Share This Article
Apa kamu pernah menemukan bercak darah di celana dalam, padahal sedang tidak mengalami menstruasi? Jika ya, maka itulah yang disebut spotting.
Apakah kondisi ini berbahaya? Apa hal ini menandakan masalah kesehatan tertentu? Dan bagaimana langkah penanganannya jika kamu mengalaminya? Simak jawaban lengkapnya lewat ulasan berikut ini.
Apa itu spotting?
Dilansir dari Medicinenet, istilah spotting dipakai untuk menjelaskan kondisi perdarahan vagina yang sangat ringan. Ini biasanya ditandai dengan keluarnya cairan berwarna coklat, dan terjadi di pertengahan siklus di antara periode menstruasi.
Bercak ini umumnya hanya berupa darah dalam jumlah yang sedikit. Kamu bisa saja melihatnya di kertas toilet setelah buang air kecil, atau bahkan di pakaian dalam.
Baca juga: Benarkah Manfaat Garam Himalaya Lebih Baik dari Garam Biasa?
Perbedaannya dengan Menstruasi
Menstruasi memiliki karakteristiknya sendiri, salah satunya adalah: aliran darah secara bertahap dari sedikit ke banyak dan kemudian berkurang. Kamu membutuhkan pembalut selama menstruasi. Sedangkan spotting tidak memiliki volume sebanyak menstruasi, biasanya hanya bintik-bintik kecil dengan pola yang tidak teratur dan warnanya biasanya lebih ringan daripada darah menstruasi sehingga tidak perlu pembalut.
Indikasi lain bahwa ada sesuatu yang berbeda adalah bahwa menstruasi sering disertai dengan gejala PMS seperti kemurungan, menjadi sensitif, kram perut bagian bawah, kelelahan , sakit kepala , dan banyak lagi .
Sedangkan spotting tidak ada gejala PMS tetapi kamu mungkin merasakan kondisi yang tidak nyaman seperti gatal dan kemerahan di vagina , menstruasi kamu datang terlambat atau siklus kamu tidak teratur seperti biasa , rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil atau saat berhubungan seks , rasa sakit di daerah panggul keputihan yang tidak biasa atau bau yang tidak biasa dari daerah vagina, juga bisa datang dengan peningkatan berat badan
Penyebab terjadinya spotting
Menurut Healthgrades, spotting bisa disebabkan berbagai faktor yang bervariasi. Penyebabnya sangat tergantung pada usia, dan tahap perkembangan yang sedang dijalani oleh seorang perempuan. Beberapa faktor penyebab spotting yang umum terjadi adalah:
1. Baru mengalami menstruasi
Saat memasuki usia remaja, perempuan akan berada di fase awal mengalami menstruasi. Pada saat itu, tubuh yang masih beradaptasi terhadap perubahan hormon, akan sangat mungkin mengalami bercak.
2. Pemakaian alat kontrasepsi
Alat-alat kontrasepsi seperti pil KB, suntik hormon, IUD, maupun implan, semuanya dapat menyebabkan bercak di antara siklus menstruasi. Bercak ini bisa terjadi secara spontan, ataupun saat kamu mengalami salah satu kondisi berikut ini:
- Baru menggunakan alat kontrasepsi berbasis hormon
- Melewati dosis atau tidak minum pil KB sesuai dosis yang dianjurkan
- Baru saja mengubah jenis atau dosis kontrasepsi
- Menggunakan alat kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
Baca juga:Â Hati-hati, Ini Deretan Makanan Pemicu Kanker!
3. Proses pembuahan
Sebagian besar perempuan mengalami siklus menstruasi normal kira-kira setiap 28 hari sekali. Dilansir dari Healthline, sekitar 3 persen di antaranya diketahui mengalami bercak antara 11 sampai 21 hari setelah hari pertama haid terakhirnya.
Bercak pada periode ini biasanya terjadi ketika indung telur melepaskan sel telur. Warna bercak umumnya adalah merah muda terang atau merah. Spotting akibat ovulasi biasanya akan berlangsung sekitar 1 hingga 2 hari di tengah siklus menstruasimu.
4. Kehamilan
Bercak yang terjadi selama kehamilan adalah hal yang wajar terjadi. Sekitar 15 hingga 25 persen perempuan, akan mengalami bercak selama trimester pertama mereka.
Perdarahan yang terjadi seringkali ringan, dan warnanya berkisar di antara merah muda, merah, atau coklat. Meski terbilang normal, kamu harus tetap memberi tahu dokter mengenai kondisi ini.
5. Gangguan sistem reproduksi
Beberapa masalah kesehatan yang menyangkut sistem reproduksi perempuan, seperti fibroid, polip, atau komplikasi dari kontrasepsi hormonal juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya spotting.
Gejala-gejala spotting
Perdarahan yang diakibatkan bercak, biasanya jauh lebih ringan daripada perdarahan menstruasi pada umumnya. Bahkan tak akan memerlukan pembalut atau tampon untuk mengatasinya.
Beberapa gejala lain yang umum menyertai terjadinya spotting adalah:
- Pendarahan hebat selama siklus menstruasi
- Menstruasi tidak teratur
- Sakit perut
- Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil
- Nyeri atau terbakar saat berhubungan seksual
- Keputihan, kemerahan, atau gatal pada organ kewanitaan
Cara mengatasi spotting
Perawatan untuk kondisi ini sangat tergantung pada faktor yang menjadi penyebab terjadinya bercak. Beberapa kondisi bercak ada yang tidak serius, dan tidak memerlukan pengobatan khusus.
Namun, apabila kondisi ini disebabkan adanya infeksi, maka dokter kemungkinan besar akan memberikan obat antibiotik sebagai penanganannya.
Tindakan pembedahan juga bisa menjadi salah satu langkah penanganan spotting. Biasanya ini dilakukan untuk menghilangkan polip serviks, atau fibroid rahim yang menyebabkan perdarahan.
Kapan harus ke dokter?
Meski merupakan hal yang wajar, perdarahan atau bercak yang terjadi selain saat kamu sedang haid, akan masuk dalam kategori perdarahan vagina abnormal yang harus dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter.
Segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, jika kamu mengalami bercak disertai gejala berikut:
- Bercak terjadi terus-menerus, berat, atau berkepanjangan
- Bercak muncul pada saat kamu sedang hamil
- Nyeri di perut bagian bawah
- Demam
- Bercak terjadi saat kamu sedang mengalami menopause
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai spotting atau bercak. Jangan terlalu cemas jika kamu mengalaminya, tapi pastikan untuk segera berkonsultasi apabila kondisi ini berlangsung terus dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!