Share This Article
Memiliki sperma dengan kualitas yang baik tentu menjadi impian setiap pria. Namun, tanpa kamu sadari ternyata ada beberapa kebiasaan yang dapat mempengaruhi jumlah produksi sperma lho. Apa saja? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Faktor menurunnya jumlah produksi sperma
Dilansir dari Mayo Clinic, jumlah sperma yang rendah berarti cairan air mani saat ejakulasi selama orgasme mengandung lebih sedikit sperma dari biasanya.
Jumlah sperma yang rendah juga disebut oligospermia. Tidak adanya sperma disebut azoospermia. Jumlah sperma akan dianggap lebih rendah dari biasanya jika kamu memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani.
Melansir penjelasan dari Healthline, faktor risiko menurunnya jumlah sperma karena obesitas atau kelebihan berat badan, pernah mengalami trauma atau pembedahan di dalam dan di sekitar testis, serta mengonsumsi obat-obatan tertentu.Â
Di luar itu, ada berbagai penyebab rendahnya kualitas sperma, yang bisa dibedakan menjadi tiga kategori utama seperti medis, lingkungan, dan gaya hidup.
1. Medis
Menurut penjelasan dari Healthline, riwayat gejala testis, cedera, atau pembedahan, serta kondisi genetik seperti sindrom klinefelter, dapat meningkatkan peluang kamu untuk memiliki jumlah sperma yang sedikit.
Kemudian perawatan kanker, termasuk kemoterapi, radiasi, atau pembedahan, juga dapat memengaruhi produksi hormon dan sperma.
Radiasi pada testis secara langsung merusak sel-sel yang memproduksi sperma, sementara radiasi atau pembedahan otak juga dapat menyebabkan jumlah sperma yang sedikit, karena hormon yang diproduksi di otak merangsang produksi sperma.
Penyebab lainnya yang juga mampu membuat jumlah produksi sperma menurun yaitu:
- Pembengkakan di pembuluh darah yang mengalirkan testis, yang disebut varikokel dan salah satu penyebab paling umum dari infertilitas pria.
- Infeksi menular seksual (IMS), yang dapat menyebabkan penyumbatan, jaringan parut, atau kerusakan lain pada sistem reproduksi.
- Masalah dengan ereksi atau ejakulasi misalnya, diabetes dan cedera tulang belakang dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau ejakulasi retrograde.
- Masalah dengan sistem kekebalan tubuh.
- Kondisi seperti fibrosis kistik atau menjadi pembawa genetik dari fibrosis kistik dapat menghalangi sperma memasuki air mani.
- Prosedur medis, perawatan, atau pengobatan untuk berbagai kondisi, termasuk beberapa obat kanker, antijamur, antibiotik, dan maag.
- Operasi sebelumnya pada sistem reproduksi pria, seperti operasi testis, operasi kandung kemih, operasi testis yang tidak turun, perbaikan hernia inguinalis, dan tentu saja vasektomi.
2. Penyebab lingkungan
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, produksi atau fungsi sperma dapat dipengaruhi oleh paparan berlebih pada elemen lingkungan tertentu, termasuk:
- Bahan kimia industri
Paparan benzenes, toluene, xylene, herbicides, pestisida, pelarut organik, bahan pengecatan dan timbal dapat menyebabkan jumlah sperma sedikit.
- Eksposur logam berat
Paparan timbal atau logam berat lainnya juga dapat menyebabkan kemandulan.
- Radiasi atau sinar-X
Paparan radiasi dapat menurunkan produksi sperma. Diperlukan beberapa tahun agar produksi sperma kembali normal. Dengan radiasi dosis tinggi, produksi sperma bisa berkurang secara permanen.
- Testis terlalu panas
Suhu yang tinggi mengganggu produksi dan fungsi sperma. Meskipun penelitian terbatas dan tidak meyakinkan, seringnya penggunaan sauna atau bak air panas dapat mengganggu jumlah sperma untuk sementara.
3. Gaya hidup
Aktivitas seperti penggunaan narkoba dan alkohol berat, serta menggunakan tembakau atau vaping, juga dapat menurunkan jumlah sperma.
Steroid anabolik, yang biasanya dikonsumsi untuk meningkatkan massa otot, hampir selalu akan mengecilkan testis dan menurunkan produksi sperma. Ganja dan opioid juga mengurangi produksi sperma.
Penyebab gaya hidup lainnya yang dapat menurunkan jumlah sperma yaitu:
- Penguat testosteron, vitamin, dan suplemen pra-latihan yang dipasarkan ke kelompok olahraga semuanya mungkin mengandung sejumlah kecil steroid anabolik, yang dapat mengganggu produksi sperma.
- Pekerjaan yang membutuhkan waktu lama untuk duduk, seperti mengemudi truk.
- Masalah emosional, seperti stres dan depresi, terutama jika jangka panjang dan parah.
- Berat badan, terutama jika kamu mengalami obesitas atau kelebihan berat badan yang dapat mempengaruhi hormon.
- Memakai celana dalam yang salah. Celana dalam yang sempit membuat skrotum tertekan. Tentunya ini mengurangi sirkulasi udara dan menyebabkan suhu testis meningkat di atas suhu normal.
- Terlalu banyak mengonsumsi kedelai dan kafein juga dapat membuat jumlah sperma milikmu berkurang drastis. Selain itu, kandungan asam lemak dalam junk food juga mampu menjadi pemicu kemandulan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!