Share This Article
Pada dasarnya, pemeriksaan kesehatan pranikah tak jauh berbeda dengan medical check up biasa. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang, termasuk kemungkinan adanya penyakit menular seksual (PMS).
Apa saja jenis tes kesehatan pranikah yang bisa dilakukan untuk mendeteksi PMS? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Sekilas tentang tes kesehatan pranikah
Tes kesehatan pranikah adalah salah satu pemeriksaan medis yang sebaiknya dilakukan. Sebab, ada beberapa manfaat yang bisa kamu dan calon pasangan dapatkan.
Selain mendeteksi adanya PMS, tes kesehatan pranikah juga bisa mencegah berbagai penyakit yang berisiko terjadi pada bayi dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor keturunan.
Tidak ada patokan khusus tentang waktu pemeriksaan pranikah. Hanya saja, menurut saran dari Kementerian Kesehatan, ada baiknya kamu melakukan pemeriksaan tersebut 3 hingga 6 bulan sebelum pernikahan dilaksanakan.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat gangguan kesehatan yang harus disembuhkan, masih ada waktu beberapa bulan untuk mengobatinya sebelum pernikahan berlangsung.
Tes kesehatan pranikah untuk deteksi PMS
Salah satu manfaat dari tes kesehatan pranikah adalah untuk deteksi dini kemungkinan adanya PMS. Ini penting, karena bisa meminimalkan risiko penularan terhadap pasangan.
Jika PMS tak dideteksi hingga menikah, bukan tak mungkin kamu atau pasanganmu akan tertular PMS. Mengutip dari Healthline, tes darah dan sampel urine sering digunakan untuk mendeteksi berbagai PMS, seperti:
- Klamidia, disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, biasanya ditandai dengan pembengkakan alat kelamin dan testis, sakit saat kencing, serta keluar lendir dari organ genital. Penyakit ini juga bisa menyerang tenggorokan dan mata
- Gonore, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, biasanya ditandai dengan pembengkakan pada lubang penis dan menstruasi yang lebih berat
- Hepatitis, peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus dengan nama yang sama. Penyakit ini memiliki gejala berupa perubahan warna mata, urine, dan feses
- Herpes, penyakit yang disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, bisa terjadi pada organ genital, area kulit tubuh lain, mulut, bahkan mata
- HIV, disebabkan oleh Human immunodeficiency virus, menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tak ditangani dengan tepat, HIV bisa berkembang menjadi AIDS yang dapat mengancam keselamatan
- Sifilis, yaitu PMS yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini biasanya ditandai dengan munculnya lesi di mulut, rektum, dan alat kelamin
Baca juga: Waspadai 9 Penyakit Menular Seksual yang Sering Terjadi di Indonesia
Beragam jenis tes untuk mendeteksi PMS
Tes pranikah adalah rangkaian pemeriksaan yang melibatkan pengecekan kondisi seluruh tubuh. Tapi pada tes deteksi PMS, pemeriksaannya meliputi:
1. Tes darah
Tes darah adalah salah satu tes yang sangat efektif untuk memantau kesehatan tubuh. Dilansir Verywell Health, tes ini bisa mendeteksi hampir semua PMS.
Pengambilan sampel darah biasanya dilakukan dari pembuluh balik atau vena di lengan. Setelah itu, sampel darah akan diperiksa apakah mengandung bakteri, virus, dan parasit penyebab PMS.
Pada umumnya, tes darah tidak membutuhkan waktu yang lama, termasuk untuk mengetahui hasilnya.
2. Tes urine
Tes urine biasanya digunakan untuk memeriksa kemungkinan adanya PMS yang disebabkan oleh bakteri, seperti klamidia dan gonore. Sampel urine dapat menunjukkan kemungkinan adanya DNA dari bakteri pemicu PMS.
Berbeda dengan tes darah yang membutuhkan bantuan medis untuk mengambil sampel objek, pengambilan sampel urine dapat dilakukan secara mandiri. Dilansir Medicine Net, sampel urine yang dibutuhkan dalam pemeriksaan laboratorium biasanya berkisar 30-60 ml.
3. Tes usap
Tes usap atau swab dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat organisme pada area objek. Swab test lebih sering dilakukan pada wanita, dengan objek vagina, serviks, uretra, dan anus.
4. Pap smear
Sebenarnya, pap smear bukanlah tes untuk mendeteksi PMS, tapi mencari tanda awal dari kanker serviks atau anus. Tes ini dilakukan karena salah satu penyebab kanker serviks adalah infeksi HPV.
Artinya, jika seorang pasien mendapat diagnosis kanker serviks atau anus, bisa jadi ada Human papillomavirus yang bersarang di dalam tubuh. HPV adalah virus yang juga dapat menyebabkan infeksi menular seksual seperti kutil kelamin.
5. Pemeriksaan fisik luar
Tes terakhir yang biasa dilakukan untuk mendeteksi adanya PMS adalah pemeriksaan fisik luar. Beberapa PMS seperti herpes dan kutil kelamin dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Sebab, dua penyakit tersebut biasanya ditandai dengan munculnya luka, benjolan, dan ruam di kulit.
Jika ditemukan beberapa gejala itu, dokter akan mengambil sedikit sampel dari area tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di laboratoritum.
Nah, itulah beberapa tes pranikah yang memiliki fungsi untuk mendeteksi kemungkinan adanya PMS di dalam tubuh. Mengingat tes ini sangat penting, ada baiknya kamu dan pasangan melakukan pemeriksaan tersebut sebelum menikah agar terhindar dari penularan PMS, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!