Share This Article
Setiap anak rentan menjadi korban bullying dari teman di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal. Sayangnya, tak semua anak mau terbuka terkait apa yang dialaminya.
Kebanyakan anak-anak memilih untuk tutup mulut saat mereka menjadi korban bullying. Bisa jadi karena takut atau rasa malu.
Maka dari itu, Moms sebagai orang tua harus lebih jeli dalam memperhatikan gerak-gerik anak. Bagaimana tanda-tanda anak Moms jadi korban bully? Berikut penjelasannya!
Mengapa anak-anak tidak mau terbuka pada orang tua?
Sebelum marah-marah atau judging ke anak, sebaiknya Moms tahu dulu, kenapa anak-anak lebih tertutup saat mereka jadi korban bullying.
Ada banyak alasan kenapa mereka memilih diam, di antaranya:
- Bullying dapat membuat anak merasa tidak berdaya. Anak-anak mungkin ingin menanganinya sendiri agar merasa memegang kendali lagi. Mereka mungkin takut dianggap lemah atau pengadu.
- Anak-anak mungkin takut akan reaksi dari anak yang menindas mereka.
- Bullying bisa menjadi pengalaman yang memalukan. Anak-anak mungkin tidak ingin orang dewasa mengetahui apa yang dikatakan tentang mereka, apakah benar atau salah. Mereka mungkin juga takut orang dewasa akan menghakimi atau menghukum mereka karena lemah.
- Anak-anak yang korban bullying mungkin sudah merasa terisolasi secara sosial. Mereka mungkin merasa tidak ada yang peduli atau bisa mengerti.
- Anak-anak mungkin takut ditolak oleh teman-temannya. Teman dapat membantu melindungi anak-anak dari penindasan, dan anak-anak dapat takut kehilangan dukungan ini.
Sebagai orang tua penting untuk selalu berperan sebagai rekan, sahabat, atau pelindung bagi anak.
Baca Juga : Cara Mengatasi Bullying agar Kesehatan Mental Tak Terganggu
Tanda-tanda anak menjadi korban bullying
Bullying tidak selalu berdampak pada fisik berupa luka atau memar. Korban bullying juga sangat mungkin mengalami perubahan perilaku yang ekstrem.
Berikut beberapa tanda anak menjadi korban bullying yang harus Moms waspadai:
1. Perubahan di sekolah
Jika anak menjadi korban bullying baik di sekolah maupun lingkungan rumah, bukan tidak mungkin mereka akan mengalami perubahan perilaku.
Berikut tanda yang mungkin terlihat saat seorang siswa menjadi korban bullying di sekolah:
- Menjadi agresif
- Senang berkelahi
- Menolak untuk berbicara tentang apa yang salah
- Memiliki memar, luka, goresan yang tidak dapat dijelaskan, terutama yang muncul setelah istirahat atau makan siang
- Barang atau pakaian mereka hilang atau dirusak
- Memiliki nilai sekolah yang jatuh
- Sering menyendiri atau dikucilkan dari kelompok pertemanan di sekolah
- Menunjukkan perubahan dalam kemampuan atau kemauan mereka untuk berbicara di kelas
- Tampak tidak aman atau ketakutan
- Menjadi target yang sering ditiru, atau diejek
Jika mereka menjadi korban bullying di sekolah, mungkin mereka juga akan menunjukkan tanda keengganan untuk pergi sekolah di pagi hari.
2. Sering sakit kepala dan sakit perut
Sakit kepala dan sakit perut adalah manifestasi fisik umum dari stres dan kecemasan yang terkait dengan tanda-tanda bullying.
Kondisi ini juga bisa menjadi penyakit yang mudah dipalsukan sebagai alasan untuk tidak masuk sekolah dan kegiatan sosial lainnya
Jika anak Moms sering mengeluhkan gejala-gejala ini, bicarakan dengan mereka tentang hal itu.
Baca Juga : 10 Tips Efektif Menghadapi Anak Pelaku Bullying
3. Gangguan tidur
Jika seorang anak gugup atau cemas tentang apa yang mungkin terjadi keesokan harinya di sekolah atau di tempat lain, dia dapat mengalami kesulitan untuk tidur, gelisah, hingga mimpi buruk.
Apabila anak Moms tampak lebih lelah saat sarapan atau terlihat lebih lelah dari biasanya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami kesulitan tidur di malam hari.
Tanda lain seperti ketidakmampuan untuk fokus atau menjaga kebersihan, juga dapat mengindikasikan masalah mulai dari masalah tidur hingga perundungan dan depresi.
4. Menjadi lebih mudah emosi
Jika seorang anak atau remaja memiliki reaksi emosional yang intens terhadap percakapan tentang sekolah atau kegiatan sosial, itu bisa menjadi tanda mereka menahan kecemasan di sekitar peristiwa tersebut.
Apa pun itu, Moms akan melihat gejolak emosional, atau keengganan untuk mempelajari subjek tersebut.
Misalnya, jika anak jadi korban bullying di sekolah, kemungkinan mereka akan enggan berbicara seputar topik sekolah, mereka akan marah saat dipaksa bercerita.
5. Tidak ingin berinteraksi dengan keluarga
Jika seorang anak tidak banyak bicara seperti biasanya, atau mereka langsung pergi ke kamar mereka sepulang sekolah, itu bisa menjadi hal-hal yang harus diwaspadai Moms.
Bertingkah melawan saudara kandung juga bisa menjadi tanda bullying yang berkepanjangan. Dalam beberapa kasus, korban bullying akan melampiaskan ‘sikap korban’ dan menjadi reaktif dengan saudara kandung dan anak-anak lain.
Baca Juga : Mengenal Cyber Bullying dan Dampak Buruk bagi Korban
6. Tanda-tanda kekerasan fisik
Salah satu tanda anak menjadi korban bullying adalah luka fisik. Jika anak Moms pulang dengan membawa pakaian, buku, atau barang lain yang robek, rusak, atau hilang
Lalu memiliki luka, memar, dan goresan yang tidak dapat dijelaskan. Ini bisa menjadi tanda ia menjadi korban bullying.
Ketika orang tua bertanya tentang penyebab hal-hal ini terjadi, anak cenderung tidak bisa menjelaskannya, atau tidak mau menjelaskan.
Moms bisa mengawali percakapan dengan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang terjadi hari ini saat istirahat?“, atau “Bagaimana perasaan kamu saat itu terjadi?.”
7. Tanda lain yang harus Moms waspadai
Berikut beberapa tanda lain anak menjadi korban bully yang harus diwaspadai:
- Perubahan kebiasaan makan, seperti tiba-tiba melewatkan makan atau makan berlebihan. Anak-anak mungkin pulang dari sekolah dalam keadaan lapar karena mereka tidak makan siang
- Kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial
- Perasaan tidak berdaya atau penurunan harga diri
- Perilaku merusak diri sendiri seperti kabur dari rumah, merugikan diri sendiri, atau membicarakan tentang bunuh diri
- Menunjukkan keengganan untuk membahas, atau merahasiakan sesuatu tentang komunikasi online mereka
- Mengubah cara atau rute ke sekolah atau menjadi takut berjalan kaki ke sekolah
- Muncul sedih, murung, berkaca-kaca, atau tertekan saat dia pulang
Konsultasikan masalah kesehatan mental kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!