Share This Article
Dehidrasi seringkali menjadi topik bagi mereka yang aktif berolahraga. Ini karena dehidrasi dapat mengganggu konsentrasi dan keterampilan serta perhatiannya selama pertandingan.
Padahal nyatanya bukan hanya orang dewasa yang mengalami gangguan jika mengalami dehidrasi, lho. Anak-anak dan bayi juga akan mengalami gangguan jika kekurangan cairan tubuh dan dehidrasi.
Apa yang terjadi jika anak-anak mengalami dehidrasi?
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak lebih berisiko mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Ini karena kepekaan haus dan bagaimana tubuh mendinginkan diri berbeda dengan orang dewasa.
Jika pada orang dewasa muda dehidrasi ringan bisa berupa perasaan sangat haus hingga rasa lelah. Dehidrasi juga membuat seseorang lebih sedikit mengeluarkan urine, serta warnanya lebih gelap dari biasanya.
Sedangkan pada anak-anak, dehidrasi dapat menyebabkan mulut dan lidah kering. Selain itu, dehidrasi pada anak dapat menyebabkan:
- Kebingungan atau pemikiran yang tidak jelas
- Perubahan mood
- Sembelit
- Pembentukan batu ginjal
- Syok
Sementara pada bayi, dehidrasi juga mungkin terjadi dan dikaitkan dengan kebingungan, lekas marah dan lesu. Di mana hal tersebut dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif.
Benarkah dehidrasi pada anak bisa menurunkan fungsi kognitif?
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah minum air cukup memengaruhi kemampuan kognitif anak. Hasilnya, bahwa anak-anak yang minum air lebih merasa tidak kehausan.
Anak-anak tersebut juga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik, termasuk yang membutuhkan perhatian visual.
Perkembangan fungsi kognitif sendiri mengacu pada berbagai kemampuan mental, termasuk belajar, berpikir, bernalar, mengingat, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan perhatian.
Apakah ada efek lain jika anak-anak kekurangan cairan?
Anak-anak ataupun orang dewasa yang kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Pada orang dewasa, respons terhadap rasa haus bisa segera ditanggapi dengan minum air yang cukup.
Namun pada anak-anak atau bayi, rasa haus bisa menjadi dehidrasi karena belum bisa merespons kebutuhan cairan seperti orang dewasa. Ketika sudah dehidrasi, anak-anak atau bayi juga belum bisa menyampaikan keluhan.
Bayi umumnya akan menjadi rewel dan haus. Jika tanda-tanda itu tidak ditangani, bayi dapat menjadi lemas, tidak responsif dan cenderung tertidur. Bila terus dibiarkan tanpa penanganan dapat berlanjut menjadi kondisi yang serius, bahkan mengancam nyawa.
Bagaimana memenuhi kebutuhan cairan anak agar tidak dehidrasi?
Kebutuhan cairan berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, massa otot dan lemak tubuh. Namun secara umum menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) banyaknya cairan yang dibutuhkan, yaitu:
- Bayi berusia 0-6 bulan memerlukan cairan 700 ml/hari
- Bayi berusia 7-12 bulan memerlukan cairan 800 ml/hari
- Anak berusia 1-3 tahun memerlukan 1.300 ml/hari
- Anak berusia 4-8 tahun memerlukan 1.700 ml/hari
Sedangkan untuk yang lebih besar, kebutuhan cairan dibagi berdasarkan jenis kelamin:
- Anak berusia 9-13 tahun memerlukan 2400 ml/hari untuk laki-laki dan 2100 ml/hari pada perempuan
- Anak berusia 14-18 tahun memerlukan 3300 ml/hari untuk laki-laki dan 2300 ml/hari untuk perempuan
Jumlah tersebut tidak hanya berasal dari air, tetapi bisa juga dari makanan, susu atau jus buah.
Pertimbangan pemberian cairan lebih
Selain itu, perlu diketahui juga jika angka yang sudah disebutkan di atas bukan hal yang mutlak. Jika anak memiliki kegiatan fisik yang lebih banyak, seperti berolahraga atau berada di lingkungan panas, anak akan membutuhkan lebih banyak cairan.
Anak-anak yang dalam perjalanan jauh juga mungkin membutuhkan air lebih banyak. Orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan cairan lebih tersebut mengingat anak belum dapat mengekspresikan rasa haus dengan baik.
Anak juga lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa karena sensibilitasnya pada rasa haus masih rendah, belum seperti orang dewasa.
Anak yang mengalami masalah kesehatan seperti demam, muntah atau diare juga akan kehilangan banyak cairan. Maka dari itu, mereka membutuhkan cairan yang lebih banyak untuk menghindari dehidrasi.
Demikian informasi pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh anak agar tidak mengalami dehidrasi. Alasannya, dehidrasi dapat menyebabkan adanya penurunan fungsi kognitif pada anak.
Punya pertanyaan lain seputar kesehatan? Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!