Share This Article
Banyak yang terjadi di dalam tubuh saat kamu berpuasa. Tiap jam di waktu puasa memiliki pengaruh masing-masing terhadap kondisi tubuh.
Puasa merupakan satu kewajiban yang dijalani oleh umat muslim di bulan Ramadan. Kegiatan ini pun memberikan banyak dampak pada tubuh. Apa saja?
Apa yang terjadi pada tubuh saat berpuasa?
Saat ini, metode diet juga ada yang menerapkan puasa sebagai salah satu cara membuat tubuh sehat. Apapun alasan kamu berpuasa, berikut ini adalah tahapan yang terjadi pada tubuh:
Masa 0-3 jam pertama
Di jam-jam pertama setelah kamu makan sahur, tubuh akan mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan yang masuk.
Di periode ini, level gula darah akan meningkat dan jumlah insulin yang sangat besar disekresi oleh tubuh. Insulin sendiri merupakan hormon yang bertanggungjawab untuk mengedarkan gula dari aliran darah menuju tiap sel dalam tubuh.
Level hormon lain seperti leptin dan ghrelin juga akan berubah. Ghrelin merupakan hormon yang menstimulasi rasa lapar dan level-nya akan menurun setelah kamu makan.
Sementra leptin merupakan hormon yang menekan rasa lapar akan menurun setelah makan.
3-4 jam setelah makan sahur
Sekitar waktu 3-4 jam setelah makan sahur, tubuh akan bertransisi ke masa awal puasa dan akan bertahan sampai sekitar 18 jam setelah makan.
Di fase ini, level gula darah dan insulin akan mulai menurun. Efeknya tubuh mulai mengubah glikogen menjadi glukosa atau gula untuk digunakan sebagai energi.
Pada akhir fase ini, tubuh akan mulai kehabisan cadangan glikogen di hati dan mulai mencari energi alternatif lainnya.
Itu sebabnya trigliserida dari sel lemak akan dipecahkan sebagai salah satu alternatif energi. Tubuh juga akan mengubah asam amino menjadi energi.
18 jam hingga 2 hari berpuasa
Dalam puasa yang memakan waktu lebih dari 18 jam, terdapat beberapa proses yang terjadi di dalam tubuh. Ini biasanya didapat pada metode puasa sebagai diet.
Pada proses ini, simpanan glikogen di hati akan mulai terkuras. Tubuh akan mulai memecahkan simpanan protein dan lemak sebagai energi.
Karena lemak terkonversi menjadi energi, maka produksi keton juga akan meningkat. Penggunaan lemak menjadi sumber energi utama ini membuat tubuh disebut masuk ke dalam fase metabolik ketosis.
Beberapa tanda umum fase ketosis ini adalah penurunan nafsu makan dan berat badan, letih, napas yang berbau tidak sedap atau berbau buah dan peningkatan level keton di darah, napas dan urine.
Puasa jangka panjang
Puasa jangka panjang biasanya dihitung sekitar 48 jam setelah terakhir kali kamu makan. Fase ini dinamakan tahap kelaparan.
Pada puasa jangka panjang, level insulin akan terus menurun dan level beta-hydroxybutyrate (BHB), salah satu jenis keton, akan terus meningkat.
Di tahap ini ginjal akan terus menghasilkan gula melalui proses yang disebut dengan gluconeogenesis, yang menjadi sumber utama energi bagi otak.
Pemecahan branched-chain amino acid (BCAA) yang merupakan tiga asam amino esensial juga menurun. Hal ini terjadi demi mempertahankan jaringan otot di dalam tubuh.
Efek puasa pada tubuh
Salah satu efek puasa yang sudah terbukti adalah penurunan berat badan. Hal ini disebutkan oleh penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition, Metabolism, and Cardiovascular Disease. Meskipun demikian, peneliti menekankan bahwa hasilnya akan berbeda-beda pada tiap orang.
Dikutip dari Medical News Today, beberapa program diet yang sudah terkenal memasukkan kewajiban puasa dalam periode 12 jam atau 16 jam, bahkan ada pula yang merekomendasikan puasa 24 jam.
Selain menurunkan berat badan, puasa pun memberikan manfaat kesehatan lain seperti yang tercantum di dalam penelitian di jurnal Circulation yang menyebut salah satu manfaatnya adalah peningkatan kesehatan kardiovaskular.
Demikianlah berbagai hal yang terjadi di dalam tubuh saat kamu berpuasa. Selalu jaga kesehatan di bulan puasa ini, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.