Share This Article
Selain menggunakan botol, pemberian air susu ibu (ASI) bisa dilakukan dengan cup feeder. Dalam hal ini, ASI yang sudah diperah diberikan menggunakan alat berupa gelas berukuran kecil.
Baca juga: Moms, Pahami Penggunaan Susu Formula Bayi Berdasarkan Bahan Dasarnya
Kapan bayi harus menggunakan cup feeder?
Metode pemberian ASI perahan menggunakan cup feeder dilakukan pada kondisi berikut ini:
- Bayi lahir prematur dan belum bisa menyusu secara langsung
- Bayi tidak bisa diberikan ASI karena terpisah dari ibu
- Si Kecil sakit atau memiliki kondisi medis tertentu
- Bayi menolak menyusu langsung dari payudara
- Sang ibu harus berhenti menyusui karena alasan tertentu
Apakah cup feeder lebih baik dari botol susu?
Berikut ini adalah perbandingan memberikan ASI perahan menggunakan cup feeder dan botol susu yang perlu kamu ketahui:
Cup feeder lebih sederhana
Memberikan ASI perahan dengan cup feeder lebih ringkas dibandingkan dengan botol. Yang kamu butuhkan hanya gelas obat yang berukuran kecil atau sejenisnya, ASI atau bahkan susu formula.
Tidak mahal
Menggunakan cup feeder yang peralatannya lebih sederhana daripada botol susu akan membuat kamu mengeluarkan dana yang lebih kecil, karena botol susu tergolong mahal.
Cup feeder lebih aman
Menggunakan cup feeder lebih aman ketimbang botol susu. Pasalnya, bagian puting pada botol dan ulirannya kerap menjadi sarang jamur dan bakteri yang bisa bercampur ke susu dan membuat bayi sakit.
Gelas atau cup feeder lebih mudah dibersihkan dengan air panas dan sabun, kamu pun tidak perlu mensterilkannya sebagaimana yang kerap dilakukan pada botol susu.
Jadi ajang latihan si Kecil
Pada akhirnya, si Kecil akan menggunakan gelas untuk minum. Nah, ketika kamu terbiasa menggunakan metode cup feeder, langkah ini bisa jadi satu ajang latihan untuknya minum dari gelas ketika sudah besar nanti.
Tidak membuat bayi enggan menyusu
Salah satu keuntungan menggunakan metode cup feeder untuk minum ASI adalah metode ini tidak akan menyebabkan nipple confusion pada bayi.
Nipple confusion sendiri terjadi ketika bayi kebingungan dan merasa asing dengan puting ibu lantaran sudah diperkenalkan dengan puting buatan yang ada di botol susu.
Puting buatan pada botol susu menggunakan mekanisme penyedotan yang berbeda dan tidak memerlukan usaha yang keras untuk membuat susu keluar dibandingkan dengan puting. Itu sebabnya, bayi kerap menolak minum susu dari puting ketika sudah mengenal botol susu.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Bayi yang Suka Menggigit Puting saat Menyusu
Mencegah terganggunya pertumbuhan gigi dan rahang
Botol susu bisa mengubah cara gigi dan rahang tumbuh, lho! Hal ini disebabkan oleh mekanisme penyedotan berbeda yang dilakukan ketika minum dari botol susu. Akibatnya, pertumbuhan gigi bayi jadi tidak rata.
Gigi dan rahang yang tidak rata akan memengaruhi kemampuan berbicara dan mulut secara keseluruhan. Pun demikian dengan makan dan bernapas. Nah, kondisi ini bisa dicegah menggunakan metode cup feeder.
Bagaimana cara pakai cup feeder?
Berikut ini adalah cara untuk melakukan metode cup feeder pada bayi:
- Kamu bisa pakai cangkir kecil seperti sloki atau cangkir khusus yang menyembur di salah satu sisinya.
- Isi cangkir setengah dengan susu formula atau ASI perah
- Pastikan bayi berada di posisi tegak lurus di tangan kamu
- Arahkan pinggiran cangkir ke bibir bagian bawah atau gusi bagian bawah
- Angkat perlahan cangkir sehingga isinya berada di pinggir cangkir tapi jangan dituang ke mulut bayi
- Bayi kemudian akan belajar untuk mengecap atau menjilat isi cangkir tersebut dengan lidahnya
- Lakukan secara perlahan dan berikan jeda ketika bayi sedang menelan susu tersebut
- Hidari menekan bibir bagian bawah atau menuang isi cangkir ke mulut bayi
- Lanjutkan memberikan susu dengan perlahan dan ikuti irama mencecap bayi
Jangan gunakan cup feeder sebelum 6 bulan
Meskipun cup feeder menawarkan banyak manfaat, tapi Dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR-K, dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSCM mengimbau agar bayi kurang dari 6 bulan jangan diberikan cup feeder.
Pasalnya, bayi yang baru lahir secara fisiologis akan sulit minum dari cup feeder. “Kalau kita berikan ASI perah pakai cup feeder, bayi tidak akan mampu melakukan lip sealed, lehernya pun harus ditahan saat minum,” kata dia.
Selain itu, cup feeder membuat mekanisme lidah menyentuh langit-langit tidak berlangsung. Akibatnya, ASI dipaksa mengalir sendiri, dan hal ini berbahaya karena bisa membuat bayi tersedak.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang metode cup feeder untuk bayi minum susu atau ASI. Selalu praktikkan cara terbaik dalam mengasuh si Kecil, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.