Share This Article
Siklus menstruasi terjadi berbeda-beda pada setiap wanita. Bisa terjadi antara 22-35 hari, tetapi rata-rata terjadi selama 28 hari. Selama proses itu, ada hormon-hormon tertentu yang memengaruhi siklus menstruasi.
Jenis-jenis hormon yang berperan dalam siklus menstruasi
Hormon-hormon di bawah ini juga dimiliki oleh pria, namun pada wanita, hormon berikut memiliki peran penting dalam sistem reproduksi.
1. Hormon perangsang folikel atau follicle stimulating hormone (FSH)
Hormon perangsang folikel merupakan salah satu bagian penting dari sistem reproduksi. Pada wanita, hormon ini berperan penting menyiapkan folikel, yang berisikan sel telur, dan menjadi tempat sel telur hingga matang dan melepaskannya untuk menuju tuba falopi.
2. Hormon estrogen
Hormon ini juga terdapat dalam tubuh pria dan wanita. Tapi pada tubuh wanita terdapat lebih banyak hormon estrogen. Estrogen dihasilkan oleh ovarium, kelenjar adrenal dan jaringan lemak.
Di dalam tubuh wanita, estrogen memiliki banyak peran. Di antaranya, estrogen di ovarium berfungsi merangsang pertumbuhan folikel telur.
Sedangkan di dalam vagina menjaga ketebalan dinding vagina dan meningkatkan pelumasan. Di rahim, estrogen meningkatkan dan memelihara selaput lendir yang melapisi rahim.
Terakhir, di payudara, hormon ini berperan dalam pembentukan jaringan payudara. Hormon ini juga membantu menghentikan aliran ASI setelah disapih.
3. Hormon luteinizing atau luteinizing hormone (LH)
Hormon LH terdapat pada tubuh pria dan wanita. Pada wanita hormon ini memiliki peran dalam perkembangan dan fungsi seksual. LH juga membantu mengontrol siklus menstruasi dan memicu pelepasan sel telur atau yang terjadi dalam fase ovulasi.
4. Hormon progesteron
Hormon ini dikenal sebagai salah satu dari dua hormon seks wanita, selain hormon estrogen. Progesteron memiliki fungsi mengatur menstruasi dan mendukung kehamilan pada wanita.
Di luar itu, progesteron juga memiliki peran lain sebagai pembawa pesan kimiawi dalam tubuh yang memengaruhi siklus tidur hingga pencernaan.
5. Hormon human chorionic gonadotropin (hCG)
Hormon ini disebut sebagai hormon kehamilan karena dibuat oleh sel-sel yang terbentuk di dalam plasenta. Hcg ini yang akan membuat tes kehamilan mendeteksi telah terjadinya proses kehamilan.
Berikut peran hormon-hormon tersebut dalam siklus menstruasi
Dalam satu siklus menstruasi terdapat beberapa fase, yaitu fase menstruasi, fase saat wanita mendapatkan menstruasi hingga fase folikuler, saat tubuh mulai menyiapkan kembali sel telur.
Fase berikutnya adalah fase ovulasi, saat sel telur sudah matang dan dilanjut dengan fase luteal, saat tubuh menyiapkan kehamilan. Nah berikut ini peran kelima hormon yang sudah disebutkan dalam fase-fase tersebut.
1. Hormon perangsang folikel atau follicle stimulating hormone (FSH)
Ini adalah hormon yang berperan di masa sebelum ovulasi yang disebut fase folikuler. Di mana hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepas FSH. Kemudian FSH akan merangsang ovarium untuk menghasilkan 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel.
Setiap folikel berisi telur yang belum matang. Hanya telur yang paling sehat yang akhirnya akan matang. Bisa satu telur atau beberapa wanita mungkin memiliki dua sel telur yang matang. Sementa sisa folikel akan kembali diserap ke dalam tubuh.
Fase ini disebut fase folikuler, berlangsung sekitar 16 hari di dalam siklus menstruasi. Tapi bisa berlangsung lebih cepat atau lebih panjang, tergantung dari siklus menstruasi pada setiap orang.
2. Hormon estrogen
Melanjutkan fase folikuler, sel telur yang sudah matang akan memicu lonjakan hormon estrogen. Lonjakan hormon estrogen itu yang kemudian membuat rahim menebal. Penebalan rahim disiapkan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi untuk pertumbuhan embrio.
3. Hormon luteinizing atau luteinizing hormone (LH)
Lonjakan kadar estrogen yang disebutkan di atas, akan memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan LH. Di sini fase ovulasi dimulai. Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan sel telur yang matang, kemudian telur tersebut bergerak ke tuba falopi untuk dibuahi sperma.
Jika sel telur tidak dibuahi akan mati atau larut. Dan ovulasi hanya berlangsung sekitar 24 jam. Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika memiliki siklus menstruasi 28 hari. Atau tepat di tengah siklus menstruasi.
4. Hormon progesteron
Tadi sudah disebutkan jika sel telur yang matang akan dilepaskan dari folikel menuju tuba falopi. Nah folikel itu kemudian akan menjadi korpus luteum, struktur yang akan mengeluarkan hormon progesteron dan hormon lainnya. Fase ini disebut fase luteal.
Hormon progesteron diperlukan agar kehamilan layak dan dapat berlanjut. Progesteron juga membantu menebalkan lapisan rahim untuk memungkinkan implantasi sel telur yang sudah dibuahi.
5. Hormon human chorionic gonadotropin (hCG)
Jika terjadi kehamilan, tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG), hormon yang akan dideteksi oleh alat tes kehamilan. Hormon ini juga membantu menjaga korpus luteum dan menjaga lapisan rahim tebal.
Namun jika tidak terjadi pembuahan, kehamilan tidak terjadi, korpus luteum akan menyusut, begitu juga dengan hormon progesteron yang menurun. Lapisan rahim kemudian dilepas menjadi menstruasi.
Demikian jenis hormon dan juga fungsinya dalam sistem reproduksi wanita. Punya pertanyaan lebih lanjut?
Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!