Share This Article
Makanan Pendamping ASI umumnya mulai diberikan pada bayi saat mereka memasuki usia 6 bulan. Pada tahap ini, bayi mulai diperkenalkan dengan berbagai makanan padat. Namun, sebagai orang tua pasti Moms masih bingung makanan apa yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada bayi, salah satunya adalah jamur untuk bayi.
Jamur termasuk makanan yang memiliki berbagai tekstur dan rasa untuk dinikmati. Namun, apakah bayi boleh makan jamur? Ini ulasannya!
Bolehkah bayi makan jamur?
Melansir Healthline, tidak ada rekomendasi medis yang melarang bayi untuk mengonsumsi jamur. Jadi Moms, boleh kok memberikan menu jamur kepada bayi.
Namun, ada baiknya Moms tidak langsung memberikan jamur sebagai menu pertama MPASI si Kecil. Banyak situs web organik, makan sehat, dan parenting menyarankan menunggu sampai si Kecil berusia sekitar 10-12 bulan sebelum memasukkan jamur ke dalam makanan mereka.
Beberapa dokter anak dan ahli makanan alami menganjurkan untuk selalu memasak jamur sebelum memakannya, terutama untuk anak-anak.
Jenis jamur apa yang boleh dikonsumsi bayi?
Moms boleh memberikan jenis jamur apapun yang tersedia di toko. Jangan pernah memberikan jamur liar atau jamur apapun yang Moms tidak tahu faktor keamanannya.
Jamur adalah organisme yang memakan bahan organik, dan dapat tumbuh di mana saja. Ada banyak jenis jamur di alam liar yang akan membuat Moms dan si Kecil sakit parah jika dikonsumsi sembarangan.
Namun, jamur yang dijual di toko bahan makanan atau pasar umumnya adalah jenis yang aman untuk dikonsumsi.
Jangan berikan jamur mentah pada bayi!
Moms, jangan pernah memberikan jamur yang masih mentah untuk bayi konsumsi ya. Tak hanya bayi, Moms yang sudah dewasa juga tidak boleh makan jamur mentah.
Mengonsumsi jamur mentah menyebabkan ketidaknyamanan dan meningkatkan risiko keracunan. Jadi jangan lupa memasaknya dulu dengan cermat ya, Moms.
Kandungan nutrisi jamur
Jamur sangat dihargai karena rasa umami (gurih) dan komposisi nutrisinya yang unik. Setiap varietas dan subtipe memiliki profil nutrisi yang unik.
Berikut beberapa kandungan nutrisi utama pada beberapa jenis jamur:
- Isi air : 80-90 persen
- Serat makanan : 8-10 persen
- Protein : 12-35 persen
- Vitamin : C, B1, B2, B3, B9, dan Ergosterol (prekursor vitamin D2)
- Mineral : Kalium, natrium, dan fosfor
Jamur kaya akan senyawa bioaktif tertentu seperti polisakarida, triterpenoid, protein dengan berat molekul rendah, glikoprotein, dan senyawa imunomodulasi. Jamur juga mengandung lemak yang dapat diabaikan dan dianggap bebas kolesterol.
Manfaat jamur untuk bayi
Tak hanya memberikan tambahan rasa serta tekstur pada makanan bayi, jamur juga bisa memberikan beberapa manfaat untuk si Kecil lho! Berikut beberapa di antaranya!
1. Meningkatkan kekebalan tubuh
Jamur memiliki sifat memperkuat kekebalan. Sifat ini dikaitkan dengan senyawa bioaktif seperti polisakarida (beta-glukan), triterpenoid, dan mineral yang ada di dalamnya.
Senyawa ini dikenal dapat meningkatkan kekebalan bawaan dan didapat dengan mengaktifkan berbagai jenis sel sistem kekebalan.
2. Kesehatan jantung
Jamur mengandung beta glucan, yakni bentuk serat makanan larut yang sangat terkait dengan fungsi menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung dan oligosakarida bekerja sebagai prebiotik.
Kandungan prebiotik yang ditingkatkan dari makanan merangsang pertumbuhan mikrobiota bermanfaat yang dapat membantu melemahkan kondisi seperti obesitas dan kanker dalam jangka panjang.
3. Antioksidan
Penelitian in vitro menunjukkan bahwa jamur memiliki potensi efek antioksidan bila dikonsumsi secara teratur. Polisakarida yang ada dalam jamur dikaitkan dengan efek antioksidannya.
Selain polisakarida, jamur memiliki berbagai vitamin, mineral, dan ergothioneine, yaitu asam amino esensial yang mengandung sulfur yang memiliki efek antioksidan.
4. Anti inflamasi
Kehadiran senyawa bioaktif seperti polisakarida, proteoglikan, terpenoid, senyawa fenolik, steroid, dan lektin dikaitkan dengan sifat anti-inflamasi jamur.
5. Anti mikroba
Sebuah studi yang diterbitkan di Iranian Journal of Pharmaceutical Research menunjukkan bahwa jamur memiliki aktivitas antimikroba yang kuat secara in vitro.
Juga, jamur dianggap memiliki efek antivirus tidak langsung karena aktivitas imunostimulasi polisakarida. Jamur juga bisa memiliki efek antijamur potensial yang terbukti bermanfaat. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mekanisme tindakan.
Risiko kesehatan jamur untuk bayi
Selain itu, jamur juga punya potensi risiko berbahaya yang tidak bisa Moms hindari. Berikut beberapa di antaranya:
1. Alergi
Sebagian kecil orang mungkin alergi terhadap jamur. Risikonya sangat rendah saat makan jamur karena melepaskan spora ke udara.
Spora tersebut dapat menyebabkan alergi yang mirip dengan jenis yang disebabkan oleh serbuk sari atau jamur.
2. Keracunan
Keracunan jamur paling sering terjadi karena konsumsi jamur liar. Namun, bisa juga terjadi karena konsumsi jamur mentah atau setengah matang. Racun dalam kasus seperti itu sebagian besar tidak diketahui.
Dermatitis shiitake adalah contoh dari jenis ruam selektif yang dapat terjadi ketika jamur shiitake mentah atau setengah matang dikonsumsi.
Jamur yang dibeli dari perkebunan atau toko ritel ternama dapat dikonsumsi dengan aman. Namun, berhati-hatilah saat memilih, menyimpan, dan menyiapkan jamur untuk menghindari efek yang merugikan.
Mengolah jamur untuk makanan bayi
Jamur bisa menjadi hidangan utama, lauk, atau tambahan yang bagus. Mereka bisa ditumis, dipanggang, dipanggang, atau dimasak dengan cara apapun yang Moms pikirkan.
Jamur bisa menjadi pilihan yang baik untuk bayi yang membutuhkan makanan lunak yang bisa dipotong menjadi ukuran yang aman untuk dimakan.
Moms juga bisa tumis jamur dengan mentega atau minyak zaitun, bawang putih, dan sedikit garam. Ini bisa dikonsumsi sebagai hidangan dengan nasi atau pasta, lauk, topping untuk daging, atau dengan sayuran lain seperti bayam, kacang hijau, atau kentang.
Konsultasikan masalah kesehatan Moms dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!