Share This Article
Selain menahan lapar dan haus, umat Islam juga tidak diperbolehkan merokok saat puasa. Bahkan, di luar puasa pun, merokok dianggap makruh (perbuatan yang sebaiknya tidak dilakukan).
Tapi hal ini menjadi sulit dihindari oleh sebagian orang yang sudah memiliki kebiasaan merokok. Ada kalanya, mereka mengawali kegiatan buka puasa dengan merokok.
Padahal sudah menjadi pengetahuan umum bahwa merokok punya dampak mematikan bagi tubuh. Lantas, mengapa merokok saat buka puasa tidak diperbolehkan? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Apa itu rokok?
Dilansir dari Cancer.gov, rokok adalah produk tembakau berbentuk tabung yang terbuat dari daun tembakau yang dipotong halus dan diawetkan lalu dibungkus dengan kertas tipis.
Ini mungkin juga memiliki bahan lain, termasuk zat untuk menambah rasa yang berbeda.
Sebatang rokok dinyalakan di salah satu ujungnya dan dihisap, dan asapnya biasanya dihirup ke dalam paru-paru. Rokok mengandung nikotin dan banyak bahan kimia penyebab kanker yang berbahaya bagi perokok maupun bukan perokok.
Mengapa merokok berbahaya bagi kesehatan?
Dilansir dari Medical News Today, kandungan tembakau di dalamnya punya zat beracun yang memengaruhi kesehatan. Dua dari racun tersebut adalah:
- Karbon monoksida. Asap knalpot mobil juga menghasilkan zat ini, dan berakibat fatal dalam dosis besar. Ini menggantikan oksigen dalam darah dan membuat organ-organ oksigen kelaparan, menghentikannya berfungsi dengan benar.
- Ter. Ini adalah zat lengket berwarna coklat yang melapisi paru-paru dan memengaruhi pernapasan.
Orang dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan penyakit yang berhubungan dengan merokok dengan berhenti merokok.
Gangguan kesehatan akibat rokok
Apapun cara kamu menghisapnya, rokok tetaplah berbahaya bagi kesehatan. Tidak ada zat yang aman dalam produk tembakau apa pun, dari aseton, tar hingga nikotin dan karbon monoksida.
Merokok dapat menyebabkan berbagai komplikasi serta efek jangka panjang pada sistem tubuh. Meskipun ini biasanya baru terlihat setelah beberapa tahun, tapi ada sebagian efek yang juga langsung terlihat.
Pelajari lebih lanjut tentang efek keseluruhan dari merokok pada tubuh di bawah ini.
1. Sistem syaraf pusat
Salah satu bahan dalam tembakau adalah obat pengubah mood yang disebut nikotin. Nikotin mencapai otak hanya dalam hitungan detik dan membuat kamu merasa lebih berenergi untuk sementara waktu.
Tetapi saat efek itu memudar, seketika kamu akan merasa lelah dan mendambakan lebih banyak nikotin. Nikotin sangat membentuk kebiasaan, itulah sebabnya orang sulit berhenti merokok.
Berhenti secara fisik dari nikotin dapat merusak fungsi kognitif dan membuat kamu merasa cemas, jengkel, bahkan depresi.
2. Sistem pernapasan
Saat menghirup asap rokok, kamu telah menghirup zat yang dapat merusak paru-paru. Seiring waktu, kerusakan ini menimbulkan berbagai masalah, seperti peningkatan infeksi.
Orang yang merokok berisiko lebih tinggi mengalami kondisi paru-paru kronis yang tidak dapat disembuhkan seperti:
- Emfisema, kerusakan kantung udara di paru-paru
- Bronkitis kronis, peradangan permanen yang memengaruhi lapisan saluran pernapasan paru-paru
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sekelompok penyakit paru-paru
- Kanker paru-paru.
Menghentikan penggunaan produk tembakau dapat menyebabkan sesak sementara dan ketidaknyamanan pernapasan. Ini adalah pertanda bagus karena produksi lendir yang meningkat tepat setelah berhenti merokok menunjukkan bahwa paru-paru dan saluran udara mulai pulih.
3. Sistem kardiovaskular
Nikotin menyebabkan pembuluh darah mengencang, yang membatasi aliran darah. Seiring berjalannya waktu, penyempitan yang terus berlanjut, bersamaan dengan kerusakan pembuluh darah, dapat menyebabkan penyakit arteri perifer.
Merokok juga meningkatkan tekanan darah, melemahkan dinding pembuluh darah, dan meningkatkan pembekuan darah. Bersama-sama, ini meningkatkan risiko stroke.
Kamu juga berisiko lebih tinggi untuk memperburuk penyakit jantung jika pernah menjalani operasi bypass jantung, serangan jantung, atau pemasangan stent di pembuluh darah.
Merokok tidak hanya memengaruhi kesehatan kardiovaskular, tetapi juga kesehatan orang-orang di sekitar kamu yang tidak merokok. Terpapar asap rokok orang lain memiliki risiko terkena stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung.
4. Sistem integral (kulit, rambut, dan kuku)
Tanda-tanda merokok yang lebih jelas melibatkan perubahan kulit. Zat dalam asap tembakau justru mengubah struktur kulit. Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa merokok secara dramatis meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa (kanker kulit).
Kuku tangan dan kaki juga tidak kebal dari efek merokok. Merokok meningkatkan kemungkinan infeksi jamur kuku.
Rambut juga dipengaruhi oleh nikotin. Sebuah studi yang lebih tua menemukan itu meningkatkan rambut rontok, botak, dan beruban.
5. Sistem pencernaan
Merokok meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, laring, dan kerongkongan. Perokok juga memiliki tingkat kanker pankreas yang lebih tinggi. Bahkan orang yang “merokok tetapi tidak menghirup” menghadapi peningkatan risiko kanker mulut.
Merokok juga memengaruhi insulin, membuatnya lebih mungkin mengembangkan resistensi insulin. Hal itu menempatkan kamu pada peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan komplikasinya, yang cenderung berkembang lebih cepat daripada orang yang tidak merokok.
6. Seksualitas dan sistem reproduksi
Nikotin memengaruhi aliran darah ke area genital pria dan wanita. Bagi pria, hal ini bisa menurunkan performa seksual. Bagi wanita, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan seksual dengan berkurangnya lubrikasi dan kemampuan mencapai orgasme.
Merokok juga dapat menurunkan kadar hormon seks baik pada pria maupun wanita. Hal ini kemungkinan dapat menyebabkan gairah seksual menurun.
Bolehkah merokok pada saat berbuka puasa?
Pada dasarnya jika dalam mode kehidupan normal saja merokok sudah sering dikatakan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Maka apalagi jika hal ini dilakukan di saat kamu menahan lapar dan haus karena berpuasa.
Jadi sebaiknya hindari berbuka puasa dengan merokok karena ini memiliki dampak merugikan bagi tubuhmu. Berikut penjelasan lebih rincinya:
Apa yang terjadi pada tubuh saat berpuasa?
Dokter dan ahli gizi sering memperingatkan bahwa melewatkan makan dapat mendorong tubuh ke dalam “mode kelaparan”. Puasa sendiri adalah salah satu kegiatan yang bersifat seperti itu.
Selama periode puasa, kamu mengalihkan sumber bahan bakar dari makanan telah dicerna ke simpanan glikogen dan lemak.
Alih-alih bergantung pada sumber makanan eksternal, begitu kita kekurangan energi karena tidak ada karbohidrat yang masuk, tubuh dapat mengakses dan memanfaatkan pasokan lemak internal tersebut.
Awalnya, hal ini akan meningkatkan tingkat spesies oksigen reaktif (ROS) sebagai respons akut terhadap stres yang disebabkan oleh puasa. Namun seiring waktu, saat kamu beralih dari pembakaran glukosa ke pembakaran keton, tubuh juga mulai beradaptasi.
Bahkan selanjutnya tubuh akan berfungsi normal kembali dengan melakukan proses apoptosis. Ini adalah aktivitas di mana sel-sel lama dibunuh dan dibuang dan sel-sel baru berkembang.
Berbuka puasa dengan merokok, apa efeknya?
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi alasan mengapa berbuka puasa dengan merokok tidak direkomendasikan.
1. Meningkatkan radikal bebas
Dilansir dari The Jakarta Post, Dr. Saptawati Bardosono, MSc, spesialis gizi klinis dan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa rokok mengandung zat aktif yang berkontribusi menggandakan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
Padahal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selama puasa tubuh mengalami respons akut terhadap stres yang menyebabkan produksi radikal bebas menjadi sangat tinggi.
Jadi bisa dikatakan bahwa berbuka puasa dengan merokok, hanya akan melipatgandakan jumlah radikal di dalam tubuh dan ini bukanlah hal yang baik untuk kesehatan.
2. Menyebabkan kontraksi pembuluh darah
Pada saat berbuka puasa, tubuh juga lebih membutuhkan lebih banyak cairan, glukosa, dan oksigen. Sementara aktivitas merokok, justru dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah dan mencegah aliran oksigen yang dibutuhkan.
3. Menurunkan nafsu makan
Tak hanya itu, merokok juga bisa bisa menurunkan nafsu makan, yang membuat orang jadi berbuka dengan porsi makanan lebih sedikit. Jika hal ini menjadi kebiasaan, dikhawatirkan kamu tidak bisa memenuhi kekurangan asupan nutrisi yang terjadi selama berpuasa.
4. Menyebabkan resistensi insulin
Tapi merokok adalah penyebab resistensi insulin. Ini dapat memengaruhi kemampuan sel untuk menggunakan insulin. Dilansir dari Intermittent dieter, studi menunjukkan bahwa pasien diabetes yang juga merokok membutuhkan lebih banyak insulin untuk mengatur gula darahnya.
Dalam jangka panjang, hal ini akan menghasilkan gula darah yang lebih tinggi, yang menyebabkan penyakit jantung dan kerusakan pada ginjal, saraf, dan mata.
Jadikan Ramadan momen untuk berhenti merokok
Asap rokok mengandung setidaknya 4.000 bahan kimia. Sekitar 40 dari kandungan tersebut bersifat karsinogenik (zat penyebab kanker) dan bahan beracun.
Direktur Pusat Kerja Sama World Health Organization (WHO) dr. Fareed Aslam Minhas mengatakan puasa adalah waktu terbaik bagi seseorang untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Menurutnya, 70 persen dari perokok sebenarnya memiiki keinginan untuk berhenti, namun tidak dapat melakukannya akibat kecanduan terhadap nikotin.
Oleh sebab itu, periode puasa selama bulan Ramadan adalah kesempatan untuk berhenti dari kebiasaan merokok serta mulai terapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Ganti kebiasaan merokok dengan olahraga
Berolahraga dan minum air putih secukupnya setelah berbuka puasa adalah langkah yang patut dilakukan untuk mengurangi keinginan merokok. Selain itu, hindari tempat-tempat seperti kafe atau kawasan perokok juga perlu dilakukan.
Terhirup asap rokok secara berlebihan dapat menyebabkan kanker paru, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan.
Kanker paru-paru kerap dikaitkan dengan kebiasaan merokok, karena kehadiran karbonmonoksida dan tar yang merupakan penyebab utama berbagai jenis kanker. Asap rokok sendiri mengandung lebih dari 45 bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kanker.
Merokok saat berbuka atau perut belum terisi sangat tidak dianjurkan, sebab rokok mengandung zat aktif yang berkontribusi dalam penggandaan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
Tips berhenti merokok di bulan Ramadan
Tak hanya berbahaya bagi diri sendiri, merokok juga sangat membahayakan orang di sekitar. Oleh sebab itu, gunakanlah momen bulan puasa ini sebagai solusi untuk berhenti dari kebiasaan merokok.
Jika hari ini kamu masih merokok, cobalah untuk mengurangi jumlah rokok yang kamu hisap. Misalnya hari pertama 10 batang, lalu selang 1 atau 2 hari turun jadi 8 batang dan seterusnya.
Pola pengurangan rokok dan target tanggal berhenti menjadi nol sudah harus ditetapkan sejak dini dan tidak lupa untuk memberitahukan kepada keluarga atau kerabat agar membantu mengingatkan.
Kamu juga bisa menunda waktu merokok selama beberapa jam setelah berbuka puasa. Misalnya, pada hari permulaan rokok pertama dihisap 1 jam setelah buka puasa dan seterusnya sampai benar-benar berhasil berhenti.
Jika dilakukan secara konsisten, maka peluangmu berhenti melakukan kebiasaan buruk ini juga akan semakin besar.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!