Share This Article
Sejak dulu wanita umumnya ingin memiliki bentuk payudara yang indah. Tak heran jika hal ini membuat para produsen produk kecantikan untuk memasarkan segala bentuk perawatan atau obat payudara.
Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, semakin banyak pula pihak yang menawarkan beberapa prosedur pembesaran payudara tanpa operasi.
Salah satu metode yang sedang tren adalah filler atau suntik pengisi payudara. Tapi apakah prosedur ini aman untuk dilakukan?
Baca juga: 4 Fakta Penting Menyusui bagi Moms dengan Implan Payudara
Bagaimana cara kerja filler?
Filler yang umum digunakan dalam berbagai tindakan pengobatan, termasuk memperbesar payudara, adalah cairan yang disebut Hyaluronic Acid.
Tujuan penggunaannya ke dalam payudara salah satunya adalah meningkatkan volume payudara.
Efek samping berbahaya dari filler payudara
Selain lebih leluasa menentukan ukuran payudara yang diinginkan, menggunakan filler juga tidak memerlukan tindakan pembedahan yang rumit, dan dapat dilakukan hanya dengan anestesi lokal.
Namun karena payudara memiliki konstruksi pembuluh darah yang kompleks, suntik filler berpotensi menimbulkan efek samping.
Sebuah studi yang diterbitkan di NCBI, meneliti pemakaian jenis filler Macrolane untuk pembesaran payudara pada sekitar 4000 wanita sejak tahun 2004 hingga 2012.
Hasilnya diketahui bahwa tindakan ini dapat menimbulkan beberapa dampak berbahaya meliputi:
1. Infeksi
Selama kurun waktu tersebut, terdapat tiga kasus infeksi (0,08 persen) dari 4000 wanita yang dirawat, di mana dua di antaranya membaik setelah pemberian antibiotik intravena.
Sementara itu wanita ketiga yang menerima 30 ml Macrolane pada setiap payudaranya memerlukan perawatan yang lebih ekstensif.
Terlihat ada kemerahan dan bengkak pada payudara kiri, kenaikan suhu sampai dengan 38 ° C, serta kesulitan untuk mengangkat lengan kiri pada wanita tersebut.
Dikarenakan gejalanya tidak kunjung membaik, selain melakukan pemberian antibiotik intravena, dokter juga menyedot sejumlah besar Hyaluronic Acid dan nanah dari payudara wanita itu.
2. Dislokasi filler yang diinjeksi
Dislokasi atau berpindahnya lokasi Macrolane dari tempat yang seharusnya di payudara, terjadi sebanyak empat kasus. Salah satu penyebabnya adalah karena filler ini merupakan bahan nonabsorben yang tidak dapat larut baik secara fisik maupun dengan reaksi kimia.
Hal ini membuat filler menjadi sulit dihilangkan, dan mengakibatkan deformasi payudara hingga jaringan parut. Penanganan yang dapat dilakukan antara lain adalah injeksi Hyaluronidase untuk melarutkan gel yang tersisa.
Tindakan ini berhasil menyelesaikan dislokasi, tetapi kemudian diketahui ada pengulangan dislokasi ke posisi yang sama pada dua wanita.
Baca juga: Ibu Mengonsumsi Sushi saat Menyusui Bayinya, Aman atau Tidak?
3. Degradasi gel terlalu dini
Macrolane diketahui dapat tetap berada di payudara hingga 18 bulan setelah injeksi dengan volume 80 mL hingga 100 mL per payudara.
Namun karena ahli bedah dalam penelitian ini hanya menyuntikkan 30 mL hingga 40 mL per payudara, maka perbandingan serupa tidak mungkin dilakukan.
Meski begitu diketahui bahwa selama masa studi, 24 wanita meminta perawatan ulang dalam waktu enam bulan setelah injeksi.
Dua di antaranya datang karena mengeluhkan degradasi dini, dan lima lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa payudara mereka telah kembali ke ukuran sebelum perawatan dalam waktu enam bulan.
4. Pertumbuhan nodul
Nodul adalah jaringan yang tumbuh secara tidak normal berupa tonjolan atau benjolan. Adapun dari sebanyak 274 pasien yang kembali ke klinik, enam di antaranya mengeluhkan payudara kencang dan munculnya nodul.
Pasien-pasien tersebut kemudian disarankan untuk mengenakan sarung tangan bedah, dan memantau kekencangan payudara mereka saat Macrolane disuntikkan.
Hal tersebut bertujuan untuk memastikan nodul tidak ada, karena kondisi ini merupakan gejala sementara dan akan hilang dalam tiga sampai empat bulan setelah injeksi.
5. Kematian
Apabila tidak ditangani dengan tepat dan segera, pembengkakan akibat infeksi pada pembuluh darah yang tersumbat akibat pemberian filler pada payudara bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu dr. Enrina Diah, Sp.BP-RE, KKF, kepada Ultimoclinic mengatakan, bahwa perawatan filler payudara sudah dilarang di Eropa dan Amerika Serikat.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!