Share This Article
Anoreksia adalah gangguan makan yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang parah. Bukan cuma dialami orang dewasa, tapi mungkin juga terjadi anoreksia pada anak.
Jika dialami orang dewasa, biasanya penderita anoreksia merasa obsesif dengan berat badannya. Orang tersebut akan sibuk mengatur asupan kalori yang masuk ke dalam tubuhnya. Bagaimana dengan anoreksia pada anak?
Mengenal anoreksia pada anak
Dilansir dari Stanford Children’s Health, ternyata anak-anak dan remaja yang mengalami anoreksia juga memiliki penilaian yang salah tentang tubuh. Mereka merasa memiliki berat badan yang berlebih, yang akhirnya membuat mereka membatasi makanan.
Perilaku tersebut dapat semakin parah dan mengarah pada hal-hal lain yang mereka anggap dapat menghentikan penambahan berat badan. Namun, tidak semua mengalami hal ini. Karena itu, anoreksia dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Anoreksia yang membatasi makanan
Maksudnya adalah anak-anak dengan anoreksia tipe ini akan sangat membatasi apa saja yang mereka makan. Mereka akan dengan sangat hati-hati menghitung kalori yang masuk ke dalam tubuh. Tak jarang mereka mengeliminasi makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi.
2. Anoreksia bulimik
Jika mengalami anoreksia jenis ini, anak-anak yang mengalami mungkin terlihat masih makan dengan wajar. Namun setelah makan, mereka melakukan hal-hal yang mereka pikir akan menggagalkan makanan tersebut dicerna oleh tubuh.
Mereka akan memuntahkan makanan yang sudah masuk ke dalam tubuh. Selain itu, mereka akan memaksakan diri dengan cara apapun agar makanan keluar lagi. Bahkan, beberapa orang juga menggunakan obat pencahar dalam jumlah banyak dengan tujuan mengeluarkan semua yang ada di perut mereka.
Apa penyebab anoreksia pada anak?
Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan anoreksia pada anak. Namun, seringkali diawali dari diet biasa. Kemudian berubah menjadi keinginan menurunkan berat badan yang ekstrem.
Beberapa faktor lain yang mungkin dapat menjadi penyebab anoreksia antara lain:
- Sikap sosial terhadap penampilan tubuh
- Pengaruh keluarga
- Genetika
- Ketidakseimbangan kimiawi otak
- Masalah perkembangan
Anak-anak dengan anoreksia cenderung berasal dari keluarga yang memiliki riwayat:
- Bermasalah dengan berat badan
- Penyakit fisik
- Masalah kesehatan mental seperti gangguan depresi atau penyalahgunaan obat
Gejala anoreksia pada anak?
Tidak semua anak menunjukkan gejala yang sama, tetapi berikut ini adalah gejala umum yang mungkin muncul, yaitu:
- Memiliki berat badan yang rendah
- Takut gemuk, walau sudah mengalami penurunan berat badan
- Memiliki pandangan yang menyimpang tentang berat badan, ukuran, atau bentuk tubuh. Misalnya, anak melihat tubuhnya sendiri terlalu gemuk, meski nyatanya sudah terlihat kurus
- Tidak menerima walau sudah memiliki berat badan yang normal
- Pada anak perempuan, kemungkinan melewatkan 3 periode menstruasi
- Memaksakan diri untuk melakukan banyak aktivitas fisik untuk membantu penurunan berat badan
- Mengabaikan rasa lapar
- Terobsesi dengan membuat makanan
- Memiliki perilaku makan yang aneh
- Menarik diri secara sosial, kesal, murung, atau depresi
Selain itu, berikut beberapa gejala fisik terkait anoreksia yang muncul akibat kelaparan dan kurang gizi, di antaranya:
- Kulit sangat kering
- Kehilangan cairan (dehidrasi)
- Sakit perut
- Sembelit
- Lesu
- Pusing
- Kelelahan yang ekstrem
- Sensitivitas terhadap suhu dingin
- Menjadi sangat kurus
- Pertumbuhan bulu halus di tubuh
- Kulit menguning
Gejala tersebut bisa terlihat seperti gejala penyakit lainnya. Jika terjadi pada anak, Moms sebaiknya menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Siapa yang lebih berisiko mengalami kondisi ini?
Kebanyakan anoreksia pada anak dialami oleh perempuan. Namun, anak laki-laki tidak menutup kemungkinan juga mengalaminya. Selain itu, dulunya kondisi ini seringkali ditemukan pada keluarga kelas menengah dan atas. Namun, sekarang ditemukan di berbagai kelompok sosial ekonomi, pada banyak ras dan juga etnis.
Apakah ada komplikasi yang mungkin terjadi?
Anoreksia dapat menyebabkan kekurangan gizi, jika tidak diatasi dapat membahayakan hampir semua sistem organ dalam tubuh. Bisa berakibat fatal dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Penyakit tersebut di antaranya:
- Penyakit jantung. Anoreksia dapat menyebabkan kerusakan jantung karena kekurangan gizi, yang menyebabkan anak mungkin memiliki detak jantung yang lambat, lebih cepat atau tidak teratur. Anak juga mungkin memiliki tekanan darah rendah.
- Kekurangan darah. Satu dari 3 anak dengan anoreksia mengalami anemia ringan. Sementara setengah dari anak dengan anoreksia memiliki jumlah sel darah putih yang rendah.
- Masalah saluran pencernaan. Makanan yang sangat terbatas akan membuat gerakan usus melambat, untungnya kondisi ini dapat diatasi dengan beberapa obat dan dapat kembali makan dengan normal.
- Penyakit ginjal. Anoreksia dapat menyebabkan dehidrasi, dan ini dapat memengaruhi kesehatan ginjal.
- Sistem endokrin. Anoreksia pada anak perempuan dapat menyebabkan terlambatnya menstruasi dan memengaruhi hormon pertumbuhan pada remaja.
- Kesehatan tulang. Risiko patah tulang lebih tinggi pada anak dengan anoreksia. Jika terjadi sebelum puncak pembentukan tulang, yang biasanya berlangsung hingga akhir remaja, akan ada risiko penurunan jaringan tulang atau pengeroposan tulang.
Bagaimana mengobatinya?
Pengobatan anoreksia pada anak tergantung dari gejala, usia dan kondisi kesehatannya. Namun, secara umum, pengobatan bisa berupa campuran terapi seperti:
- Terapi individu
- Terapi keluarga
- Melatih perubahan perilaku
- Rehabilitasi nutrisi
- Obat antidepresan jika anak sampai mengalami depresi
Dilansir dari WebMd, anoreksia, bagaimanapun adalah gangguan makan. Karena itu mengobatinya juga dengan makan. Seperti pengalaman seorang anak dengan anoreksia bernama Megan, yang diobati dengan makanan.
“Kami memberi tahu orang tua Megan, bahwa anak mereka sakit,” kata Patricia T. Siegel, PhD, seorang psikolog anak di Children’s Hospital di Detroit. Kemudian dokter meminta orang tua Megan untuk memberikan obat, dalam hal ini obatnya adalah makanan.
Dalam mengobati anoreksia pada anak, dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan dokter atau terapis. Hal ini disepakati oleh Ivan Eisler, PhD, psikolog dari Universitas London, bahwa orang tua adalah teman terbaik untuk terapis mengobati anoreksia pada anak.
Jika Moms merasa adanya gangguan makan pada anak, sebaiknya segera hubungi dokter. Minta bantuan dokter sebelum kondisi menjadi semakin parah.
Demikian informasi tentang anoreksia pada anak. Jika punya pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!