Share This Article
Bayi dengan sistem kekebalan yang belum sekuat orang dewasa akan sangat rentan mengalami alergi pada kulit. Ya, alergi kulit pada bayi termasuk kondisi yang umum terjadi, terlebih pada bayi dengan kulit sensitif.
Untuk mengetahui apa saja kemungkinan penyebab alergi kulit pada bayi dan cara mengatasinya, simak ulasan ini ya, Moms!
Ada dua alasan utama mengapa bayi dan anak-anak dapat memiliki reaksi alergi pada kulit. Yang pertama adalah karena kulit mereka bersentuhan langsung dengan zat yang menyebabkan alergi (alergen). Yang kedua adalah ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melepaskan histamin ke dalam kulit sebagai respons terhadap alergi yang masuk ke dalam tubuh.
Mengenal alergi kulit pada bayi
Alergi kulit adalah reaksi hipersensitivitas sistem kekebalan terhadap alergi seperti serbuk sari, bulu dan debu.
Hal ini menyebabkan pelepasan mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin yang berujung pada reaksi inflamasi.
Alergi kemudian bermanifestasi sebagai ruam kulit. Alergi kulit lebih sering terjadi pada bayi dengan kulit sensitif.
Baca Juga : Bahayakah Mengalami Alergi saat Hamil? Simak Penjelasan Lebih Lengkapnya!
Penyebab alergi kulit pada bayi
Reaksi alergi pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Reaksi kulit yang memerah dan ruam dapat disebabkan oleh alergi atau iritan sederhana.
Misalnya seperti popok kotor, air liur, makanan, sabun, dan deterjen. Semua bahan ini kemungkinan dapat menyebabkan reaksi alergi pada anak.
Jika diduga ada alergi, dokter mungkin merekomendasikan tes tusuk kulit, di mana satu jarum (atau lebih) dilapisi dengan alergi yang dicurigai dan kemudian digunakan untuk menggores atau menusuk titik di lengan atau punggung.
Beberapa jenis reaksi alergi kulit yang paling umum pada bayi dan anak-anak meliputi:
- Alergi karena air liur
- Alergi makanan
- Sabun losion atau detergen
- Eksim
- Kulit kering
- Biang keringat
- Dermatitis kontak
- Ruam popok.
1. Air liur
Ruam yang disebabkan oleh air liur di sekitar mulut dan dagu, sehingga orang tua sering mengira itu adalah ruam yang disebabkan oleh alergi makanan padahal itu hanya iritasi kulit.
Iritasi akibat air liur ini memiliki gejala kemerahan dan benjolan kecil di area yang terkena air liur. Ruam biasanya terletak di area mulut, tetapi bisa meluas hingga ke leher dan dada.
Ruam air liur bisa jadi tidak sedap dipandang dan tidak nyaman, tetapi umumnya tidak perlu dikhawatirkan, kecuali area kuning berkerak muncul pada ruam. Ini bisa jadi merupakan tanda infeksi.
2. Alergi makanan
Jika Moms sudah menyingkirkan bahan iritan dan ruam masih terus berlanjut, alergi makanan bisa menjadi penyebabnya. Telur dan susu adalah penyebab utama alergi kulit pada anak-anak yang masih sangat kecil.
Namun alergi terhadap gandum, kedelai, dan kacang juga kerap terjadi. Seiring bertambahnya usia anak-anak, kacang-kacangan dan makanan laut pun dapat menjadi masalah.
Begitu pula dengan alergi lingkungan seperti rumput, pohon, dan tungau debu, tetapi tidak ada aturan yang tegas tentang kapan alergi dapat berkembang.
Gejala alergi kulit karena alergi makanan pada bayi di antaranya:
- Kulit memerah
- Gatal-gatal
- Pembengkakan wajah, lidah, atau bibir.
Jika Moms melihat gejala pembengkakan, anak Moms mungkin mengalami anafilaksis, reaksi alergi yang sangat serius yang biasanya terjadi segera setelah mengonsumsi makanan. Jika bayi kesulitan bernapas, segera hubungi dokter.
3. Sabun, pelembab atau deterjen
Tidak jarang bayi, yang memiliki kulit sensitif, bereaksi terhadap pembersih, pelembab, dan deterjen tertentu, yang mengandung bahan kimia seperti deterjen SLS (Sodium Lauryl Sulfate) yang berpotensi menyebabkan iritasi.
Reaksi alergi yang muncul pada kulit bayi di antaranya ruam merah atau iritasi kulit, terutama setelah bayi dimandikan dengan sabun yang ada kandungan deterjen SLS, dioleskan pelembab, atau memakai pakaian yang baru dicuci.
Pastikan untuk menggunakan deterjen mild untuk mencuci pakaian semua orang di rumah, serta linen atau apa pun yang mungkin bersentuhan langsung dengan kulit bayi.
Kadang-kadang alergi membutuhkan waktu beberapa saat untuk muncul, jadi meskipun Moms tidak langsung melihat reaksi terhadap sabun, pelembab atau deterjen pada kulit bayi, awasi kulitnya selama beberapa hari.
4. Eksim
Penyakit eksim pada bayi ditandai dengan munculnya ruam di wajah atau kepala. Selain itu, ruam juga disertai dengan kulit yang kering, bersisik, dan gatal. Penyebab eksim itu sendiri bervariasi. Bisa jadi karena kandungan deterjen SLS yang terdapat di dalam sabun, alergi lingkungan, deterjen pakaian bayi, bedak, atau produk perawatan kulit bayi lainnya yang digunakan.
Cara mengatasi eksim pada anak dapat dilakukan dengan beberapa langkah:
- Cari tahu apa yang memicu eksim dan hindari itu
- Cari produk berlabel “hypoallergenic” atau khusus untuk kulit sensitif
- Hindari produk yang mengandung deterjen SLS, alkohol, atau wewangian
- Pelembab atau pelembab bayi khusus kulit sensitif dapat membantu mengurangi kemerahan dan gatal-gatal
- Jika ruam semakin parah dan disertai dengan tanda-tanda infeksi lainnya, kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan obat tambahan seperti krim antibiotik s atau krim steroid untuk mengurangi peradangan, tetapi krim ini tidak boleh digunakan setiap hari dan jangka waktu panjang.
5. Kulit kering
Gatal dan alergi pada bayi dapat disebabkan oleh kulit kering. Penyebabnya adalah perubahan signifikan pada suhu di sekitarnya. Misalnya, bayi memasuki ruangan dengan suhu dingin setelah sebelumnya berada di luar dalam cuaca panas. Selain itu, kulit kering juga bisa terjadi jika bayi dimandikan atau direndam dalam air panas.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kelembapan kulit bayi:
- Pastikan bayi mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menghindari kulit kering
- Hindari menggunakan air yang terlalu panas saat memandikan bayi & gunakan sabun dengan kandungan moisturizer. Setelah mandi, oleskan pelembab atau emolien pada tubuh bayi untuk menjaga kelembaban.
6. Biang keringat
Alergi seperti ini biasanya terjadi pada area kulit yang tertutup pakaian atau lipatan kulit, seperti leher, paha, punggung, dan lengan.
Untuk mengatasi ruam keringat bayi, kamu dapat melakukan hal berikut:
- Kenakan pakaian ringan dan serap keringat pada bayi, dan ganti saat mulai basah
- Mandikan tubuh bayi dengan air hangat dan keringkan. Gunakan pelembab atau pelembab khusus kulit sensitif untuk meredakan kemerahan akibat berkeringat.
7. Dermatitis kontak
Kondisi dermatitis kontak merupakan salah satu jenis alergi kulit yang sering terjadi. Kondisi ini dapat timbul karena kontak langsung dengan alergi.
Gejala yang mungkin terjadi adalah ruam, gatal parah, dan kulit terlihat kering dan bersisik.
Pemicu dermatitis kontak sangat beragam, mulai dari sabun, deterjen, bubuk parfum, debu rempah-rempah, rambut hewani hingga zat kimia kosmetik yang terkandung dalam pasta gigi dan obat obat kumur yang digunakan pada kulit, jarum dan anting-anting juga dapat menjadi pemicu dermatitis kontak .
Dilansir dari Cleveland Clinic, dermatitis kontak adalah reaksi alergi atau iritasi yang menyebabkan ruam kulit yang menyakitkan atau gatal. Dermatitis kontak terjadi saat kulit mengalami kontak dengan alergen atau iritasi dari bahan kimia.
Seseorang akan mengalami dermatitis lebih sering jika memiliki kulit yang sensitif atau masalah kulit kronis lainnya seperti dermatitis atopik.
Ada dua jenis dermatitis kontak:
Dermatitis kontak alergi
Reaksi alergi terhadap suatu zat pemicu alergi (alergen), seperti logam perhiasan, produk kosmetik, wewangian, dan pengawet. Muncul ruam merah yang gatal beberapa hari setelah terpapar.
Dermatitis kontak iritan
Iritasi umum yang disebabkan oleh deterjen, sabun, pembersih, dan cairan asam.
Menukil Mayo Clinic, dermatitis kontak ditandai dengan ruam merah dan gatal; kulit kering, pecah-pecah, dan bersisik; muncul benjolan dan lecet, terkadang disertai keluarnya cairan dan pengerasan kulit; serta pembengkakan, rasa terbakar, dan nyeri .
Untuk mengobatinya, diperlukan identifikasi dan menghindari penyebab reaksi tersebut. Umumnya, ruam dapat menghilang dalam dua hingga empat pekan.
8. Ruam popok
Kondisi kemerahan yang muncul di area bokong, alat kelamin, dan lipatan paha bayi disebut ruam popok. Meski tidak berbahaya, ruam popok seringkali membuat bayi rewel.
Ruam popok dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti iritasi kulit yang disebabkan oleh penggunaan produk (jaringan pembersih atau popok) dan kontak yang berkepanjangan dengan urine atau feses sehingga area di sekitar bokong menjadi lembab.
Jika tidak diobati, ruam popok dapat menyebar dan menyebabkan infeksi sekunder, baik bakteri maupun jamur.
Pada dasarnya, pengobatan alergi pada bayi harus disesuaikan dengan jenis alergi agar terselesaikan dengan baik.
Agar meminimalkan terjadinya alergi & untuk membantu mengatasi alergi dan merawat kulit bayi yang sensitif, Anda bisa menggunakan PUREBB Liquid Soap dan PUREBB Soothing Moisturizer Cream. Rangkaian produk ini khusus untuk kulit sensitif dan yang mengalami masalah seperti eksim, ruam, alergi, kekeringan, kemerahan, dan gangguan kulit lainnya.
Baca Juga : 4 Fakta Unik Soal Tes Alergi, dari Fungsi, Jenis, Prosedur, Hingga Risiko
Cara mengatasi alergi kulit pada bayi
Tidak semua reaksi alergi kulit pada bayi membutuhkan pengobatan. Misalnya, ruam ringan kemungkinan akan memudar dalam beberapa jam dan mungkin tidak mengganggu bayi saat itu.
Namun, jika gejala reaksi menyebabkan ketidaknyamanan yang terlihat, pengobatan mungkin diperlukan.
Perawatan dapat bervariasi sesuai dengan jenis ruam atau reaksinya. Secara umum, berikut beberapa pilihan cara mengatasi alergi pada bayi yang bisa Moms lakukan:
1. Hindari pemicu alergi
Sabun, detergen, dan pelembab beraroma sering kali dapat mengiritasi kulit bayi. Jadi, hindari penggunaan pembersih kimiawi dan pilih produk hypoallergenic.
Jika sudah diketahui bayi memiliki alergi terhadap makanan tertentu, Moms juga harus memastikan makanan tersebut tidak masuk ke menu makannya.
2.Hindari produk dengan kandungan Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Laman Healthline menjelaskan, SLS merupakan jenis surfaktan (senyawa kimia) yang digunakan sebagai bahan pembersih dan menghasilkan busa.
Beberapa produk yang menggunakan SLS antara lain krim cukur, pembersih wajah, alas bedak, pembersih tangan dan perawatan kuku, sampo, kondisioner, pewarna rambut, pasta gigi, obat kumur, produk pemutih gigi, sabun mandi, bubble bath, krim anti-gatal, produk perontok rambut, tabir surya, krim tangan, dan masker, termasuk sabun & shampoo bayi.
Meskipun merupakan bahan yang umum dalam produk perawatan tubuh hingga kecantikan, namun SLS menjadi salah satu bahan yang dapat berbahaya. SLS dapat menimbulkan iritasi kulit, khususnya mereka yang memiliki kulit sensitif. Journal of the American College of Toxicology dalam penelitiannya menemukan SLS juga menyebabkan iritasi mata, mual, muntah dan diare.
Menukil laman Baby Center, SLS dapat mengiritasi kulit, menyebabkan eksim dan kulit kering, kasar, atau memerah. Jika kontak dengan bayi newborn dan kulit sensitif, SLS sangat berbahaya, karena bayi memiliki lapisan luar kulit (epidermis) yang lebih tipis daripada orang dewasa, artinya kulit bayi lebih sensitif terhadap sabun dan deterjen yang mengandung SLS.
Selain menggunakan sabun tanpa deterjen SLS, pilih sabun yang bebas pewangi sintetis. Setelah mandi, tepuk-tepuk kulit bayi hingga kering dan hindari menggosok terlalu keras, karena dapat mengiritasi kulitnya.
3. Gunakan pelembap secara teratur
Menggunakan pelembap hipoalergenik setelah bayi mandi dapat membantu mencegah kulit kering. Pelembap juga menjadi pelindung untuk melindungi kulit dari iritan.
Jika bayi pernah mengalami reaksi alergi pada pelembab merek tertentu, maka lebih hati-hati ya, Moms. Selalu cek ingredients sebelum memilih produk, pastikan pelembab yang Moms pilih formulanya sudah Low Hazard.
Oleskan sedikit pelembap baru ke kulit bayi dan tunggu beberapa menit untuk melihat apakah ada reaksi. Jika tidak, dokter biasanya menyarankan untuk mengoleskan pelembap segera setelah mandi.
4. Pilih produk dengan formula low hazard
Melansir Occupational Safety and Health Administration, secara umum low hazard memiliki arti bahwa suatu produk memiliki risiko atau tingkat bahaya yang sangat rendah. Formula Low hazard yakni 0-2, moderate hazard 3-6 dan high hazard yakni 7-10.
Low hazard:
Low hazard dalam tingkat keamanan kimia artinya kesehatan atau bahaya fisik yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia dalam jumlah minimal. Dalam level ini, tidak ada penggunaan asam atau basa pekat, racun, karsinogen, atau teratogen.
Moderate hazard:
Moderate hazard adalah ketika bahan kimia penyebab bahaya fisik dan kesehatan dalam tingkat sedang. Ada pengunaan asam pekat, basa, racun, bahan kimia berbahaya tinggi lainnya, hingga cairan kriogenik.
High hazard:
Pada high hazard, bahan kimia menyebabkan bahaya fisik dan kesehatan yang tinggi. Penggunaan bahan berbahaya dalam jumlah besar atau tinggi dapat berpotensi signifikan membahayakan nyawa.
Jadi pastikan produk yang digunakan sudah Low Hazard, di mana kandungannya yang paling safety digunakan khususnya untuk bayi, ini artinya produk tersebut tidak menggunakan bahan kimia, sehingga keamanan kulit bayi yang masih sensitif terjamin.
5. Menggunakan krim hidrokortison 1 persen
Krim hidrokortison dapat mengobati ruam kulit yang berkaitan dengan eksim atau reaksi alergi lainnya.
Meskipun biasanya aman digunakan untuk bayi dalam waktu singkat, tidak untuk penggunaan setiap hari dan jangka waktu yang lama. Oleh karena itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
6. Gunakan sarung tangan pada bayi
Untuk bayi newborn dapat menggunakan sarung tangan untuk mencegah bayi menggaruk ruam dengan kuku jarinya. Terlalu banyak menggaruk dapat melukai kulit dan menyebabkan infeksi.
Mengatasi dan mencegah alergi & iritasi pada kulit bayi dengan rangkaian perawatan produk PUREBB yang memiliki formula low hazard dan bebas SLS
PUREBB Liquid Soap
PUREBB Liquid Soap merupakan sabun mandi cair untuk kulit bayi yang sensitif dan bisa sebagai perawatan kulit bayi yang iritasi atau terkena gangguan kulit seperti dermatitis, ruam, alergi, dan biang keringat. Dengan formula No Added SLS atau tidak mengandung deterjen SLS.
Produk ini mengkombinasikan ekstrak bahan alami seperti oat kernel untuk menyejukkan dan menenangkan kulit yang gatal dan perih, serta melembapkan kulit; chamomile sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas, Pro Vit B5 untuk membantu merawat kulit bayi dari iritasi ringan, ruam, dermatitis, alergi, maupun biang keringat.
Dalam jurnal bertajuk Satey Assessment of Avena sativa (Oat)-Derived Ingredients As Used in Cosmetics yang dipublikasikan Sage Journals, oat kernel digunakan sebagai pelembap kulit dan mengobati beberapa masalah kulit seperti mengobati kulit gatal karena kekeringan, cacar air, poison ivy, dan gigitan serangga. Oat kernel juga digunakan untuk mengobati jerawat.
Sedangkan dalam jurnal yang dipublikasikan National Library of Medicine, penggunaan oat kernel menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan dalam mengatasi kulit kering, scaling, kulit kasar, dan mengurangi rasa gatal.
PUREBB Liquid Soap with Oat kernel, dapat mengatasi rasa perih dan tidak nyaman pada kulit bayi serta menyamarkan kemerahan akibat iritasi pada kulit.
PUREBB Soothing Moisturizer Cream
Setelah mandi gunakan PUREBB Soothing Moisturizer Cream di seluruh tubuh & wajah, yang melembabkan dan merawat kulit seluruh tubuh pada bayi baru lahir, yang memiliki kulit kering dan sensitif.
Cream ini dapat meredakan gatal dan menenangkan kulit yang sensitif, serta mengandung bahan-bahan yang alami, low irritant, dengan pH 5.5, serta telah lulus uji hypoallergenic.
PUREBB Soothing Moisturizer Cream mengkombinasikan ekstrak bahan-bahan alami seperti oat kernel dan oat kernel flour yang memberi sensasi menyejukkan, menenangkan, dan mengurangi rasa gatal; minyak biji bunga matahari yang bermanfaat sebagai antioksidan dan membantu proses regenerasi sel kulit; serta ekstrak olive leaf yang mempunyai efek anti-jamur, anti-bakteri, dan anti-inflamasi.
PUREBB Liquid Soap & PUREBB Soothing Moisturizer Cream mengandung extract oat kernel
Oat kernel (Avena Sativa) atau oat oil menurut Healthline, dapat membantu menyembuhkan ruam kulit dan menghilangkan kulit kering serta gatal pada bayi. Produk yang sering kali ditemukan dalam sabun dan lotion itu juga aman untuk kulit bayi.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Research Gate, oatmeal memiliki berbagai jenis fenol yang melepaskan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Mandi menggunakan 10 cc oatmeal selama 15-20 menit juga dapat melembutkan, membersihkan, dan menenangkan kulit yang sensitif.
Berikut beberapa manfaat oatmeal untuk perawatan kulit:
- Mengatasi gatal
- Mengatasi dermatitis atopik ringan pada anak di bawah usia dua tahun
- Mengobati psoriasis karena sifat anti-inflamasinya
- Melindungi kulit yang terpapar ultraviolet A (UVA)
- Melindungi dan menahan melembabkan kulit.
Penelitian yang dimuat laman NCBI National Library of Medicice, terkait pengujian keamanan produk perawatan pribadi yang mengandung oatmeal dengan menilai potensi iritan/alergeniknya. Hasil penelitian menyimpulkan, produk perawatan pribadi yang mengandung oatmeal memiliki potensi iritan yang sangat rendah serta potensi sensitisasi alergi yang sangat rendah.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa oatmeal adalah bahan yang aman dan efektif dalam produk perawatan pribadi. Tidak ada alergi yang dilaporkan oleh konsumen dari 445.820 produk yang terjual selama periode tiga tahun.
Pemakaian kedua produk PUREBB Liquid Soap & PUREBB Soothing Moisturizer Cream setiap hari, menjadikan kulit lembut & lembab sehingga terhindar dari masalah kulit seperti : alergi, kering, kemerahan, biang keringat, iritasi atau masalah kulit lainnya. PUREBB Liquid Soap & PUREBB Soothing Moisturizer Cream cocok digunakan bagi newborn, bayi prematur, kulit kering, sensitif atau gangguan kulit lainnya.
Demikian informasi tentang alergi pada bayi yang perlu Moms ketahui. Jika reaksi alergi terus terjadi selama rentang beberapa hari, segera konsultasikan ke dokter, ya!
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar alergi kulit pada bayi? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!