Share This Article
Menjaga kesehatan tubuh bisa dilakukan dengan banyak cara, mulai dari menerapkan gaya hidup sehat, mengadopsi pola makan sehat, hingga berolahraga. Ya, olahraga memang memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan tubuh.
Meskipun demikian, olahraga berat atau yang dilakukan secara berlebihan justru disebut-sebut bisa menyebabkan siklus menstruasi terganggu. Mengapa demikian?
Baca juga: Yuk Cek ke Dokter, Kenali 11 Penyebab Haid Tidak Teratur Ini!
Benarkah olahraga berat bisa membuat menstruasi tidak lancar?
Melansir laman Very Well Health, stres fisiologis akibat olahraga yang terlalu berat dapat menganggu keseimbangan hypothalamic-pituitary-ovarian axis pada sebagian orang.
Hipotalamus sendiri merupakan struktur yang terdapat di dalam otak yang bertindak sebagai pusat kendali siklus menstruasi.
Hipotalamus bekerja dengan cara mengirimkan pesan hormonal pada kelenjar pituitari dan ovarium. Pada gilirannya, ini dapat memicu ovulasi. Jika proses tersebut terganggu akibat dipicu oleh stres fisiologis, ovulasi dapat terhenti.
Apabila ovulasi tidak terjadi, perubahan yang memicu siklus menstruasi juga tidak akan terjadi, yang mana ini dapat menyebabkan menstruasi tidak lancar.
Tidak lancarnya siklus menstruasi yang diakibatkan oleh olahraga berat, disebut sebagai amenore yang dipicu oleh olahraga (exercise-induced amenorrhea).
Siklus menstruasi terganggu akibat olahraga perlu diwaspadai
Ketika berolahraga banyak orang yang berpikir bahwa berhentinya siklus menstruasi atau amenore merupakan hal yang normal. Padahal, pada kenyataannya ini merupakan kondisi yang perlu diwaspadai.
Bahkan, ahli diet Kate Patton, MEd, mengatakan bahwa ini bisa mengindikasikan masalah yang serius dengan pola makan.
Dikutip dari Healthline, olahraga sendiri tidak secara langsung menyebabkan menstruasi berhenti. Namun, ini dapat disebabkan akibat ketidakseimbangan energi yang dikonsumsi dengan yang digunakan.
Para peneliti di Penn State University menemukan bahwa mengurangi kalori sebanyak 470 hingga 810 dalam sehari dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan dapat menganggu siklus menstruasi.
Menurut Catherine Gordon, MD dari Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, Amerika Serikat, ketersediaan energi yang rendah dapat terjadi karena berbagai alasan.
Di antaranya adalah perubahan atau pembatasan pola makan, olahraga, stres, atau bahkan kombinasi dari faktor-faktor tesebut.
Baca juga: Tanda Mau Menstruasi yang Paling Umum, Mulai Kram Perut hingga Perubahan Mood
Apa saja jenis olahraga yang bisa membuat menstruasi tidak lancar?
Pada dasarnya, tidak ada penjelasan yang spesifik mengenai olahraga apa yang jika dilakukan terlalu berat dapat menganggu siklus menstruasi. Akan tetapi, dilansir laman Micihigan Medicine, olahraga ketahanan yang dilakukan secara berlebihan dapat menganggu siklus menstruasi.
Hal tersebut dapat terjadi akibat amenore sekunder, yakni suatu kondisi yang dapat terjadi ketika ovarium tidak memproduksi cukup estrogen. Diyakini bahwa stres dan rendahnya jumlah lemak di dalam tubuh dapat berkontribusi pada amenore.
Jika kamu mengurangi frekuensi olahraga atau menambah sedikit berat badan, menstruasi mungkin saja akan dimulai kembali.
Faktor risiko siklus menstruasi tidak lancar akibat olahraga
Di sisi lain, Female Athlete Triad (FAT) juga perlu untuk diwaspadai. FAT sendiri merupakan gabungan dari tiga kondisi faktor risiko kesehatan yang saling terkait, ini termasuk amenore, osteoporosis, serta ketersediaan energi yang rendah dengan atau tanpa gangguan makan.
FAT merupakan kondisi yang perlu diwaspadai pada wanita muda yang berpartisipasi dalam olahraga atau atlet putri remaja. Sebab, ini dapat menimbulkan kondisi kesehatan yang serius.
Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai faktor risiko dari siklus menstruasi yang tidak lancar:
1. Amenore
Amenore atau tidak mengalami menstruasi bisa menjadi efek samping akibat olahraga yang terlalu berat. Ketika amenore terjadi, metabolisme dapat melambat, sehingga dapat menyebabkan berhentinya ovulasi untuk menghemat energi.
Hal tersebut bisa menyebabkan massa otot tidak meningkat. Sebab, untuk membangun massa otot membutuhkan energi.
2. Osteoporosis
Estrogen dapat membantu menjaga tulang untuk tetap kuat. Akan tetapi, ketika kadar estrogen turun secara alami setelah menopause, risiko pengeroposan tulang dapat meningkat. Kadar estrogen rendah yang dipicu oleh amenore juga dapat menyebabkan osteoporosis.
Pengeroposan tulang dapat terjadi jika asupan kalori tidak memadai untuk seberapa besar olahraga yang dilakukan. Menggunakan energi berlebih yang dibutuhkan untuk olahraga berat dapat menghabiskan energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk produksi estrogen.
3. Gangguan makan
Sebagian wanita mungkin membatasi makan secara tidak sengaja. Seiring dengan waktu, pembatasan makan ini dapat berkembang menjadi pendekatan makan yang tidak teratur, yang mana tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Bagaimana cara mencegah siklus menstruasi tidak lancar akibat olahraga berat?
Untuk berlatih sekuat tenaga, kamu perlu mengadopsi pola makan yang tepat. Sebab, ini juga dapat membantu untuk membangun otot.
Untuk mencegah atau mengatasi konsekuensi kesehatan serius dari faktor risiko akibat olahraga terlalu berat yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa cara yang perlu kamu lakukan, di antaranya:
- Konsumsi makanan seimbang, dengan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak
- Makan dalam kurun waktu 30 hingga 60 menit setelah kamu menyelesaikan semua latihan
- Jika olahraga berlangsung lebih dari 90 menit, konsumsi makanan yang setidaknya mengandung 15 gram karbohidrat
- Mencukupi asupan kalsium setiap hari
- Jangan olahraga terlalu berlebihan
Nah, itulah beberapa informasi mengenai olahraga secara berlebih dan kaitannya dengan siklus menstruasi. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!