Share This Article
Makanan pendamping ASI (MPASI) berperan penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak di 1000 hari pertama kehidupannya (HPK), salah satunya untuk mencegah stunting. Karenanya, orangtua harus mengupayakan pemberian MPASI berkualitas, yakni dengan memastikan protein hewani dalam MPASI terpenuhi.
Apa saja ragam pilihan protein hewani yang bisa dimasukkan dalam menu MPASI yang berkualitas? Teruskan membaca artikel ini sampai selesai ya Parents!
BACA JUGA: Serba-serbi MPASI: Waktu Pemberian yang Tepat dan Pilihan Asupannya
Protein Hewani untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, Lovely Daisy mengatakan, sumber pangan hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap, sehingga sangat mendukung tumbuh kembang anak, termasuk mencegah stunting.
Memupuk pemahaman dan kesadaran akan hal tersebut, dalam memeringati Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari yang ke-64 tahun ini, pemerintah mengusung tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting”. Stunting memang masih menjadi momok yang menakutkan.
Berdasarkan data Kemenkes RI pada 2018 menunjukkan, 1 dari 3 balita (27,5 persen) di Indonesia mengalami stunting. Standar WHO, angka prevalensi stunting di atas 20 persen tersebut sudah termasuk ke permasalahan yang kronis.
Lovely menjelaskan, usia bayi 6-11 bulan dan 12-23 bulan merupakan fase penting untuk melakukan upaya pencegahan stunting pada anak kelak. “Pada fase ini, terjadi lonjakan stunting hingga 1,6 kali lipat, yakni 13,7 persen saat anak berusia 6-11 bulan dan 22,4 persen saat anak berusia 12-23 bulan,” katanya.
Ketika bayi menginjak usia enam bulan, ini adalah usia di mana bayi siap untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian MPASI inilah menjadi intervensi paling utama untuk mendukung pertumbuhan anak, termasuk mencegah stunting.
Terbukti, Rendahnya Konsumsi Protein Hewani Menyumbang Tingginya Angka Stunting
Penelitian oleh International Food Policy Research Institute (IFPRI) dan Cornell University, Amerika Serikat, menganalisis data 130.432 anak berusia 6–23 bulan dari 49 negara berpenghasilan menengah dan rendah. Peneliti menemukan bukti adanya kaitan antara stunting dengan tingkat konsumsi makanan berprotein hewani.
Hasil penelitian menunjukkan, wilayah Amerika Latin dan Karibia yang memiliki tingkat konsumsi sumber pangan hewani lebih tinggi atau sebesar 82,9 persen, memiliki prevalensi stunting terendah yakni 22,35 persen. Sebaliknya, wilayah Afrika Timur dan Selatan memiliki proporsi konsumsi protein hewani terendah yakni 49,3 persen memiliki prevalensi stunting tertinggi yaitu 37,4 persen.
Penelitian yang publis di PubMed Central pada Juli 2018 ini juga menemukan, tingkat konsumsi makanan hewani oleh anak-anak sangat rendah di wilayah Afrika sub Sahara dan sebagian besar negara-negara di Asia.
Sementara riset di Tanah Air yakni di Jakarta Pusat, DKI Jakarta, tentang pola makan anak usia 25-30 bulan baik yang berstatus stunting maupun normal menemukan, pada anak yang mengonsumsi makanan rendah energi dan protein memiliki risiko stunting yang lebih tinggi.
Pilihan Sumber Protein Hewani dalam MPASI
Protein hewani menyediakan semua asam amino esensial dibanding protein nabati. Makanan yang mengandung protein hewani cenderung lebih tinggi nutrisi ketimbang makanan berprotein nabati.
Protein hewani dalam MPASI bisa berasal dari sejumlah jenis makanan ini:
1.Dada ayam
Satu dada ayam tanpa kulit mengandung protein sebanyak 53 gram dan 284 kalori, atau dalam setiap 100 gram dada ayam tanpa kulit mengandung 22,5 gram.
Ayam juga merupakan sumber vitamin B, vitamin D, kalsium, zat besi, zinc, dan banyak vitamin A serta vitamin C.
2.Daging sapi
Memiliki protein yang tinggi, dalam berat 85 gram daging sapi memiliki 21,3 gram protein. Selain tinggi protein, daging sapi tanpa lemak juga kaya akan zat besi, vitamin B12, dan sejumlah besar nutrisi penting lainnya.
3.Udang
Dalam 1 ons udang mentah mengandung 24 gram protein dan 99 kalori. Udang juga mengandung sumber asam lemak omega-6 dan omega-3.
4.Telur
Telur juga merupakan sumber protein hewani yang baik untuk MPASI. Dalam satu buah telur ukuran besar mengandung 77 kalori, 6,3 gram protein dan 5 gram lemak sehat. Telur juga mengandung vitamin D, E, K dan B6, serta kalsium, zinc, dalam jumlah yang cukup.
5.Ikan
Ikan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibanding produk hewani lain. Sumbangan protein ikan terhadap total protein hewani di Indonesia mencapai 57,1 persen. Protein ikan amat mudah dicerna dan diserap tubuh.
Dilansir dari berbagai sumber, kadar protein yang cukup tinggi ada pada beberapa jenis ikan ini, per 100 gram-nya:
- Tuna 29 g
- Teri 28 g
- Nila 26 g
- Kakap 26 g
- Sarden kaleng 24 g
- Belut 18 g
- Bawal 18 g
- Lele 17 g
- Mas 17 g
- Dory 16 g
Sementara seberat 178 gram salmon mengandung 39,3 gram protein.
6.Hati ayam
Hati ayam juga bagus untuk MPASI. Dalam porsi 85 gramnya terkandung 20,8 gram protein, sementara 100 gram hati ayam memiliki kandungan protein 24,5 gram. Kandungan nutrisi lainnya seperti kalori sebesar 167 kkal, 0,9 gram karbohidrat, 4,8 gram lemak, serta 749 miligram omega-6.
7. Daging babi
Bagi keluarga yang diperbolehkan mengonsumsi daging babi, daging ini juga memiliki kandungan protein yang tinggi. Dalam daging babi seberat 113 gram, kandungan proteinnya sekitar 19,1 gram.
Resep Protein Hewani dalam MPASI
Melansir ‘Buku Resep Makanan Lokal’ yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2023, berikut sejumlah resep yang bisa Moms coba untuk menu MPASI dengan kandungan protein hewani di dalamnya.
1.Bubur Sop Daging Kacang Merah
Resep ini dibuat untuk tiga porsi. Per porsinya memiliki nilai gizi yakni energi 98 kkal, protein 4,5 gr dan lemak 3,6 gr.
Bahan-bahan:
- 50 gr (6 sdm) nasi
- 30 gr (3 sdm) daging ayam cincang
- 25 gr (1/2 butir) telur ayam
- 10 gr (1 sdm) buncis
- 10 gr (1 sdm) wortel
- 10 gr (1 sdm) kacang merah
- 10 gr (1 batang) bawang daun
- 1 batang seledri
- 300 ml kaldu ayam
- 2.5 gr (1/2 sdt) minyak untuk menumis.
Buah:
- 100 g (2 buah) jeruk diambil sarinya
Cara membuat:
- Didihkan air kaldu ayam, masukkan kacang merah dan masak sampai empuk
- Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan daging ayam cincang, masak sampai berubah warna
- Masukan tumisan daging ayam ke dalam air kaldu masak sampai daging empuk
- Masukkan nasi, buncis, dan wortel
- Tambahkan kocokan telur, aduk merata dan masak sampai matang
- Haluskan bubur sampai tekstur yang diinginkan, lalu sajikan.
2. Bubur Singkong Isi Ikan dan Ayam dengan Saus Jeruk
Resep ini dibuat untuk tiga porsi. Per porsinya memiliki nilai gizi yakni energi 91 kkal, protein 3,1 gr dan lemak 3,5 gr.
Bahan-bahan:
- 75 gr singkong putih, rebus dan haluskan
- 15 gr (2 sdm datar) daging ikan kembung cincang halus
- 15 gr daging ayam cincang rebus
- 250 ml air kaldu ayam
- 5 gr (1 sdt) minyak kelapa
- 20 gr (2 sdm) bayam segar, potong halus.
Bumbu-bumbu:
- 1 lembar daun salam
- 1 batang sereh.
Bumbu halus
- 1 siung bawang merah
- 1 siung bawang putih.
Buah:
- 100 gr (3 buah kecil) jeruk manis diambil sarinya.
Cara membuat:
- Tumis bumbu halus, lalu masukkan daun salam dan sereh
- Tambahkan air kaldu, masukkan singkong putih, daging ikan, daging ayam cincang rebus, aduk-aduk hingga setengah matang
- Masukkan daun bayam, aduk hingga matang. Jika airnya mengental dapat ditambahkan air matang
- Angkat, lalu saring halus atau diblender. Sebelum disajikan tambahkan saus jeruk.
3. Puding Kentang Ayam dan Telur
Resep dibuat untuk 3 porsi. Nilai gizi per porsinya yakni energi 95 kkal, protein 4.0 gr dan lemak 3.6 gr.
Bahan-bahan:
- 100 gr kentang, dikukus dan dihaluskan
- 30 gr (3 sdm) daging ayam cincang
- 10 gr (1 butir) telur puyuh
- 15 gr (1 buah) tahu kecil, dipotong dadu kecil
- 15 gr (1.5 sdm) wortel parut
- 10 gr (1 sdm) labu kuning
- 15 ml santan
- 1 batang sereh
- 1 lembar daun salam
- 1 sdm minyak
- 50 ml air kaldu ayam.
Bumbu halus:
- 2 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih.
Buah:
• 100 gr (2 buah) jeruk diambil sarinya.
Cara membuat:
- Tumis bumbu halus sampai harum tambahkan daun salam dan sereh
- Masukkan ayam cincang masak sampai berubah warna, lalu masukan kentang, labu kuning, tahu dan wortel aduk sampai merata
- Tambahkan santan dan air kaldu aduk merata dan matikan
- Kocok telur lepas, campurkan pada tumisan tadi. Siapkan wadah tahan panas dan olesi minyak, masukkan adonan dan kukus kurang lebih 20 menit. Sajikan, selagi hangat.
BACA JUGA: Moms, Tak Perlu Bingung, Ini Inspirasi Menu MPASI 6 Bulan
Nah sekarang Moms tidak perlu bingung lagi menyuguhkan menu MPASI untuk buah hati dan pastinya berkualitas untuk mendukung tumbuh kembangnya. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter terkait jika Moms memiliki pertanyaan seputar protein hewani yang tepat untuk si kecil sesuai kebutuhannya dan mencegah timbulnya risiko alergi.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!
Jika Anda memiliki pertanyaan atau saran terhadap artikel ini, silakan mengirimkannya melalui email: gdt.socialmedia@gooddoctor.co.id