Share This Article
Masyarakat mungkin sudah umum mendengar disfungsi seksual seperti impoten pada pria. Tapi tahukah kamu, kalau masalah disfungsi seksual juga bisa menyerang wanita?
Beberapa faktor seperti perubahan hormon ternyata bisa memicu atau mendorong terjadinya disfungsi seksual pada kaum hawa.
Lalu seperti apa tanda perempuan mengalami disfungsi seksual? Yuk, Kenali permasalahan disfungsi seksual pada perempuan berikut ini.
Mengenal disfungsi seksual pada perempuan
Disfungsi seksual mengacu pada masalah yang mencegah individu atau pasangan mengalami kepuasan aktivitas seksual. Sekitar 43 persen wanita dan 31 persen pria melaporkan pernah mengalami disfungsi seksual.
Siklus respons seksual secara tradisional mencakup rangsangan(excitement), plateau, orgasme, dan resolusi. Keinginan dan gairah adalah bagian dari fase rangsangan dari respons seksual.
Disfungsi seksual dapat menyerang semua usia, meskipun lebih sering terjadi pada usia di atas 40 tahun karena sering dikaitkan dengan penurunan kesehatan akibat penuaan.
Jenis atau kategori disfungsi seksual
Disfungsi seksual sendiri ada beberapa jenisnya. Melansir Cleveland Clinic, Disfungsi seksual umumnya diklasifikasikan menjadi empat kategori:
- Gangguan hasrat: kurangnya hasrat seksual atau minat pada seks
- Gangguan gairah: ketidakmampuan untuk terangsang atau bergairah secara fisik selama aktivitas seksual
- Gangguan orgasme: penundaan atau tidak adanya orgasme (klimaks)
- Gangguan nyeri: nyeri saat berhubungan
Baca Juga : Impotensi di Usia Muda Ganggu Aktivitas Seks, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Mendiagnosis disfungsi seksual pada perempuan
Untuk mendiagnosis disfungsi seksual pada perempuan, dokter kemungkinan akan memulai dengan pemeriksaan fisik dan evaluasi gejala secara menyeluruh.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan panggul untuk mengevaluasi kesehatan organ reproduksi dan Pap smear untuk mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks (untuk memeriksa adanya kanker atau kondisi pra-kanker).
Dokter juga mungkin akan melakukan tes lain untuk melihat adakah faktor non-medis yang berpengaruh. Seperti mengevaluasi sikap kamu tentang seks, serta kemungkinan faktor lain yang berkontribusi.
Seperti ketakutan, kecemasan, trauma/pelecehan seksual di masa lalu, masalah hubungan, atau penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan. Semua ini akan membantu dokter memahami penyebab yang mendasari masalah dan membuat rekomendasi pengobatan secara tepat.
Baca Juga : Mengulik Manfaat Ginseng Korea, Benarkah Bisa Atasi Impotensi?
Tanda-tanda disfungsi seksual pada perempuan
Gejala disfungsi seksual pada perempuan bervariasi tergantung pada jenis disfungsi seksual yang kamu alami. Berikut ulasannya:
1. Hasrat seksual rendah
Ini melibatkan kurangnya hasrat seksual atau minat pada kamu terhadap seks. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya hasrat pada seks.
Mulai dari perubahan hormonal, kondisi medis dan perawatan (misalnya, kanker dan kemoterapi), depresi, kehamilan, stres, dan kelelahan.
Kebosanan dengan rutinitas seksual juga dapat menyebabkan kurangnya antusiasme untuk melakukan hubungan seksual. Begitu pula faktor gaya hidup, seperti karier dan perawatan anak.
Baca Juga : Benarkah Ukuran Penis Berpengaruh Terhadap Kepuasan Seksual? Begini Penjelasannya
2. Gangguan gairah seksual
Keinginan untuk melakukan hubungan seksual mungkin ada, namun kamu merasa kesulitan untuk bergairah atau merasa terangsang.
Bagi perempuan, ketidakmampuan untuk terangsang secara fisik selama aktivitas seksual sering kali disebabkan oleh lubrikasi vagina yang tidak mencukupi.
Ketidakmampuan ini juga mungkin terkait dengan kecemasan atau stimulasi yang tidak memadai.
Selain itu, para peneliti sedang menyelidiki bagaimana masalah aliran darah yang mempengaruhi vagina dan klitoris dapat menyebabkan masalah gairah.
3. Gangguan orgasme
Kamu akan mengalami kesulitan terus-menerus atau berulang dalam mencapai orgasme setelah gairah seksual yang cukup dan rangsangan berkelanjutan.
Ini dapat disebabkan oleh hambatan seksual, kurangnya pengalaman, kurangnya pengetahuan, dan faktor psikologis seperti rasa bersalah, kecemasan, atau trauma atau pelecehan seksual di masa lalu.
Sementara, faktor lainnya adalah penggunaan obat – obatan tertentu dan penyakit kronis.
Baca Juga : Mau Tahu Fakta Soal Kehidupan Seksual Setelah Punya Anak? Yuk, Simak Selengkapnya, Moms!
4. Nyeri atau sakit saat berhubungan
Disfungsi seksual juga bisa ditandai dengan adanya gejala nyeri yang berhubungan dengan rangsangan seksual atau kontak vagina.
Nyeri saat berhubungan dapat disebabkan oleh sejumlah masalah, termasuk endometriosis, massa panggul, kista ovarium, vaginitis, lubrikasi yang buruk, adanya jaringan parut akibat operasi, atau penyakit menular seksual.
Selain itu ada juga suatu kondisi yang disebut vaginismus, yakni kejang otot yang menyakitkan dan tidak disengaja yang mengelilingi pintu masuk vagina.
Ini mungkin terjadi pada wanita yang memiliki ketakutan jika penetrasi akan menyakitkan dan juga mungkin berasal dari fobia seksual atau dari pengalaman traumatis sebelumnya.
Kapan harus ke dokter?
Banyak perempuan mengalami masalah dengan fungsi seksual dari waktu ke waktu.
Namun, ketika masalah terus berlanjut, hal itu dapat menyebabkan kesusahan bagi kamu dan pasangan, dan dapat berdampak negatif pada hubungan kedua belah pihak.
Jika kamu mengalami salah satu dari gejala di atas, jangan malu dan segera temui dokter untuk mendapatkan evaluasi menyeluruh dan perawatan yang tepat.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!