Share This Article
Dalam banyak kasus, sperma yang dilepaskan dari ejakulasi tidak masuk sempurna ke dalam vagina, sehingga muncul pertanyaan apakah kehamilan bisa tetap terjadi meski sperma bertahan di luar?
Lantas, berapa lama sperma bisa hidup dan bertahan di luar tubuh manusia? Apakah tetap bisa menyebabkan kehamilan? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Peran sperma dalam kehamilan
Ketika ejakulasi terjadi, sperma bergerak dari vagina melalui bibir rahim untuk masuk ke rahim. Dari sana, kontraksi rahim akan membantu menarik sperma untuk menuju saluran tuba. Di sini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan terjadilah proses pembuahan.
Ada banyak aspek penting yang memengaruhi pergerakan sperma agar bisa lebih cepat mencapai saluran tuba, salah satunya adalah kelincahan. Jika pergerakannya cukup lambat, sperma mungkin akan sulit mencapai sel telur, sehingga kehamilan menjadi sulit terjadi.
Kualitas sperma pada pria dipengaruhi oleh banyak hal, seperti:
- Stres dan tekanan pikiran
- Suhu di sekitar testis (tempat sperma diproduksi)
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Pola makan yang buruk
Baca juga: 10 Makanan Penambah Sperma, Berikut Daftar Lengkapnya!
Berapa lama sperma bertahan di luar tubuh?
Sel sperma tidak bisa bertahan lama saat berada di luar tubuh manusia. Sebab, sperma bisa cepat mati begitu terkena udara. Berapa lama sperma bertahan di luar tubuh tergantung pada tempat dan suhu sekitar.
Dikutip dari Medical News Today, sperma akan mati begitu cairan semen atau air mani mengering. Jika berada di tempat yang basah, sel sperma bisa punya waktu hidup lebih pendek.
Mungkinkah sperma bisa bertahan di luar lebih lama?
Para ilmuwan percaya, sperma bisa bertahan di luar tubuh manusia bertahun-tahun asalkan dibiarkan dalam lingkungan dengan suhu yang terkontrol dengan baik. Bahkan, sperma diyakini dapat bertahan tanpa batas waktu jika menjalani proses pembekuan dengan suhu yang stabil.
Pada suhu yang sangat rendah (-196° Celcius), sel sperma berada di fase ‘mati suri’. Artinya, semua fungsi penting yang dimiliki telah berhenti sepenuhnya. Namun, sperma tersebut sebenarnya masih hidup.
Pembekuan sperma kerap dilakukan karena alasan tertentu. Banyak yang melakukannya untuk perawatan infertilitas atau menderita penyakit parah seperti kanker dan kondisi medis lain yang memengaruhi kesuburan.
Pembekuan sperma memungkinkan seorang pria untuk tetap bisa memiliki anak meski kesuburannya sedang terganggu karena perawatan seperti kemoterapi.
Sperma bertahan di luar masih bisa sebabkan kehamilan?
Seringkali, seorang pria tidak sempurna melakukan ejakulasi saat berhubungan seks yang mengakibatkan sperma berada di luar vagina. Pertanyaannya, apakah sperma yang bertahan di luar tetap bisa menyebabkan kehamilan?
Seorang wanita bisa tetap hamil meski sperma berada di luar tubuh dekat vagina. Dengan catatan, sperma itu belum mengering dan ada pergerakan darinya. Begitu pula saat melakukan seks anal. Meski penetrasi dilakukan melalui anus, sperma tetap bisa ‘bocor’ dan masuk ke vagina.
Namun, kasus-kasus seperti di atas sangat jarang terjadi. Lalu, bagaimana jika sperma berada di benda berair seperti bathtub? Seperti yang telah dijelaskan, sperma akan segera mati jika terkena air yang berada di luar tubuh (bukan air mani).
Suhu air atau bahan kimia tertentu bisa membunuh sperma dalam hitungan detik. Tapi jika airnya cukup hangat, sperma mungkin dapat hidup hingga beberapa menit.
Bagaimana dengan program bayi tabung dan inseminasi buatan?
Bagi orang-orang yang mengalami masalah infertilitas, program bayi tabung (in vitro fertilization) dan inseminasi buatan (intrauterine insemination) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Kedua prosedur tersebut dilakukan dengan cara mengambil sperma dari dalam tubuh, yaitu:
- Bayi tabung: Sperma dan sel telur akan disatukan pada tabung khusus di luar tubuh agar terjadi pembuahan. Jika berhasil, maka embrio akan dimasukkan kembali ke dalam rahim wanita.
- Inseminasi buatan: Sperma akan dicuci dan dipisahkan dari air mani di luar tubuh lalu dimasukkan kembali langsung ke dalam rahim. Prosedur ini biasanya dipilih oleh orang-orang yang tidak bisa melakukan hubungan seks vaginal.
Pada prosedur bayi tabung maupun inseminasi buatan, sperma bisa bertahan dalam waktu yang lebih lama hingga 72 jam. Ini karena sperma akan diletakkan pada inkubator dengan suhu yang telah disesuaikan.
Nah, itulah ulasan tentang sperma yang bertahan di luar tubuh dan kemungkinannya dalam menyebabkan kehamilan. Jika memang sedang tak ingin hamil, kamu atau pasangan bisa menggunakan kondom agar sperma tak masuk ke dalam vagina, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!