Share This Article
Setiap pria pasti pernah mengalami masalah dengan penis. Salah satu yang paling umum terjadi adalah susah ereksi.
Gangguan ini sering membuat kaum pria malu dan merasa enggan berbicara dengan dokter. Padahal, saat ini disfungsi ereksi bukan lagi masalah yang tabu untuk dibicarakan.
Baca juga: Impotensi di Usia Muda Ganggu Aktivitas Seks, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apa itu disfungsi ereksi?
Dilansir Healthline, disfungsi ereksi adalah kondisi di mana pria tidak mampu mendapatkan, atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat dalam rangka melakukan hubungan seksual.
Kondisi ini sering terjadi ketika pria mengalami stres, atau masalah kesehatan lainnya yang membutuhkan pengobatan secara profesional.
Penyebab pria susah ereksi
Dilansir Mayoclinic, gairah seksual pria adalah proses kompleks yang melibatkan otak, hormon, emosi, saraf, otot, dan pembuluh darah.
Oleh karena itu, penyebab terjadinya gangguan dengan kemampuan seksual seorang pria, sangat mungkin disebabkan oleh adanya masalah pada salah satu atau beberapa faktor tersebut.
Penyebab fisik
Dalam banyak kasus, disfungsi ereksi disebabkan oleh sesuatu yang bersifat fisik, misalnya meliputi:
- Penyakit jantung
- Pembuluh darah tersumbat (aterosklerosis)
- Kolesterol tinggi
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes
- Kegemukan
- Penyakit Parkinson
- Multiple Sklerosis
- Konsumsi obat resep tertentu
- Penggunaan tembakau
- Penyakit Peyronie – perkembangan jaringan parut di dalam penis
- Alkoholisme dan bentuk penyalahgunaan zat lainnya
- Gangguan tidur
- Testosteron rendah
- Perawatan untuk kanker prostat atau pembesaran prostat
- Sindrom metabolik, yakni suatu kondisi yang melibatkan peningkatan tekanan darah, kadar insulin tinggi, lemak tubuh di sekitar pinggang dan kolesterol tinggi
- Pembedahan atau cedera yang memengaruhi area panggul atau sumsum tulang belakang
Penyebab psikologis disfungsi ereksi
Otak memainkan peran kunci dalam memicu rangkaian kejadian fisik yang menyebabkan ereksi. Tidak jarang, beberapa masalah emosional di bawah ini dapat mengalihkan fungsi otak pria agar tidak terangsang, misalnya:
- Konflik hubungan
- Depresi
- Khawatir tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi
- Tekanan emosional berkepanjangan yang terkait dengan masalah ekonomi, profesional, atau sosial.
Baca juga: Waspadai Ereksi Tanpa Orgasme Bisa Akibatkan Blue Balls, Bagaimana Mengatasinya?
Cara mengatasi disfungsi ereksi
Dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab dari gangguan ereksi yang kamu alami.
Mulai dari tes complete blood count (CBC), untuk memeriksa jumlah sel darah merah (RBC) rendah, sampai tes profil hormon, untuk mengukur kadar hormon seks pria, yakni testosteron.
Setelah dokter menemukan akar masalahnya, mereka akan memberikan beberapa pilihan perawatan medis, meliputi:
Obat-obatan
Sekelompok obat yang disebut penghambat PDE-5 (phosphodiesterase-5), dapat dikonsumsi untuk mengobati disfungsi ereksi. Sebagian besar pil ini diminum 30 hingga 60 menit sebelum berhubungan seks.
Salah satu pil yang paling terkenal adalah sildenafil. Pilihan lainnya adalah vardenafil (Levitra), tadalafil (diminum sebagai pil sekali sehari yang disebut Cialis), dan avanafil (Stendra).
Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter, karena pemberiannya harus memperhatikan riwayat kesehatan pasien agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Perangkat vakum
Jika setelah meminum obat-obatan kamu merasa tidak ada perubahan. Alternatif solusi lain yang bisa dicoba adalah menggunakan alat ereksi vakum.
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan pompa vakum khusus yang disegel sekitarnya untuk menarik darah.
Tindakan bedah
Metode perawatan ini adalah solusi terakhir dan hanya akan digunakan pada kasus kesulitan ereksi yang paling ekstrim. Pilihannya ada beberapa jenis, meliputi:
- Implan penis, merupakan opsi terakhir yang disediakan untuk pria yang tidak berhasil dengan perawatan obat dan opsi non-invasif lainnya.
- Bedah vaskular, yang berupaya memperbaiki beberapa penyebab kesulitan ereksi di pembuluh darah pada penis.
Tindakan bedah akan memerlukan waktu pemulihan yang bervariasi tergantung pada kesehatan masing-masing orang. Akan tetapi tingkat keberhasilannya dinilai relatif tinggi jika dibandingkan metode pengobatan disfungsi ereksi lainnya.
Jangan ragu untuk konsultasikan masalah kesehatanmu bersama dokter terpercaya di Good Doctor. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!