Share This Article
Perlu kamu ketahui ada sebagian orang yang justru merasa tidak nyaman dengan keberadaan keluarganya. Hal itu karena keluarga bagi beberapa orang justru dapat menghambat perkembangan diri individu.
Kondisi tersebut bisa disebabkan karena toxic parents yang terkadang juga bisa dilakukan tanpa sadar.
Apa itu toxic parents?
Melansir dari Healthline, toxic parents biasanya digambarkan dengan perilaku orang tua yang menyebabkan rasa bersalah, dan ketakutan pada anak-anak mereka. Tindakan mereka bukanlah peristiwa yang terisolasi, tetapi pola perilaku yang membentuk kehidupan anak secara negatif.
Sama halnya dengan anak, orang tua sebenarnya juga manusia yang mungkin membuat kesalahan, seperti terlalu banyak berteriak, atau melakukan hal-hal yang berpotensi merusak mental anak bahkan secara tidak sengaja.
Namun, toxic parents ini justru lebih mementingkan kebutuhan mereka sendiri tanpa memikirkan dampaknya bagi sang anak.
Mereka kemungkinan besar tidak akan meminta maaf atau bahkan mengakui bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Dan pelecehan atau pengabaian cenderung berkelanjutan atau progresif.
Tanda-tanda toxic parents
Toxic parents adalah istilah umum untuk orang tua yang menampilkan beberapa atau semua karakteristik berikut seperti dilansir dari laman Healthline:
Perilaku egois
Beberapa orang tua mungkin tidak peduli terhadap anaknya secara emosional, narsistik, atau bahkan dalam hal hal-hal yang kamu butuhkan.
Pelecehan fisik dan verbal
Pelecehan mungkin tidak selalu berupa pukulan, teriakan, ancaman, atau sesuatu yang sangat jelas juga. Kamu mungkin mengalami pelecehan yang lebih halus seperti mengata-ngatai , pengalihan kesalahan, tidak mengacuhkan, atau gaslighting.
Mengontrol perilaku
Toxic parents dapat mengganggu privasi atau tidak mengizinkan kamu membuat keputusan sendiri. Tak hanya itu saja mungkin mereka terlalu kritis dan mengontrol keputusan dalam hidupmu, bahkan sebagai orang dewasa.
Perilaku manipulatif
Orang tua mencoba mengendalikan dengan menggunakan rasa bersalah atau sesuatu yang memalukan untuk bermain-main dengan emosi yang kamu miliki. Toxic parents bahkan mungkin memegang waktu, uang, atau barang lain sebagai bidak dalam permainan manipulasi mereka.
Tidak ada batasan
Toxic parents juga cenderung mendorong anak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang anak inginkan. Apabila seorang anak mulai merasakan lelah dengan perlakuan tersebut, besar kemungkinan anak mengalami frustasi.
Dampak psikologis toxic parents pada anak
Apapun bentuknya kehadiran keluarga selalu memiliki dampak signifikan pada perasaan harga diri, persepsi dan kepercayaan individu, serta pandangan secara umum.
Pada dasarnya, keberadaan keluarga ini adalah dasar dari cara kamu melihat dan berinteraksi dengan orang, tempat, dan hal-hal di sekitar.
Begitu kamu menyadari bahwa berada di dalam lingkungan toxic parents, sedikit atau banyak kondisi itu akan membuat kamu mengenali bahwa banyak perilaku negatif. Parahnya ketika kamu merasakan perilaku-perilaku negatif di dalam keluarga, justru hal tersebut dianggap normal.
Misalnya, anak yang telah dipukuli atau dianiaya justru akan menyadari hal itu sebagai perilaku normal. Tak hanya itu saja, seringkali anak-anak yang mengalami toxic parents terbiasa untuk menyalahkan diri sendiri atas perilaku negatif orang tua yang diterimanya.
Kondisi ini pun akan terus terbawa hingga dewasa. Anak-anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri, memiliki citra diri yang buruk, merasa tidak berharga, dan gangguan mental lainnya.
Lebih buruk lagi, jika anak sebagai pribadi dewasa tidak mampu mengobati luka hatinya akibat toxic parents.
Baca juga: Sering Tak Disadari, Ini Tanda Toxic Relationship dan Cara Mengakhirinya
Dampak pada hubungan orang tua dan anak
Menurut Wow Parenting, tumbuh dalam keluarga yang disfungsional atau dibesarkan dengan kondisi toxic parents selain berdampak pada kesehatan mental, juga dapat membuat hubungan antara orang tua dan anak renggang.
Sebagian besar dapat berdampak negatif seperti kebencian pada orang tua, dan emosi negatif lainnya membuat orang dewasa menjadi sangat tidak aman.
Ketika mulai tumbuh, anak akan merasa kesulitan untuk membentuk hubungan dengan orang dewasa yang sehat dan pemalu atau memiliki gangguan kepribadian. Lebih suka berada sendiri daripada berinteraksi dengan orang lain.
Lebih parahnya, anak juga bisa kehilangan kualitas kepolosan seperti anak kecil lainnya karena harus mengambil tanggung jawab besar pada usia dini.
Adanya disfungsional dalam keluarga mungkin terlihat buruk tetapi pasti dapat diubah. Kamu perlu mengidentifikasi disfungsionalitas dan mengatasi masalah tersebut untuk menjalani hidup yang sehat.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!