Share This Article
Belakangan ini, publik dihebohkan oleh kabar selebritis Luna Maya yang memutuskan untuk melakukan pembekuan sel telur. Prosedur ini memang kurang populer di Indonesia, tapi sudah ada sejak lama di dunia medis.
Lantas, apa sebenarnya pembekuan telur itu? Seperti apa prosedurnya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu pembekuan telur?
Pembekuan telur, atau oocyte cryopreservation, adalah prosedur medis yang bertujuan agar seorang wanita bisa tetap hamil di masa depan. Sel telur diambil dari ovarium, lalu dibekukan tanpa dibuahi. Sel telur itu kemudian disimpan agar bisa digunakan suatu hari nanti.
Saat ingin “dipakai” untuk pembuahan, sel telur yang beku akan dicairkan, lalu disatukan dengan sperma melalui proses laboratorium. Jika berhasil, akan dimasukkan ke dalam rahim melalui prosedur bayi tabung (in-vitro fertilization).
Prosedur pembekuan sel telur bukanlah hal yang baru. Dikutip dari laman University of California Health, kelahiran manusia pertama dari metode ini diperkirakan terjadi pada 1986. Untuk saat ini, prosedur ini mengharuskan pasien merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Viral Anak Kembar Dilahirkan dengan Selisih Waktu 6 Tahun, Kok Bisa?
Mengapa harus melakukan pembekukan sel telur?
Metode pembekuan telur sering dipilih karena berbagai alasan. Salah satunya adalah ketidaksiapan seorang wanita untuk hamil, tapi masih memiliki keinginan untuk mendapat momongan di masa mendatang.
Berikut beberapa kondisi yang kerap mendorong seorang wanita melakukan prosedur pembekuan sel telur:
- Mempunyai riwayat atau kondisi yang memengaruhi kesuburan, misalnya penyakit anemia sel sabit dan gangguan auto imun seperti lupus.
- Sedang menjalani perawatan kanker atau penyakit lain yang bisa berdampak pada kemampuan hamil. Kemoterapi dan terapi radiasi misalnya, dapat menurunkan kesuburan.
- Mengharapkan donor sperma dari orang tertentu di masa depan
- Berencana menjalani prosedur medis seperti pembedahan yang bisa menyebabkan kerusakan ovarium.
- Berencana melakukan aktivitas tertentu yang berpotensi membahayakan ovarium.
- Mengidap kelainan kromosom akibat penyakit tertentu.
Prosedur pembekuan sel telur
Syarat utama agar wanita dapat melakukan pembekuan telur adalah masih dalam kondisi bisa ovulasi. Namun, ada beberapa langkah dan tahapan yang perlu kamu tempuh saat memutuskan untuk menjalani pembekuan telur. Mulai dari persiapan, prosedur berlangsung, hingga pemulihan.
Persiapan
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah melakukan riset dan mencari klinik atau rumah sakit yang tepat untuk menjalani prosedur pembekuan telur. Konsultasi juga dilakukan lebih dulu untuk mengetahui apakah kamu sudah layak menjalani prosedur tersebut.
Jika semua beres, kamu akan diminta menjalani rangkaian tes, seperti pemeriksaan darah, ovarium (mengecek kualitas dan kuantitas sel telur), hingga skrining riwayat penyakit menular (HIV dan hepatitis). Pemeriksaan panggul menggunakan USG juga biasanya dilakukan.
Prosedur
Dokter akan merangsang indung telur menggunakan hormon sintetis agar ovarium menghasilkan banyak sel telur.
Saat folikel siap untuk pengambilan telur (biasanya setelah 10-14 hari setelah proses stimulasi awal), proses akan dilanjutkan. Pengambilan sel telur dilakukan dengan obat penenang, sembari gelombang ultrasound dipancarkan ke dalam vagina untuk mengidentifikasi folikel.
Kemudian, sebuah jarum dimasukkan ke dalam folikel melalui vagina. Sel telur lalu dikeluarkan dengan alat pengisap. Kamu mungkin akan mengalami kram pada tahapan ini. Sesudah itu, sel telur didinginkan hingga beku dengan suhu di bawah nol derajat Celsius guna membuatnya awet.
Perlu diketahui, zat berkonsentrasi tinggi digunakan untuk mencegah pembentukan kristal es selama proses pembekuan. Tahapan ini disebut dengan vitrifikasi.
Pemulihan
Kamu mungkin sudah bisa beraktivitas normal dalam rentang waktu tujuh hari setelah prosedur selesai dilakukan. Semua akan baik-baik saja. Namun, segera hubungi dokter jika mulai merasakan demam tinggi, sakit perut hebat, dan kenaikan berat badan hampir satu kilo dalam 24 jam.
Begitu pula jika kesulitan buang air kecil dan mengalami perdarahan vagina lebih dari dua pembalut per jam, segera temui tenaga kesehatan yang menanganimu menjalani prosedur pembekuan telur.
Baca Juga: Penyebab Umum Infertilitas pada Perempuan yang Perlu Diketahui
Risiko yang mungkin terjadi
Meski telah menjadi tren bagi kalangan tertentu, metode pembekuan sel telur tak lepas dari sejumlah risiko, baik secara fisik maupun psikis.
Misalnya, penggunaan perangsang folikel bisa memicu pembengkakan ovarium hingga nyeri tak tertahankan. Gejalanya bisa berupa sakit perut, kembung, mual, bahkan diare.
Penggunaan jarum saat pengambilan sel telur juga dapat menyebabkan perdarahan, kerusakan usus, infeksi, hingga gangguan kandung kemih dan pembuluh darah.
Sedangkan pada kesehatan mental, metode ini dapat memengaruhi suasana hati. Sebab, tak jarang wanita merasa mendapat harapan untuk hamil di masa depan meski tak ada jaminan keberhasilan.
Nah, itulah ulasan tentang prosedur pembekuan telur. Apakah kamu tertarik untuk mencobanya?
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.