Share This Article
Selaput dara dan keperawanan adalah dua hal yang sering dikaitkan. Perlu diketahui bahwa selaput dara bisa robek bukan hanya karena hubungan seksual saja, melainkan juga beberapa aktivitas tertentu. Lantas, adakah cara mengetahui selaput dara sudah robek atau belum?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyan tersebut, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Baca juga: 4 Penyebab Selaput Dara Tak Berdarah Saat Kali Pertama Berhubungan Intim
Apa itu selaput dara?
Selaput dara (hymen) adalah jaringan tipis yang terletak pada bukaan vagina. Ada banyak miskonsepsi mengenai selaput dara di masyarakat. Banyak orang yang mengira bahwa selaput dara benar-benar menutupi lubang vagina, namun sebenarnya tidak demikian.
Melansir laman Planned Parenthood, selaput dara memiliki lubang untuk keluarnya darah menstruasi. Sebagian orang bahkan terlahir dengan jaringan selaput dara yang sangat sedikit.
Di sisi lain, tidak semua wanita memiliki selaput dara. Sebagian wanita bahkan dilahirkan tanpa memiliki jaringan tersebut.
Tipe-tipe selaput dara
Selaput dara juga memiliki beberapa bentuk atau tipe. Berikut ini adalah beberapa tipe dari selaput dara.
Imperforate hymen
Imperforate hymen adalah kondisi ketika selaput dara menutupi seluruh lubang vagina, sehingga dapat menghalangi aliran darah serta sekresi menstruasi.
Microperforate hymen
Selaput dara memiliki lubang yang sangat kecil. Darah menstruasi dapat mengalir keluar dari vagina, namun seseorang yang memiliki selaput dara tipe ini dapat mengalami kesulitan dalam menggunakan tampon.
Cribiform hymen
Selaput dara memiliki beberapa lubang yang sangat kecil. Darah menstruasi dapat mengalir keluar dari vagina, tetapi seorang wanita dengan kondisi ini tidak dapat menggunakan tampon.
Septate hymen
Septate hymen terjadi ketika selaput dara memiliki pita jaringan ekstra di bagian tengah, sehingga menyebabkan terbentuknya dua lubang vagina berukuran kecil.
Seorang wanita dengan selaput dara tipe ini memiliki aliran darah menstruasi yang teratur, tetapi mungkin kesulitan dalam menggunakan tampon.
Baca juga: Beragam Salah Kaprah Tentang Keperawanan Wanita, Termasuk Selaput Dara Robek Tanda Sudah Tak Perawan
Selaput dara dan keperawanan
Ada banyak mitos mengenai selaput dara yang tersebar di masyarakat. Salah satunya adalah, selaput dara hanya bisa robek ketika melakukan hubungan seksual.
Seorang wanita mungkin mengalami perdarahan ketika melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya, namun sebagian lainnya tidak dan keduanya merupakan hal yang normal. Demikian seperti dikutip dari NHS.
Perlu diketahui bahwa selaput dara juga bisa meregang atau robek akibat beberapa aktivitas tertentu, seperti:
- Berkuda
- Gymnastic
- Bersepeda
- Menggunakan tampon atau menstrual cup
- Pemeriksaan panggul
Maka dari itu, tidak tepat rasanya jika selaput dara robek dikaitkan dengan keperawanan.
Ciri-ciri selaput dara robek
Selaput dara yang robek dapat memiliki beberapa ciri-ciri, seperti:
- Timbulnya bercak darah
- Rasa yang tidak nyaman atau nyeri di sekitar lubang vagina
- Selaput yang robek biasanya berukuran sekitar 1-2 cm di dalam lubang vagina
Seorang wanita mungkin saja tidak menyadari bahwa selaput daranya telah robek. Sebab, ini tidak selalu menyebabkan rasa sakit ataupun perdarahan.
Pada bayi yang baru lahir, selaput dara cenderung tebal. Namun, seiring dengan berjalannya waktu selaput dara dapat menipis dan melebar.
Adakah cara mengetahui selaput dara sudah robek?
Dilansir Healthline, akan sangat sulit untuk melihat selaput dara sendiri, sekalipun itu menggunakan bantuan cermin dan senter. Sebab, selaput dara memiliki warna yang sama dengan bagian dalam vagina, sehingga warnanya tampak menyatu.
Di sisi lain, hampir tidak mungkin untuk merasakan selaput dara dengan jari. Maka dari itu, sebagai cara mengetahui selaput dara sudah robek atau belum sebaiknya, berkonsultasilah pada dokter mengenai metode apa yang dapat dilakukan.
Bisakah mengetahui selaput dara sudah robek melalui tes keperawanan?
Cara mengetahui selaput dara sudah robek atau belum memang menjadi pertanyaan bagi sebagian orang. Namun, yang perlu diketahui adalah tes keperawanan dimaksudkan untuk menentukan apakah seorang wanita telah melakukan hubungan seksual atau belum.
Tes keperawanan sendiri dilakukan dengan dua acara, yakni:
- Memeriksa robekan pada selaput dara atau memeriksa ukuran dan bentuk dari selaput dara
- Melalui tes dua jari, yang mana melibatkan memasukan jari ke dalam vagina
World Health Organization (WHO) sendiri mencatat bahwa tes keperawanan sebagai cara mengetahui selaput dara sudah robek atau belum tidak memiliki manfaat ilmiah atau indikasi klinis serta berbahaya untuk dilakukan.
Sementara itu, dokter dan ilmuwan mengatakan bahwa tidak ada tes atau pemeriksaan yang dapat diandalkan dan akurat untuk menentukan apakah seorang wanita telah melakukan hubungan seks, sehingga menjadi penentu soal keperawanan. Demikian dikutip CNN Health.
Tes keperawanan memiliki konsekuensi berisiko
Sebagai cara mengetahui selaput dara sudah robek atau belum, tes keperawanan dikaitkan dengan konsekuensi langsung dan jangka panjang yang merugikan kesejahteraan psikologis dan sosial.
Adapun beberapa dampak psikologis yang bisa dialami oleh seorang wanita yang melakukan tes keperawanan di antaranya adalah perasaan bersalah, kecemasan, hingga citra diri yang negatif.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.