Share This Article
Sesuai dengan namanya, pemeriksaan pranikah adalah serangkaian tes kesehatan yang dilakukan sebelum menikah. Tujuannya, untuk mengetahui kondisi kesehatan calon istri maupun calon suami.
Pemeriksaan ini melibatkan banyak tes pada tubuh, sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Apa saja pemeriksaan yang harus dilakukan? Serta, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Fantasi Seksual Suami Istri, Bikin Hubungan Makin Romantis
Pentingnya pemeriksaan kesehatan pranikah
Pada dasarnya, pemeriksaan kesehatan pranikah tak jauh berbeda dengan medical check up biasa. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Meski tak wajib, pemeriksaan pranikah bisa membuatmu lebih mengenal keadaan calon pasangan.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dari pemeriksaan ini, yaitu:
- Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing, baik calon istri maupun calon suami.
- Mencegah berbagai penyakit yang berisiko terjadi pada bayi, seperti diabetes, talasemia, dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor keturunan lainnya.
- Mendeteksi ada atau tidaknya penyakit menular yang bisa membahayakan calon pasangan.
Kapan pemeriksaan dilakukan?
Pada dasarnya, tidak ada patokan khusus tentang waktu pemeriksaan pranikah. Hanya saja, menurut saran dari Kementerian Kesehatan, ada baiknya kamu melakukan pemeriksaan tersebut 3 hingga 6 bulan sebelum pernikahan dilaksanakan.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat gangguan kesehatan yang harus disembuhkan, masih ada waktu beberapa bulan untuk mengobatinya sebelum pernikahan berlangsung.
Sedangkan untuk tempatnya, kamu bisa memilih melakukan di rumah sakit yang diinginkan. Saat ini, sebagian besar rumah sakit telah memiliki layanan tersebut.
Jenis-jenis pemeriksaan pranikah
Sama seperti medical check up, pemeriksaan pranikah juga melibatkan rangkaian tes yang panjang, di antaranya adalah:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah biasanya dilakukan paling pertama. Tes ini mencakup pemeriksaan leukosit (sel darah putih), eritrosit (sel darah merah), hemoglobin (protein dalam darah), trombosit (keping darah), hematokrit (volume darah), hingga laju endap darah.
Pada calon mempelai wanita, pemeriksaan tersebut sangat penting. Sebab, kadar hemoglobin bisa membantu mendeteksi adanya talasemia, yaitu kelainan darah yang bisa diturunkan ke bayi.
2. Tes golongan darah dan rhesus
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kecocokan antara rhesus darah kedua calon pengantin. Ini menjadi penting, karena ketidaksamaan rhesus darah pada calon suami atau istri berisiko menimbulkan dampak yang fatal bagi anak.
3. Tes hepatitis B
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan penularan hepatitis B di dalam tubuh. Penyakit ini sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan kematian. Penularannya pun terbilang cukup mudah, bisa melalui hubungan seks.
Jika tak dideteksi sampai hamil, bayi sangat berisiko untuk lahir dalam kondisi cacat fisik atau bahkan meninggal.
Baca juga: Patut Diwaspadai, Ketahui Berbagai Penyebab Hepatitis Berikut Ini
4. Tes TORCH
Mengutip dari Kemenkes RI, TORCH adalah jenis penyakit yang ditimbulkan oleh toksoplasma, rubella, dan herpes. Penularannya bisa melalui konsumsi makanan mentah atau kontak dengan kotoran hewan peliharaan.
Kondisi tersebut sangat berbahaya untuk ibu hamil, karena bisa menyebabkan keguguran dan persalinan prematur.
5. Pemeriksaan HIV/AIDS
Kemenkes RI telah mewajibkan tes HIV/AIDS kepada setiap pasangan yang hendak menikah. Ini karena HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang sangat mematikan. Selain lewat kontak seksual, penularannya juga bisa terjadi dari ibu ke anak.
6. Tes gula darah
Dengan melakukan tes gula darah, kamu tidak hanya bisa mendeteksi adanya penyakit diabetes, tapi juga meminimalkan terjadinya komplikasi yang ditimbulkan. Komplikasi tersebut bisa berupa stroke, penyakit jantung, hingga gagal ginjal.
Pada ibu hamil, kondisinya bisa lebih berbahaya. Wanita hamil yang mengidap diabetes sejak lama berisiko untuk mengalami keguguran dan persalinan prematur.
7. Tes urine
Pemeriksaan kesehatan pranikah selanjutnya adalah tes urine. Tes ini bisa mendeteksi adanya sejumlah penyakit sistematik, yaitu gangguan kesehatan yang dipengaruhi oleh metabolisme tubuh. Penilaian tes ini meliputi warna, bau, hingga kadar urine yang dikeluarkan.
8. Pemeriksaan organ reproduksi
Pemeriksaan organ reproduksi adalah salah satu rangkaian terpenting dalam tes kesehatan pranikah. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesuburan dari masing-masing calon mempelai.
Pemeriksaan tersebut bisa mendeteksi kemungkinan adanya gangguan reproduksi yang dapat mengganggu proses pembuahan dan kehamilan.
Nah, itulah delapan pemeriksaan yang bisa kamu lakukan bersama pasangan sebelum melaksanakan pernikahan. Dengan mengetahui kondisi kesehatan masing-masing, kamu dan pasangan bisa lebih tenang dalam menjalani rumah tangga. Tetap jaga kesehatan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!