkan berat badan. Orang yang gemar begadang atau tidak memiliki kualitas tidur yang baik sangat rentan dengan risiko obesitas.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa berat badan naik saat puasa di bulan Ramadan. Tetap perhatikan asupan makanan saat sahur dan berbuka, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.