Share This Article
Setiap wanita tentunya memiliki aroma vagina yang unik dan berbeda-beda. Namun hal itu terkadang, justru menjadi sebuah pertanyaan apakah vagina kamu sehat atau tidak? Demi menjawab rasa penasaran tersebut, simak yuk penjelasan 7 jenis aroma vagina berikut ini.
7 jenis bau vagina
Melansir penjelasan dari laman Healthline, berikut ini 7 jenis bau pada vagina wanita:
Aroma seperti makanan yang telah difermentasi
Sangat umum bagi vagina untuk menghasilkan aroma yang tajam atau asam. Beberapa membandingkannya dengan bau makanan yang difermentasi.
Faktanya, yogurt dan beberapa bir asam mengandung jenis bakteri baik yang sama mendominasi sebagian besar vagina sehat, yaitu Lactobacilli.
Penyebab bau yang menyengat seperti makanan yang telah difermentasi karena tingkat keasamannya. Perlu kamu ketahui bahwa PH vagina yang sehat justru sedikit asam, antara 3,8 dan 4,5.
Bakteri Lactobacilli menjaga vagina tetap asam untuk melindungi dari pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri jahat.
Aroma tembaga
Banyak orang melaporkan mencium aroma logam seperti tembaga pada vagina. Namun aroma seperti ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan karena jarang menandakan masalah yang lebih serius.
Penyebab vagina mengeluarkan aroma tembaga karena darah mengandung zat besi, yang berbau logam. Penyebab paling umum dari darah adalah menstruasi. Selama menstruasi, darah dan jaringan keluar dari lapisan rahim serta mengalir melalui saluran vagina.
Kemudian penyebab lainnya bisa karena pendarahan ringan setelah berhubungan seks. Hal ini biasanya karena vagina kering atau seks yang kuat yang dapat menyebabkan luka kecil atau goresan. Untuk mencegahnya, coba gunakan pelumas.
Perlu kamu ingat apabila aroma logam bertahan terlalu lama setelah menstruasi berakhir, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.
Aroma manis
Aroma manis yang dimaksud seperti dilansir dari laman Healthline, yaitu seperti kue yang baru dipanggang. Tapi jangan khawatir, aroma manis pada vagina ini manis tidak perlu dikhawatirkan. Penyebab aroma manis karena PH vagina adalah ekosistem bakteri yang selalu berubah.
Aroma kimiawi
Aroma yang mirip dengan pemutih atau amonia bisa menjadi dua hal yang berbeda. Tetapi kamu juga harus waspada, karena terkadang aroma ini juga bisa menjadi pertanda penyakit tertentu.
Penyebab timbulnya aroma kimiawi pada vagina karena urine mengandung produk sampingan dari amonia yang disebut urea. Perlu diingat, urine berbau amonia yang kuat merupakan tanda dehidrasi.
Penyebab lainnya juga bisa karna bakteri vaginosis. Mungkin juga bau seperti bahan kimia merupakan tanda vaginosis bakterialis. Bakteri vaginosis adalah infeksi yang sangat umum. Gejalanya meliputi:
- Bau busuk atau amis.
- Keputihan abu-abu, putih, atau hijau.
- Gatal.
Aroma menyengat saat stres
Penyebab vagina mengeluarkan aroma sangat menyengat saat stres karena tubuh mengandung dua jenis kelenjar keringat, apokrin dan ekrin.
Kelenjar ekrin menghasilkan keringat untuk mendinginkan tubuh dan kelenjar apokrin merespons emosi. Kelenjar apokrin ini yang menyebabkan aroma di ketiak dan selangkangan.
Aroma amis
Penyebab vagina mengeluarkan aroma yang amis karena kamu terkena vaginosis bakterial ketika terjadi pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob di dalam vagina.
Penyebab lainnya juga bisa karena trikomoniasis, yaitu infeksi menular seksual yang paling umum tetapi dapat disembuhkan dan mudah diobati dengan antibiotik. Tempat ini terkenal dengan bau amis yang menyengat.
Aroma busuk
Penyebab bau busuk pada vagina bisa karena kemungkinan terdapat sesuatu di dalam vagina. Salah satu contohnya bisa karena ada tampon yang lupa dikeluarkan. Tanpa sengaja membiarkan tampon berhari-hari di dalam vagina dapat menyebabkan bau busuk.
Baca juga: 6 Perubahan pada Vagina Pascapersalinan Normal
Kapan harus ke dokter?
Secara umum, aroma yang tidak normal seharusnya mudah dikenali. Jika ada penyebab yang serius, seringkali gejala lain akan muncul di samping aroma menyengat. Segera periksa ke dokter jika aroma disertai dengan gejala berikut:
- Gatal atau terbakar.
- Rasa sakit.
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Pendarahan vagina yang tidak berhubungan dengan menstruasi.
Ingat, aroma vagina berkaitan erat dengan pH-nya. Dan ada banyak hal yang memengaruhi pH.
Sebagai contoh keadaan vagina setelah berhubungan seks, air mani memiliki pH yang relatif tinggi. Namun jangan khawatir, perubahan ini hanya sementara.
Menopause juga berpengaruh pada pH vagina. Karena kekurangan estrogen wanita menopause berakhir dengan lebih sedikit mukosa vagina. Mukosa vagina melapisi vagina dan memelihara bakteri Lactobacilli. Jadi, tanpa sel-sel ini kamu bisa mendapatkan pH yang jauh lebih tinggi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!