Share This Article
Mudah marah, emosi yang tidak stabil dan moody adalah hal yang sering diperlihatkan perempuan sebelum haid. Kondisi ini merupakan gambaran umum yang juga disebut premenstrual syndrome (PMS) dan bisa membuat mereka depresi.
Kondisi ini memang sangat mengganggu, emosi perempuan bisa sangat meledak dan tidak terkontrol saat PMS ini. Meskipun demikian, kondisi ini bisa menjadi alarm bahwa periode kamu sudah dekat.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi PMS dengan Cara Alami: Kompres Hangat hingga Yoga
Emosi yang naik turun
Dalam kondisi ini, perempuan akan mengalami mood yang sangat tidak menentu. Kamu bisa saja sedih, menangis bahkan merasa cemas lalu kembali normal hanya dalam waktu satu hari.
Beberapa kondisi lain yang bisa terjadi adalah:
- Mudah marah
- Cemas
- Lelah
- Marah-marah
- Menangis
- Merasa acuh
- Linglung
- Tidak ada dorongan seksual sama sekali
- Tidur yang kurang atau berlebihan
- Nafsu makan yang kurang atau berlebihan
Penyebab moody saat PMS
Hingga saat ini, para pakar masih belum mengetahui alasan pasti dari PMS. Akan tetapi sepertinya hal ini bisa dikaitkan dengan fluktuasi hormon yang terjadi selama paruh kedua siklus menstruasi.
Level hormon estrogen akan meningkat secara perlahan setelah periode kamu berakhir dan puncaknya terjadi dua minggu setelahnya. Lalu level estrogen ini akan menurun secara cepat dan meningkat perlahan sebelum turun lagi sesaat sebelum menstruasi dimulai.
Perubahan estrogen dan level progesteron juga bisa memengaruhi level serotonin dalam tubuh kamu. Serotonin adalah neurotransmitter yang berperan dalam mengatur mood, siklus tidur dan nafsu makan.
Serotonin yang rendah selalu dikaitkan dengn perasaan sedih mudah marah, kesulitan tidur hingga rasa lapar yang tidak biasanya. Ini semua adalah gejala dari PMS, biasanya gejala ini akan meningkat saat level estrogen dan progesteron juga meningkat.
Moody karena PMS yang berat
Everydayhealth melansir 3-8 persen perempuan mengalami menstruasi yang berat yang disebut dengan premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Kondisi ini bisa membuat kamu mengalami depresi dalam waktu satu atau dua minggu sebelum menstruasi.
Setiap perempuan yang memiliki riwayat depresi di keluarga atau pernah mengalami postpartum depresi memiliki risiko tinggi terkena PMDD. Menurut Carol Livoti, MD, seorang gynecologist dari New York, depresi berat dan mudah marah merupakan gejala utama PMDD.
Diagnosis biasanya dilakukan dengan melihat apakah kamu mengalami lima di antara sekian banyak gejala berikut ini:
- Sedih yang mendalam atau putus asa dengan kemungkinan berpikir untuk bunuh diri.
- Mudah marah yang berkepanjangan, dan kamu bisa dengan mudah melampiaskannya pada orang-orang yang kamu kasihi
- Merasa tertekan dan cemas
- Sering panik
- Moody
- Menangis
- Tidak tertarik dengan aktivitas harian dan sebuah hubungan dengan pasangan
- Kesulitan berbicara atau berfokus
- Merasa tidak bisa mengontrol diri sendiri
- Letih
- Tidak energik
- Merasa lapar atau hasrat pada makanan yang berlebihan
Gejala-gejala ini akan menghilang sesaat setelah menstruasi dimulai. “Jika terjadi sepanjang bulan, berarti itu bukan PMDD,” terang Livoti. Bisa saja itu malah diakibatkan oleh sakit fisik atau mental lain.
Baca Juga: Ginkgo Biloba dan Manfaatnya: Meningkatkan Fungsi Otak hingga Mengatasi Nyeri PMS
Cara mengatasi PMS dan moody bawaan
Pada banyak perempuan, perubahan gaya hidup dapat menjadi cara untuk bisa mengatasi PMS. Jika kamu mengalami PMS yang berat, kemungkinan kamu membutuhkan pengobatan untuk mengatasinya.
Cara-cara berikut ini dapat membantu kamu dalam mengontrol emosi dan mood yang naik turun pada saat PMS:
Olahraga
Aktivitas fisik dapat meningkatkan mood dan menyingkirkan depresi. Senyawa endorfin yang dilepaskan oleh otak pada saat kamu berolahraga bisa mengimbangi perubahan hormon yang terjadi dan menyebabkan PMS yang berat.
Berolahraga juga bisa mendorong energi dan mengatasi kram dan kembung yang juga bisa membantu kamu merasa lebih baik saat PMS. lakukanlah olahraga seperti berjalan, lari, bersepeda atau berenang.
Makan sedikit namun sering
Mengubah pola makan menjadi sedikit namun sering dapat membantu kamu mengatasi gejala PMS, lho. Karena ketika kamu makan berat dengan banyak asupan karbo, gula darah pun akan meningkat dan menambah buruh PMS.
Hindari kafein alkohol dan makanan manis
Cobalah untuk menghindari asupan kopi dan minuman berkafein lainnya selama dua minggu sebelum menstruasi untuk membuat mood dan emosimu menjadi lebih baik. Menghentikan asupan alkohol juga merupakan salah satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan ini.
Sementara untuk makanan manis, dapat meringankan gejala PMS yang berat dengan mencegah fluktuasi gula darah yang juga bisa membuat mood menjadi naik turun.
Mengontrol stres
Stres dapat membuat gejala PMS yang berat menjadi lebih buruk. Jadi dengan kamu bisa mengontrol stres, kamu pun bisa mengontrol emosi saat PMS.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!