Share This Article
Penyakit Alzheimer adalah kondisi neurodegeneratif yang terjadi pada orang dewasa. Ini mengacu pada tingkat abnormal dari protein yang terjadi secara alami di otak, yang berkumpul di antara sel untuk membentuk plak yang dapat mengganggu koneksi otak.
Kini, Alzheimer ternyata juga dapat ditemukan gejalanya pada anak-anak lho. Lalu seperti apa sih Alzheimer pada anak ini, dan apa bedanya dengan Alzheimer pada orang dewasa? Berikut ulasannya!
Mengenal Alzheimer pada anak
Alzheimer pada anak atau childhood Alzheimer’s adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi anak-anak yang menunjukkan gejala seperti demensia. Namun penyebabnya sangat berbeda dari Alzheimer seperti yang terlihat pada orang dewasa.
Istilah ini umumnya merujuk pada dua penyakit berbeda yang menyebabkan anak kehilangan ingatan dan gejala lain yang umumnya terkait dengan penyakit Alzheimer.
Alzheimer pada masa kanak-kanak dapat merujuk pada:
- Penyakit Niemann-Pick tipe C (NPC)
- Sindrom Sanfilippo atau mucopolysaccharidosis tipe III (MPS III)
Kedua penyakit tersebut dikenal sebagai gangguan penyimpanan lisosom. Ketika seorang anak menderita salah satu penyakit genetik ini, lisosom selnya tidak berfungsi dengan baik.
Penyebab Alzheimer pada anak
Baik NPC ataupun MPS III, keduanya adalah penyakit genetik yang diturunkan. Seorang anak berisiko mengalami Alzheimer jika salah satu dari orang tuanya memiliki gen pembawa penyakit ini.
Anak-anak yang lahir dari orang tua yang membawa gen penyebab Alzheimer pada masa kanak-kanak memiliki peluang 1 dari 4 untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Beberapa laporan menyatakan bahwa NPC terjadi pada 1 dari 100.000 hingga 150.000 kelahiran hidup, sementara MPS III mungkin muncul pada 1 dari 70.000 hingga 100.000 kelahiran.
Perbedaan Alzheimer pada anak dan pada orang dewasa
Baik NPC dan MPS III secara ilmiah berbeda dari Alzheimer. Alzheimer pada orang dewasa terjadi ketika mereka memiliki terlalu banyak protein yang disebut beta-amyloid di otak mereka, dan protein menggumpal di antara sel.
Seiring waktu, penggumpalan protein ini mengganggu koneksi di otak dan menyebabkan gangguan memori dan masalah lainnya.
Sementara Alzheimer pada anak terjadi saat lisosom selnya tidak berfungsi dengan baik. Lisosom sel membantu memproses gula dan kolesterol sehingga tubuh dapat menggunakannya.
Ketika lisosom tidak berfungsi dengan baik, nutrisi ini menumpuk di dalam sel. Hal ini menyebabkan sel tidak berfungsi dan akhirnya mati. Dalam kasus NPC dan MPS III, kematian sel ini mempengaruhi memori dan fungsi otak lainnya.
Kesamaan Alzheimer pada orang dewasa dan anak-anak
Kesamaan yang dimiliki Alzheimer, NPC, dan MPS III adalah kerusakan sel-sel otak secara progresif dari waktu ke waktu, menyebabkan demensia.
Tetapi penyebab utamanya berbeda dan, bagi pasien penyakit Alzheimer pada masa kanak-kanak, otak hanyalah satu dari sekian banyak organ dan sistem dalam tubuh yang mengalami kerusakan.
Gejala Alzheimer pada anak
Gejala pertama Alzheimer pada masa kanak-kanak berhubungan dengan otak. Anak-anak akan mengalami masalah dengan ingatan dan komunikasi.
Mereka mungkin kesulitan mempelajari informasi baru dan mungkin kehilangan motorik atau keterampilan lain yang telah mereka peroleh.
Tanda dan gejala lainnya yang lebih spesifik, akan sangat berbeda tergantung si anak mengalami NPC atau MPS III. Berikut beberapa gejala umum Alzheimer pada anak yang patut orang tua waspadai:
- Anak menjadi cadel
- Kehilangan kemampuan untuk berbicara sama sekali
- Sesak napas
- Bengkak di perut
- Kulit berwarna kuning disebut penyakit kuning
- Kesulitan melakukan kontak mata
- Kesulitan mengikuti cahaya atau benda dengan mata
- Kesulitan menelan
- Hilangnya kekuatan otot dan kontrol
- Kehilangan keseimbangan
- Kehilangan keterampilan motorik
- Kejang
- Berkedip cepat.
Pengobatan Alzheimer pada anak
Sayangnya, tidak ada pil atau operasi yang dapat mengobati kondisi Alzheimer pada anak. Karena tidak ada pengobatan untuk penyakit ini sendiri, rencana perawatan kemungkinan besar akan berfokus pada gejala dan memastikan anak memiliki kualitas hidup setinggi mungkin.
Contohnya, jika seorang anak mengalami gejala sulit menelan karena Alzheimer maka dokter mungkin akan menyarankan pemberian makanan yang halus agar lebih mudah ditelan.
Karena tidak ada pengobatan yang dapat membalikkan kerusakan yang telah terjadi, maka sangat penting untuk mendapatkan bantuan sedini mungkin.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!