Share This Article
Keju merupakan makanan yang lezat sekaligus bermanfaat untuk tubuh. Di dalam keju terkandung zat seperti kalsium, protein, dan vitamin yang baik untuk kesehatan.
Keju juga bisa dijadikan camilan atau topping pada makanan supaya terasa lebih lezat. Tidak jarang, keju juga dijadikan makanan MPASI untuk si Kecil.
Namun, Moms juga perlu waspada, pasalnya keju dapat membuat pencernaan terganggu terutama bagi si Kecil saat usianya belum cukup aman untuk memakan keju. Supaya Moms tidak bingung, berikut panduan dan tips mengolah keju untuk MPASI anak.
Kapan bayi boleh diberi makan keju?
Sebenarnya, tidak ada usia pasti yang direkomendasikan. Namun, menurut The American Academy of Pediatrics (AAP) bayi yang sudah berumur 7 sampai 8 bulan baru diperbolehkan mengonsumsi keju. Pada usia tersebut, keju dianggap aman untuk dikonsumsi oleh bayi.
Keju merupakan makanan yang bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi. Keju memiliki mikronutrien esensial, vitamin A, D, B12, dan mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor. Nutrisi tersebut sangat baik untuk masa tumbuh dan kembang bayi.
Memilih jenis keju yang cocok untuk MPASI
Meski dinyatakan aman dikonsumsi, ternyata tidak semua jenis keju bisa dimakan oleh bayi lho, Moms.
Saat memilih keju untuk si Kecil, Moms harus memastikan bahwa susu di dalam keju telah melewati proses pasteurisasi. Moms bisa mengetahui informasi ini dari ini tulisan yang tertera di label produk.
Keju yang dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi dilarang untuk bayi. Hal ini dilakukan karena adanya kemungkinan keju terkontaminasi listeria monocytogenes, yaitu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit keracunan makanan. Penyakit ini dapat menjadi fatal, terutama pada bayi.
Karena itu, bayi hanya dapat makan keju berlemak yang dipasteurisasi. Keju tersebut termasuk ke dalam jenis keju keras, seperti keju cheddar ringan, keju cottage, dan keju krim.
Si Kecil juga tidak diperbolehkan untuk makan jenis keju yang lunak, seperti keju brie, camembert, atau blue cheese. Keju-keju tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengandung bakteri listeria.
Keju-keju yang lunak ini bisa digunakan untuk campuran bahan makanan lain dan diolah. Bakteri listeria mungkin juga terbunuh saat proses memasak. Namun, menggunakan keju yang dijamin aman tentu akan lebih membuat Moms tenang.
Tips mengolah keju untuk MPASI
Moms dapat memberikan keju secara langsung maupun dicampur dengan bahan makanan lain selama MPASI. Berikut merupakan tips aman dalam mengolah keju untuk si Kecil:
- Mencabik-cabik atau memarut keju
Memarut keju termasuk cara yang aman bagi bayi untuk mengonsumsi keju. Cara ini dilakukan agar anak Moms tidak tersedak. Mengambil keju dengan tangan si kecil juga bagus untuk praktik menggenggam lho, Moms.
- Memotong keju berbentuk tipis dan memanjang
Selain diparut, memotong keju berbentuk tipis dan memanjang juga dapat melatih motorik anak. Cara ini juga mencegah anak menelan langsung keju sehingga kemungkinan tersedak juga dapat berkurang.
- Dilelehkan atau ditaburkan di atas sayuran atau makanan lain
Moms juga dapat menaburkan keju di atas MPASI. Nasi tim ayam yang diberikan taburan keju, atau diberikan lelehan mozarella sepertinya bisa jadi ide makanan MPASI selanjutnya.
- Dicampurkan dengan bahan makanan lain
Moms juga bisa mencampurkan keju ke dalam telur orak arik atau olahan pasta. Dengan begitu, makanan bisa terasa lebih gurih dan nikmat.
Baca juga: 4 Menu MPASI dari Kentang yang Mudah Dibuat dan Kaya Gizi
Terlepas dari gizi serta banyaknya manfaat keju, pemberian keju kepada anak perlu dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter agar lebih aman. Terlebih, untuk Moms yang memiliki riwayat keluarga alergi dan intoleran terhadap susu dan olahannya.
Moms juga dapat menunggu 3 hingga 5 hari selama menawarkan makanan baru, seperti keju. Dengan cara ini, Moms dapat mengamati tanda-tanda intoleransi atau reaksi alergi, seperti diare, muntah, atau ruam pada buah hati. Jika anak Moms sudah mengalami satu dari gejala-gejala tersebut, Moms harus langsung berhenti memberikan keju dan olahannya.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar info sehat lainnya? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!