Share This Article
Tahukah kamu bahwa selain masker wajah, juga terdapat masker khusus yang dirancang untuk menjaga area kewanitaan? Ya, masker vagina adalah masker yang diklaim berfungsi untuk merawat permukaan vagina.
Masker vagina sendiri diklaim memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah melembapkan dan mencerahkan area kewanitaan. Akan tetapi, amankah menggunakan masker vagina? Adakah risiko yang bisa terjadi?
Baca juga: Ingin Periode Saat Haid Cepat Selesai? Ini 5 Tipsnya!
Mengenal masker vagina
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa masker vagina adalah masker yang dikatakan dapat berfungsi untuk merawat permukaan vagina. Masker vagina biasanya disebut sebagai vulva mask.
Produk ini diklaim memiliki beberapa manfaat, seperti detoksifikasi, menenangkan, mencerahkan dan meratakan warna kulit, hingga melembapkan vulva.
Penggunaan masker vagina sendiri tidak jauh berbeda dengan penggunaan masker untuk wajah. Sebelum menggunakan masker, kamu diharuskan untuk membersihkan area vulva dan vagina. Kemudian, masker dapat diaplikasikan pada vulva sesuai petunjuk dalam kemasan.
Sebelum menggunakan produk apapun pada area vagina atau vulva, sebaiknya lakukanlah patch test terlebih dahulu dengan mengaplikasikan sebagian kecil dari produk pada kulit. Bagian dalam lengan atas adalah tempat pengujian yang bagus.
Sebab, area tersebut merupakan lokasi dari otot bisep dan trisep berada. Kamu dapat menguji produk pada area tersebut selama 3 hari. Kemudian, lakukan pengujian yang sama di labia mayora selama 3 hari.
Lalu, lakukan pengujian pada area yang lain dengan titik yang kecil. Jika tidak terdapat mengalami reaksi alergi seperi kemerahan, iritasi, timbulnya ruam, atau gejala lain setelah 3 hari, ini dapat berarti bahwa kulit bisa menerima produk tersebut. Namun ingat, ini bukanlah jaminan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan masker vagina
Masker vagina memang tengah menjadi tren saat ini, namun sebelum menggunakannya sebaiknya kamu memerhatikan terlebih dahulu beberapa hal. Perlu kamu ketahui bahwa vagina dan vulva adalah area yang paling sensitif.
Ginekolog Dr. Devini Ameratunga mengatakan bahwa karena sifatnya yang sensitif dan juga iritasi dapat terjadi karena faktor tertentu, seperti pakaian, mencukur rambut kemaluan, hingga perubahan hormonal, penggunaan produk untuk vagina seringkali tidak disarankan.
Umumnya, vagina tidak memerlukan perawatan khusus. Jika terdapat masalah, seperti ketidaknyamanan, rasa sakit, keluarnya cairan vagina yang tidak normal, atau bahkan vagina berbau, ini dapat menjadi tanda dari infeksi.
Apabila hal tersebut terjadi, kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Apa risiko menggunakan masker vagina?
Reaksi alergi adalah salah satu risiko dari penggunaan masker vagina. Semakin banyak kandungan atau bahan-bahan yang terdapat dalam produk tersebut, maka semakin tinggi pula risiko alergi.
Alergi bisa menimbulkan beberapa gejala, seperti gatal, sensasi panas atau terbakar, hingga kemerahan.
Beberapa produk masker mungkin saja menawarkan kandungan alami dalam produknya. Namun, Dr. Ryan Sobel dari Sidney Kimmel Medical College mengingatkan bahwa hanya karena sesuatu alami, bukan berarti membuatnya bebas dari risiko alergi.
Bukan hanya masker saja, sabun, panty liner, deterjen, atau bahkan lubrikan pun bisa memicu reaksi alergi, bahkan jika produk tersebut telah digunakan dalam beberapa waktu. Kembali lagi, karena vagina merupakan area yang sensitif.
Baca juga: Iritasi Vagina Akibat Pembalut: Ciri-ciri dan Cara Mencegahnya
Masker vagina bukan pengobatan utama
Sering kali masker vagina dianggap dapat membantu menangani masalah pada area kewanitaan. Kekhawatiran yang utama adalah penggunaan masker sebagai pengobatan untuk masalah yang mendasarinya.
Misalnya saja, menggunakan masker untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat iritasi, ruam, atau kerusakan pada kulit.
Namun yang perlu diingat adalah masalah yang terjadi pada vulva atau vagina sebaiknya tidak ditangani dengan masker. Sebab, kondisi tersebur memerlukan penanganan medis.
Hal ini pun menjadi fokus utama jika kamu sensitif terhadap produk tertentu, seperti hand sanitizer, hand cream, atau bahkan pelembap. Jika kamu mengalami hal ini, sebaiknya hindarilah penggunaan produk untuk vagina.
Sebagai tambahan, jika kamu memiliki luka terbuka, luka, atau lesi pada area vulva, masker bukanlah pilihan yang terbaik. Sebab, ketika terdapat luka atau lesi, bahan kimia akan lebih mudah masuk dan meningkatkan risiko reaksi alergi.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai risiko dari masker vagina. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan hal ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!