Share This Article
Pemasangan alat kontrasepsi adalah salah satu cara yang umum dilakukan untuk merencanakan kehamilan. Metode yang banyak digunakan adalah pemasangan KB spiral. Meski efek samping KB spiral terbilang sedikit, tapi tetap saja ada yang takut untuk memasangnya.
Padahal penggunaan jenis KB ini cukup populer karena dianggap mudah dan efektif. Nah, agar tidak salah dalam menerima informasi, tak ada salahnya mempelajari efek samping KB spiral di bawah ini.
Baca Juga: Senam Kebugaran Jasmani dan Manfaatnya Untuk Kesehatan Tubuh
Apa itu KB spiral
KB IUD (intraurine device) atau biasa juga disebut KB spiral adalah sebuah alat berukuran kecil yang ditanamkan ke dalam rahim. Pilihannya terdiri dari 2 jenis yakni KB spiral tembaga dan hormonal.
KB spiral tembaga berfungsi mencegah sperma membuahi sel-sel telur. Sedangkan KB hormonal bertugas untuk menghasilkan hormon progesteron sintetik yang memengaruhi siklus menstruasi perempuan.
Efek samping KB spiral
Dilansir dari webmd.com, KB spiral adalah alat perencanaan kehamilan yang aman untuk digunakan perempuan. Namun meski begitu, terdapat beberapa efek samping yang bisa terjadi sebagai bentuk adaptasi tubuh terhadap pemasangan KB.
Efek samping KB spiral terbilang sangat jarang menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan. Umumnya ini hanya terjadi dalam skala ringan dan pada jangka waktu tidak terlalu lama.
Efek samping KB jenis spiral yang muncul juga bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing perempuan. Beberapa yang paling umum terjadi adalah sebagai berikut:
Keram
Kemungkinan beberapa hari setelah pemasangannya, kamu akan mengalami perut keram seolah hendak mengalami menstruasi.
Gejala ini bisa diatasi dengan beberapa cara. Misalnya mengompres perut dengan botol berisi air hangat, atau meminum obat pereda rasa nyeri seperti acetaminophen atau naproxen.
Efek samping KB spiral yakni menyebabkan pingsan
Pada beberapa kasus tertentu pemasangan IUD ada yang sampai menyebabkan pingsan. Untuk mencegah hal ini terjadi, usahakan untuk berbaring beberapa saat setelah pemasangan KB jika merasa pusing dan cobalah untuk bangun secara perlahan-lahan.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlalu banyak
Tidak perlu heran jika setelah pemasangan IUD terjadi perubahan dalam siklus menstruasimu. Ini karena efek samping KB spiral hormonal seperti Liletta, Kyleena, Mirena, dan Skyla sering menyebabkan masa menstruasi menjadi lebih singkat, atau bahkan berhenti sama sekali.
Adapun efek samping pemasangan KB spiral tembaga juga turut berpengaruh pada siklus menstruasi. Dampaknya adalah membuat menstruasi menjadi lebih banyak di bulan-bulan pertama setelah pemasangan.
Efek samping KB spiral seperti muncul kista pada indung telur
Dilansir dari webmd.com, 1 dari 10 perempuan akan mengalami kantung berisi cairan di ovarium di tahun pertama mereka dipasang IUD. Ini bisa menimbulkan kista yang umum hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 bulan.
Mayoritas kasus terjadinya kista pada rahim ini tidak bersifat berbahaya dan tidak menimbulkan gejala khusus.
Tapi sebagian kecil ada yang sampai menyebabkan perut terasa sakit bahkan meradang. Rasa sakit ini bisa datang secara tiba-tiba dan terassa berat jika kista pecah atau ruptur.
Jika kamu merasakan gejala ini, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Infeksi
Pemasangan KB spiral sedikit banyak akan meningkatkan risiko infeksi pada rahim, indung telur, dan atau tuba falopi. Infeksi ini memiliki istilah medis pelvic inflammatory disease (PID), yang terjadi karena bakteri ikut masuk pada saat pemasangan IUD.
Infeksi ini biasanya terjadi di 20 hari pertama sejak pemasangan KB spiral. Beberapa gejala yang timbul di antaranya adalah:
- Sakit perut
- Timbul rasa sakit saat berhubungan badan
- Muncul bau tak sedap dari vagina
- Demam
- Menggigil, dan
- Keluar darah dalam jumlah banyak seolah sedang menstruasi.
Baca Juga: Kulit Gatal seperti Terbakar Bisa Jadi Kena Penyakit Eksim, Kenali Penyebabnya
Kehamilan etopik
Diartikan sebagai kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, jenis kehamilan ini tidak dapat bertahan dan berbahaya bagi kesehatan.
Adapun hamil saat KB spiral masih terpasang di dalam rahim, meningkatkan risiko terjadinya kehamilan jenis ini. Dilansir dari webmd.com, setiap tahun 1 dari 1000 perempuan yang dipasang IUD akan mengalami kasus kehamilan etopik.
Beberapa faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya kehamilan etopik di antaranya adalah:
- Pernah mengalami kehamilan etopik sebelumnya
- Pernah mengalami infeksi panggul, dan
- Pernah menjalani operasi tuba falopi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!