Share This Article
Orgasme adalah perasaan kepuasan puncak yang terjadi selama aktivitas seksual. Terkadang disebut juga dengan istilah klimaks. Kebanyakan orang bisa mengalami orgasme.
Tapi bagaimana sih orgasme pada pria dan wanita terjadi dan benarkah orgasme pada wanita terasa lebih baik? Berikut beberapa ulasan mengenai perbedaan orgasme pada wanita dan juga pria yang harus kamu tahu.
Apa yang terjadi selama orgasme?
Saat kamu mengalami orgasme, jantung berdetak lebih cepat dan pernapasan kamu mungkin berubah.
Orgasme memiliki banyak potensi manfaat kesehatan karena hormon dan bahan kimia lain yang dilepaskan oleh tubuh selama orgasme.
Orgasme tidak hanya terjadi selama rangsangan seksual. Orang dari semua jenis kelamin bisa mengalami gangguan orgasme. Untuk mengetahui bagaimana proses orgasme terjadi pada wanita dan pria, simak pembahasan di bawah ya.
Baca Juga : Tahukah Kamu Ternyata Ada 5 Jenis Orgasme yang Bisa Dirasakan Wanita, Loh!
Orgasme pada wanita
Ketika seorang wanita terangsang secara fisik atau psikologis, pembuluh darah di dalam alat kelaminnya membesar. Suplai darah yang meningkat menyebabkan vulva membengkak, dan cairan melewati dinding vagina, membuat vulva bengkak dan basah.
Jika kamu mengalami orgasme vagina atau klitoris, pelepasan ketegangan seksual yang menyenangkan disertai dengan kontraksi otot genital.
Beberapa orang mungkin mengalami ejakulasi saat mengalami orgasme vagina. Cairan bening menyembur dari kelenjar di dekat uretra selama rangsangan seksual yang intens atau selama orgasme. Kelenjar tersebut disebut kelenjar Skene.
Seorang wanita dapat mengalami lebih dari 1 orgasme segera setelah yang pertama jika terus dirangsang. Orgasme wanita biasanya berlangsung lebih lama daripada pria dengan rata-rata sekitar 13-51 detik.
Baca Juga : Catat! 4 Ciri-Ciri Pasangan Kamu Memalsukan Orgasme dan Tips Menyikapinya
Orgasme pada pria
Ketika seorang pria terangsang secara fisik atau psikologis, dia mengalami ereksi. Darah mengalir ke corpora atau jaringan spons yang membentang sepanjang penis dan menyebabkan penis membesar dan menjadi kaku. Testis tertarik ke arah tubuh saat skrotum mengencang.
Saat pembuluh darah di dalam dan sekitar penis terisi dengan darah, kelenjar dan testis bertambah besar. Selain itu, otot paha dan bokong menegang, tekanan darah naik, denyut nadi bertambah cepat, dan laju pernapasan meningkat.
Orgasme membuat otot berkontraksi dan air mani yang mengandung sperma menyembur keluar dari penis (ejakulasi). Setelah ini, biasanya pria tidak bisa mengalami orgasme lagi untuk sementara waktu.
Fase pemulihan ini, di mana penis dan testis menyusut kembali ke ukuran normalnya, dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Rata-rata orgasme pria berlangsung selama 10-30 detik.
Baca Juga : Waspadai Ereksi Tanpa Orgasme Bisa Akibatkan Blue Balls, Bagaimana Mengatasinya?
Perbedaan orgasme pria dan wanita
Jelas, ada beberapa perbedaan inti antara orgasme pria dan wanita karena dari fitur biologis saja sudah berbeda. Pertama, orgasme wanita dapat berlangsung selama 20 detik atau lebih, sedangkan orgasme pria biasanya berlangsung sekitar 3 hingga 10 detik.
Namun, meski orgasme wanita bisa bertahan lebih lama, wanita lebih jarang orgasme dibandingkan pria. Para peneliti menemukan bahwa 95 persen laki-laki selalu orgasme saat berhubungan seks, sementara perempuan yang mencapai orgasme hanya sekitar 69 persen.
Menariknya, ketika berbicara tentang cara pria dan wanita menggambarkan perasaan orgasme, serta aktivitas otak yang terjadi selama orgasme, ada kesamaan yang mencolok di antara keduanya.
Terlepas dari jenis kelamin, otak merangsang aliran darah ke alat kelamin, dan detak jantung serta pernapasan meningkat. Lebih lanjut, pemindaian PET menunjukkan perbedaan signifikan di wilayah otak yang menjadi aktif selama gairah, meskipun aktivitas otak selama orgasme itu sendiri sama pada pria dan wanita.
Jadi orgasme mana yang lebih baik? AsapSCIENCE menyebut pertanyaan itu berbeda-beda pada tiap individu tergantung faktor fisiologi, anatomi, dan psikologi individu.
Baca Juga : Ssst… Ini 6 Penyebab Perempuan Susah Orgasme saat Berhubungan Seksual
Potensi manfaat kesehatan dari orgasme
Sebuah studi kohort yang diterbitkan pada 1997 menunjukkan bahwa risiko kematian jauh lebih rendah pada pria dengan frekuensi orgasme tinggi dibandingkan pria dengan frekuensi orgasme rendah.
Selain itu, sebuah tim peneliti menemukan bahwa risiko kanker prostat 20 persen lebih rendah pada pria yang berejakulasi setidaknya 21 kali sebulan. Dibandingkan dengan pria yang hanya berejakulasi 4 hingga 7 kali sebulan.
Beberapa hormon yang dilepaskan selama orgasme telah diidentifikasi, seperti oksitosin dan DHEA. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hormon-hormon ini memiliki kualitas perlindungan terhadap kanker dan penyakit jantung.
Oksitosin dan endorfin lain yang dilepaskan selama orgasme pria dan wanita juga ditemukan bekerja sebagai relaksan.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan seksual? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!