Share This Article
Sifilis pada wanita umumnya ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui segala jenis kontak seksual. Nah, sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang jika tidak ditangani bisa menyebabkan masalah serius.
Perlu diketahui, sifilis juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke janin selama kehamilan atau saat bayi dilahirkan. Untuk mengetahui sifilis pada wanita lebih lanjut, yuk simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Bahaya Karbon Monoksida: Bisa Sebabkan Kerusakan Otak hingga Kematian
Penyebab umum sifilis pada wanita
Dilansir dari Healthline, penyakit sifilis merupakan infeksi menular seksual atau IMS yang disebabkan oleh sejenis bakteri bernama Treponema pallidum.
Bakteri ini disebut juga sebagai spirochetes karena berbentuk spiral. Organisme dapat menembus ke dalam lapisan mulut atau area genital.
Seseorang yang mengidap sifilis bisa saja tidak menunjukkan gejala apapun selama bertahun-tahun sehingga sulit untuk dideteksi. Jika tidak segera diobati atau dibiarkan dalam waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan besar pada organ lain pada tubuh.
Meski mudah menular melalui kontak seksual, namun bakteri penyebab penyakit ini tidak dapat berpindah. Beberapa hal yang tidak menyebabkan perpindahan bakteri adalah berbagi toilet dengan orang lain, menggunakan peralatan makan yang sama, dan pakaian secara bergantian.
Semua bentuk kontak seksual lainnya membawa beberapa risiko dan kondom dianggap bisa melindungi diri dari PMS (Penyakit Menular Seksual) . Namun, nyatanya kondom hanya berguna untuk mengurangi penyebaran infeksi tertentu sehingga tidak terlalu efektif.
Apa saja gejala sifilis pada wanita?
Gejala sifilis pada wanita dapat dibedakan berdasarkan tahapannya, yakni laten, sekunder, dan tersier. Beberapa gejala penyakit menular seksual sifilis yang perlu kamu ketahui, antara lain sebagai berikut:
Tahap laten
Pada tahap ini, sifilis pada wanita akan ditandai dengan pembentukan ulkus. Ulkus akan berkembang setiap saat dari 10 hingga 90 hari setelah infeksi dengan waktu rata-rata 21 hari setelah infeksi sampai gejala pertama muncul.
Infeksi bisa menjadi sangat menular dan biasanya akan disebarkan melalui kontak dengan ulkus yang dipenuhi bakteri. Ulkus yang berada di luar vagina atau skrotum pria mungkin akan menyebabkan penggunaan kondom untuk mencegah penularan menjadi tidak efektif.
Ulkus ini dapat sembuh tanpa pengobatan setelah tiga sampai enam minggu, namun penyakit dapat kambuh beberapa bulan kemudian dan dikenal sebagai sifilis sekunder. Sifilis sekunder bisa berkembang jika infeksi awal atau tahap primer tidak segera diobati.
Tahap sekunder
Sifilis sekunder adalah tahap penyakit sistemik, yang artinya dapat melibatkan berbagai sistem organ tubuh. Pada tahap ini, pasien awalnya akan mengalami banyak gejala yang berbeda namun umumnya memunculkan ruam di telapak tangan atau bawah kaki.
Tahap sekunder juga bisa menyebabkan rambut rontok, sakit tenggorokan, bercak putih di hidung, mulut, dan vagina, demam, hingga sakit kepala. Lesi kemungkinan akan terlihat di organ kelamin, akan tetapi disebabkan oleh spirochetes (spiroket).
Lesi atau ruam pada kulit sangat menular sehingga infeksinya bisa ditularkan dengan mudah melalui kontak biasa. Karena itu, pastikan untuk menghindari kontak langsung dengan penderita untuk mencegah penularan.
Tahap tersier
Setelah sifilis sekunder, gejala yang tidak dapat tertangani dengan baik bisa berlanjut ke tahap tersier. Biasanya, sifilis pada stadium ketiga akan muncul 10 hingga 20 tahun setelah infeksi pertama kali terjadi dan sudah tidak dapat menular.
Namun, sifilis pada wanita tahap tersier merupakan tahap penyakit sistemik dan bisa mengakibatkan berbagai masalah di seluruh tubuh.
Beberapa masalah yang mungkin muncul, termasuk tonjolan abnormal di pembuluh darah, penyakit jantung, infeksi otak, stroke, dan kebingungan mental.
Kerusakan yang diderita tubuh selama tahap tersier dari sifilis sangat parah di mana berkaitan juga dengan gangguan penglihatan dan ketulian. Penderitanya akan mengalami kerusakan sangat parah dan bahkan berakibat fatal, termasuk kematian.
Baca juga: Kenali Bahaya Corona bagi Ibu Hamil dan Cara Mencegahnya
Bagaimana pengobatan untuk menyembuhkan sifilis?
Sifilis primer dan sekunder mudah diobati dengan suntikan penisilin. Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling banyak digunakan dan biasanya efektif dalam mengobati sifilis.
Jika menderita neurosifilis, kamu akan mendapatkan penisilin dosis harian secara intravena. Sayangnya, kerusakan sifilis lanjut tidak dapat diatasi dan pengobatan kemungkinan besar akan berfokus pada mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Selama perawatan sifilis pada wanita, pastikan untuk menghindari kontak seksual sampai semua luka di tubuh sembuh. Untuk mencegah penularan, gunakan kondom selama beraktivitas seksual dengan pasangan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!