Share This Article
Kulit bayi baru lahir memiliki karakteristik sensitif, tipis dan rapuh. Dalam penelitian yang publis di jurnal An Bras Dermatol pada 2011, menyebutkan kulit bayi secara bertahap akan mengalami proses adaptasi di lingkungan luar yang sangat berbeda ketika masih di rahim sang ibu. Selama periode adaptasi ini perawatan khusus sangat dibutuhkan.
Seiring usia, perawatan kulit bayi usia enam bulan tentu tidak seekstra ketika baru lahir (newborn). Namun demikian parents tetap tidak boleh mengabaikan pemilihan produk-produk perawatan dan kebersihan untuk bayi usia enam bulan.
Meski memiliki kulit normal, bayi tetap bisa mengalami masalah kulit jika perawatan sehari-harinya tidak tepat. Tetap pastikan bahwa produk tidak mengandung bahan-bahan yang bisa membuat kulitnya teriritasi dan membahayakan kesehatannya.
Baca Juga Artikel Lainnya : Kulit Bayi Masih Sensitif, Moms Harus Cek Kandungan Perawatan yang Aman Bantu Cegah Iritasi dan Alergi
Kondisi kulit bayi seiring usianya
Disebutkan dalam penelitian berjudul ‘Children and newborn skin care and prevention’, dulu ada anggapan bahwa kematangan pelindung kulit bayi akan sempurna pada usia 34 minggu kehamilan. Namun data baru menunjukkan bahwa proses pematangan masih akan terus terjadi sampai usia anak 12 bulan setelah lahir. Pada periode inilah perawatan khusus tetap diperlukan.
Bayi baru lahir memiliki lapisan epidermis yang belum matang, sehingga menyebabkan kulitnya memiliki permeabilitas (daya serap) yang tinggi. Akibatnya, bayi lebih rentan menyerap toksin yang mungkin terkandung dalam obat-obatan maupun produk yang dioleskan pada kulitnya. Kondisi ini biasanya terjadi selama satu tahun pertama usia bayi.
Tanda-tanda jika bayi mengembangkan kulit sensitif:
-Kulit bereaksi setelah dimandikan dengan sabun yang ada kandungan deterjen Sodium lauryl sulfat (SLS)
-Kulit bereaksi setelah dioleskan pelembap. Bisa jadi disebabkan karena wewangian atau kandungan lain dalam produk pelembap
-Terjadi perubahan pada kulit setelah dipakaikan baju atau diselimuti. Kemungkinan karena alergi kandungan detergen atau pewarna dalam produk pencuci pakaian bayi.
Perawatan kulit pada bayi baru lahir, balita dan anak-anak harus mampu menjaga integritas kulit, mencegah penyerapan toksin dan menghindari eksposur terhadap bahan kimia yang berbahaya.
Mengingat fungsi pelindung kulit sangat penting untuk bayi baru lahir sementara cara kerjanya masih dibatasi oleh kematangan yang belum sempurna, maka perawatan kulit harus optimal dengan tetap menimilkan risiko gangguan kesehatan kulit yang bisa ditimbulkan. Ini erat kaitannya dengan memerhatikan efek samping dari penggunaan produk topikal pada kelompok usia ini.
Seiring bertambah matangnya fungsi pelindung kulit, semakin berkurang juga permeabilitas kulit anak. Walau demikian tetap lebih rentan menyerap toksin atau racun dibandingkan orang dewasa. Selain itu, kulit balita maupun anak juga rentan terhadap gangguan mekanis seperti gesekan berulang yang terjadi saat seseorang mengelap kulitnya. Kondisi ini meningkatkan permeabilitas kulit sehingga semakin mudah menyerap toksin.
Walaupun perawatan kulit bayi mungkin sudah tidak menggunakan produk kulit sensitif, tetapi penting untuk tetap memerhatikan kandungannya.
Kandungan yang harus diperhatikan dalam produk perawatan bayi
Sayangnya ada yang masih mengabaikan kandungan yang berbahaya bagi kulit bayi.
Laporan berjudul ‘Pharmacology and Toxicology of Infant Skin’ yang dikeluarkan oleh Department of Dermatology, Abraham Lincoln School of Medicine dan Departments of Pharmacy Practice and Hospital Pharmacy Services, College of Pharmacy, University of Illinois di Amerika Serikat, menyebut beberapa obat dan bahan kimia yang umum digunakan telah menjadi penyebab keracunan pada bayi dan anak.
Didapatkan banyak bayi berisiko tinggi mengalami toksisitas terutama kelompok bayi prematur karena pelindung kulit mereka belum matang sempurna, sehingga tidak mampu menangkal obat-obatan beracun dan bahan kimia berbahaya yang masuk ke tubuh.
Berikut kandungan yang harus diperhatikan dan bahkan beberapa di antaranya harus dihindari pada produk perawatan dan kebersihan bayi:
1.Phenol, resorcinol dan cat castellani
Pada tahun 1967 terjadi outbreak kasus keracunan pentachloro-fenol yang menimpa 20 bayi baru lahir, dua diantaranya meninggal dunia. Kandungan bahan kimia ditemukan ada dalam kain linen untuk bayi yang diduga berasal dari produk laundry. Keracunan menyebabkan sejumlah gejala seperti anemia hemolitik, mengantuk, pernapasan dangkal dan hemoglo-binuria.
2.Asam borat
Bahan kimia ini banyak ditemukan pada produk bedak tabur, dan salep. Zat ini biasanya dipakai untuk mengatasi dermatitis area popok dengan kadar konsentrasi 5-10 persen.
3. Asam salisilat
Pada 1946 ditemukan kasus keracunan asam salisilat yang cukup fatal pada 13 anak-anak di mana 10 di antaranya berusia dibawah tiga tahun.
4.Epinefrin
Kasus keracunan epinefrin pernah menimpa bayi usia dua hari setelah dilakukan sirkumsisi.
5.Kortikosteroid
Keracunan kortikosteroid pernah dilaporkan menimpa pada bayi dengan dermatitis atopik. Topikal hidrokortison dapat mensupresi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal pada bayi.
6.Estrogen
Dua bayi perempuan dan laki-laki dilaporkan mengalami pubertas dini setelah diberikan salep estrogen topikal dengan pemakaian harian sebanyak 2-10 kali.
7.Hexachlorophene (heksaklorofen)
Heksaklorofen merupakan bahan kimia yang beracun bagi sel-sel saraf. Penggunaannya sebagai antibakteri. Namun pemakaian dengan dosis tinggi bisa menyebabkan keracunan, adanya luka kulit terbuka dan besar, dan tidak membilas dengan benar jika terpapar kandungan ini.
8.Lindane
Merupakan bahan kimia yang umum digunakan untuk mengatasi kudis dan kutu air. Kasus keracunan lindane pernah menimpa pada bayi usia empat bulan.
Memilih sabun mandi yang tepat sesuai usia bayi dan jenis kulitnya
Bayi dengan kulit yang normal ataupun sensitif harus tetap dimandikan agar terhindar dari kuman, karena kuman dapat masuk melalui pori-pori kulit.“Mandi dapat menambah kelembapan pada kulit dan membersihkan bakteri penyebab infeksi, “ jelas Amy S. Paller, MD, seorang profesor pediatri di Northwestern University.
Lalu adakah perbedaan penggunaan jenis sabun mandi pada bayi dengan kulit sensitif dan bayi dengan kulit normal? Sementara pada bayi dengan kulit normal bisa menggunakan sabun mandi untuk kulit normal dan kulit sensitif, namun tidak demikian dengan bayi yang memiliki kulit sensitif. Bayi dengan kulit sensitif hanya bisa menggunakan produk sabun mandi khusus untuk kulit sensitif.
Namun baik untuk kulit sensitif maupun kulit normal, sabun mandi bayi sebaiknya tidak mengandung deterjen SLS (SLS free) atau memiliki kandungan-kandungan yang berbahaya bagi bayi seperti yang telah disebutkan di atas.
Penggunaan sabun mandi dan pelembap bayi, pilih yang triple moisturizer dan hindari kandungan SLS
Sodium lauryl sulfat atau SLS adalah bahan kimia yang umum digunakan dalam produk kecantikan, sabun, pasta gigi, hingga produk pembersih. Khusus untuk produk perawatan dan pembersih bayi, termasuk sabun mandi sebaiknya hindari yang mengandung SLS karena dapat mengiritasi kulit.
Yousuf Mohammed, peneliti dermatologi dari The University of Queensland, Australia, menjelaskan penggunaan bahan kimia yang melemahkan mekanisme pertahanan kulit berpotensi merusak kulit.
Sementara peneliti dari Jerman menguji 1.600 pasien untuk iritasi SLS dan menemukan 42 persen dari pasien yang diuji memiliki reaksi iritasi. Seseorang yang terpapar SLS, maka kulit mereka mengembangkan kondisi kering, bersisik, gatal atau sakit dan menjadi merah.
Dalam memilih sabun mandi, orang tua harus memastikan bahwa sabun yang digunakan si kecil tidak memiliki kandungan SLS di dalamnya, seperti PUREBB Wash yang juga tidak mengandung bahan deterjen SLS. Sabun ini sudah teruji hypoallergenic dan cocok untuk bayi yang sudah siap dengan perawatan kulit normal.
PUREBB Wash memiliki kandungan triple moisturizer yakni aloe vera yang membantu memelihara kelembapan kulit, juga sebagai antibakteri dan fungsi alami. Chamomile sebagai pelembap dan memperlambat penuaan kulit dan membantu mencerahkan kulit, serta sunflower seed untuk melembapkan kulit dan mencegah infeksi kulit.
Selain itu juga mengandung provitamin B5 (panthenol) yang berperan untuk menjaga kelembapan alami kulit, mencegah kulit kering akibat sinar ultra violet, serta mencegah iritasi kulit. Ini cocok digunakan untuk iklim tropis seperti di Indonesia.
Meski memiliki kulit normal, bayi juga perlu diberikan pelembap yang dapat membantu mencegah kulit kering. Mengaplikasikannya pada kulit bayi setelah mandi bisa menjadi pelindung untuk melindungi kulit dari iritan.
PUREBB Lotion menjaga kelembapan dan kelembutan kulit normal bayi. Memiliki kandungan aloe vera, sun flower seed oil, provitamin B5 dan vitamin E di mana ketiganya bertindak sebagai triple action moisturizer, yakni sebagai antioksidan, antiinflamasi dan regenerasi kulit sehat.
Khusus untuk bayi dengan jenis kulit normal, PUREBB Lotion aman digunakan untuk seluruh tubuh termasuk area wajah, dan bisa juga digunakan untuk pijat bayi.
Gunakan PUREBB Wash & PUREBB Lotion setiap hari untuk perawatan kulit normal si kecil, agar kulitnya tetap sehat dan lembap. Namun jika buah hati memiliki kulit yang cenderung sensitif, berapa pun usianya maka Moms harus tetap menggunakan produk perawatan bayi khusus kulit sensitif .