Share This Article
Anak-anak terutama balita seringkali memukul satu sama lain waktu bermain. Hal ini bisa membuat orang tua merasa stres dan mencoba mencari cara terbaik untuk menangani perilaku tersebut.
Perlu diketahui, perilaku memukul mungkin merupakan proses pertumbuhan anak sehingga harus dibimbing dengan bijak. Nah, untuk mengetahui cara tepat mengatasi anak yang suka memukul yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Anak Trauma BAB? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya Moms
Apa alasan anak suka memukul?
Dilansir dari Parents.com, anak-anak mungkin tidak menyadari bahwa memukul dapat melukai karena rasa welas kasih belum sepenuhnya ada sampai sekitar usia 3 tahun. Selain tidak adanya rasa bersalah, berikut beberapa alasan atau penyebab anak suka memukul.
Mencoba berkomunikasi
Seperti orang dewasa, anak-anak atau balita bisa merasakan bosan, lapar, lelah, dan kewalahan. Perbedaanya adalah anak-anak tidak memiliki keterampilan verbal untuk mengomunikasikan emosi tersebut sehingga dapat membuat semakin frustasi.
Kosakata yang belum sepenuhnya berkembang ini menyebabkan anak cenderung menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan perasaan atau membalas ketidaksetujuan. Salah satu bahasa tubuh yang digunakan adalah memukul.
Memiliki sifat temperamental secara alami
Beberapa anak pada dasarnya cenderung memiliki sifat memimpin sehingga mengembangkan perilaku temperamental.
Anak mungkin belum memiliki keterampilan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara masuk akal sehingga akan bertindak memaksa, termasuk menggunakan pukulan.
Membutuhkan ruangnya sendiri
Anak-anak, termasuk balita tidak memiliki pemahaman yang baik tentang hubungan spasial. Karena itu, jika merasa terpojok di area kecil atau terlalu dekat dengan anak-anak lain maka jalan keluar seperti memukul akan dilakukan sebagai salah satu refleks.
Tips tepat untuk mengatasi anak yang suka memukul
Kebiasaan memukul bukan merupakan fase berat yang harus ditangani karena terdapat langkah lebih tepat, seperti melakukan kontrol, pencegahan, dan mengarahkan ulang. Beberapa cara tepat untuk mengatasi anak yang suka memukul, antara lain sebagai berikut:
Cegah pukulan jika memungkinkan
Pukulan anak yang sudah dapat diprediksi, termasuk ketika berada dalam situasi sosial harus segera dicegah. Pencegahan merupakan preventif normal yang pantas didapatkan anak dan cara tepat untuk menunjukkan empati orang tua.
Untuk menghentikan pukulan, kamu harus tetap dekat dengan anak. Jika selalu berada dekat dengan anak, maka kamu juga bisa mengidentifikasi pemicu serta perilaku dan kemungkinan besar mampu menghentikan insiden sebelum terjadi.
Jauhkan anak dari situasi tersebut
Mengeluarkan anak dari situasi tersebut dengan tenang dapat menjadi salah satu solusi terbaik untuk masalah kebiasaan memukul. Bersiaplah untuk melakukannya lebih dari sekali agar anak menyadari bahwa akan ada konsekuensi yang jelas dari perbuatan tersebut.
Setelah anak menjauh dari situasi, kamu mungkin bisa melakukan diskusi, mengevaluasi kembali, dan menenangkan diri. Berapa lama waktu yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor, termasuk usia dan kemampuan anak untuk memahami.
Tunjukkan empati
Anak tidak dapat benar-benar memahami perasaan marah atau frustasi pada usia ini, namun ada baiknya untuk menunjukkan rasa empati terhadap perilaku tersebut agar anak paham. Cara ini dapat membantu anak mengetahui apa yang benar dan salah.
Pada yang sama, kamu juga perlu menerapkan penguatan positif seperti memuji anak. Gunakan sentuhan lembut, seperti bermain dengan anak untuk menginspirasi perilaku yang lebih baik di masa mendatang.
Ajarkan keterampilan pemecahan masalah
Gunakan permainan imajiner untuk membantu anak mempelajari cara-cara positif dalam menyelesaikan situasi yang sulit. Orang tua bisa mulai berperan sebagai anak lain untuk mengajarkan penggunaan kata-kata guna mengurangi perilaku tidak baik, seperti memukul.
Jangan balas dengan kekerasan
Kebiasaan memukul pada anak tidak bisa dihilangkan dengan memberi anak pukulan agar jera. Cara ini dianggap sangat tidak efektif dan justru dapat menyebabkan banyak kerugian daripada kebaikan di masa mendatang.
Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa anak-anak yang telah dipukul orang tuanya pada usia 5 tahun dilaporkan memiliki peningkatan signifikan dalam masalah perilaku. Beberapa perilaku yang dimaksud, seperti berdebat, berkelahi, menunjukkan kemarahan, dan bertindak impulsif.
Baca juga: Keringat Buntet pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!