Share This Article
Mengatasi anak masuk angin dan muntah tidak bisa dilakukan sembarangan. Moms tidak boleh menggunakan obat yang tidak diresepkan oleh dokter.
Menurut The American Academy of Pediatrics, langkah awal yang harus Moms lakukan ketika anak muntah-muntah adalah dengan membaringkannya di sisi perut atau menyamping.
Hal ini untuk memperkecil peluang si Kecil menghirup muntahan ke saluran udara dan paru-paru.
Baca Juga: Benarkah Anak yang Susah Makan Berisiko Asam Lambung? Cek Fakta Medisnya
Penyebab anak masuk angin dan muntah
Masuk angin merupakan istilah yang sering dipakai di masyarakat indonesia secara luas. Kata ini biasanya merujuk pada kondisi saat kamu sedang merasa sedikit sakit.
Meskipun demikian, menurut Prof dr Hendrawan T Pohan SpPD-KPTI, seorang guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia, masuk angin adalah serangkaian gejala yang timbul karena adanya infeksi virus atau bakteri di dalam tubuh.
Pada anak-anak, masuk angin yang menyebabkan muntah ini bisa disebabkan oleh virus dan makanan yang mereka konsumsi. Selain muntah, mereka pun akan berujung pada diare. Karena itu, Moms harus mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
Cara mengatasi anak masuk angin dan muntah
Selain memberikan pertolongan dengan membaringkan si Kecil, Moms bisa melakukan cara berikut untuk mengatasi anak yang masuk angin dan muntah:
Cegah dehidrasi
Kalau anak yang masuk angin mengalami muntah terus-menerus, maka Moms harus memastikan supaya si Kecil jangan sampai terkena dehidrasi. Dehidrasi merupakan kondisi saat tubuh kehilangan terlalu banyak cairan sehingga tidak bisa berfungsi dengan efisien.
Dehidrasi yang sangat parah bisa mengancam nyawa si Kecil, lho! Untuk memastikan kondisi ini tidak terjadi, maka harus dipastikan terpenuhinya asupan cairan mereka. Berikan minum pada si Kecil, walau hanya sedikit yang ditenggak, setidaknya ada cairan yang diserap oleh mereka.
Beberapa cairan yang bisa diberikan pada mereka dalam kondisi ini adalah:
- Kepingan es
- Minuman olahraga
- Atau solusi rehidrasi oral seperti CeraLyte, Enfalyte atau Pedialyte
Setelah muntah, berikan saja minuman tersebut dalam jumlah kecil. Kamu bisa berikan beberapa sendok makan setiap beberapa menit. Seiring waktu berikan lebih banyak lagi sampai si Kecil sudah tidak muntah. Pastikan juga dia buang air kecil secara reguler.
Ubah menu makanan si Kecil
Untuk 24 jam pertama setelah anak mengalami masuk angin dan muntah, jauhkan si Kecil dari makanan padat. Dorong dia untuk mengonsumsi cairan elektrolit yang mengandung gula, garam dan mineral lainnya.
Selain itu, Moms pun bisa memilih beberapa cairan berikut ini untuk diberikan pada si Kecil:
- Air gula (campurkan setengah gula ke dalam 120ml air)
- Air gelatin (campurkan 5ml gelatin ke 120ml air)
Seperti yang sudah dijabarkan di atas, memberikan cairan bisa mencegah dehidrasi. Tapi bukan hanya itu saja, cairan ini juga bisa mencegah muntah lanjutan yang biasanya terjadi kalau memberikan anak makanan padat.
Kapan si Kecil bisa makan makanan padat?
Setelah muntah-muntah yang dialami si Kecil berkurang, maka Moms sudah bisa mengenalkan kembali makanan padat dan sehat padanya.
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar si Kecil sesegera mungkin diajarkan untuk mengonsumsi lagi makanan padat setelah sembuh dari masalah di perutnya. Tawarkan apapun makanan padat yang biasa dia makan, mulai dari roti, daging hingga buah.
Dalam laman tersebut dikatakan kalau memberikan anak nutrisi penting sesegera mungkin dapat mempersingkat waktu yang dia butuhkan untuk sembuh. Karena nutrisi yang diserap si Kecil dapat membantu mereka melawan infeksi yang ada di dalam.
Tapi jika si Kecil masih belum nafsu makan, jangan dipaksakan dan jangan khawatir dulu, ya! Berikan saja si Kecil cairan untuk memastikan agar dia tidak mengalami dehidrasi.
Berikan air jahe
Situs kesehatan WebMD menyebut kalau jahe sudah banyak digunakan selama bertahun-tahun untuk mengurangi nyeri dan sakit di perut.
Kandungan jahe dipercaya bekerja di perut dan saluran pencernaan, serta otak dan sistem saraf untuk mengontrol mual yang timbul sebelum muntah. Jahe pun aman untuk dikonsumsi oleh anak di atas usia 2 tahun.
Baca Juga: Penting, Ini Beberapa Infeksi Virus yang Kerap Menyerang si Kecil
Kapan anak yang masuk angin dan muntah harus dibawa ke dokter?
Kamu bisa membawa si Kecil ke dokter jika dia tidak bisa menyerap cairan yang kamu berikan atau ketika gejalanya semakin parah. Nantinya dokter akan memeriksa si Kecil dan mungkin akan melakukan tes darah, tes urine atau X-ray untuk membuat diagnosis.
Si Kecil pun harus dibawa ke dokter kalau ternyata Moms menyadari ada tanda-tanda dehidrasi yang terjadi. Jika si Kecil makin terlihat sakit, gejalanya tidak membaik seiring waktu atau ada dugaan infeksi bakteri, maka kotorannya akan diperiksa.
Demikianlah berbagai cara mengobati anak yang masuk angin dan muntah. Cobalah langkah tersebut. Namun ingat ya Moms untuk membawa anak berkonsultasi ke dokter jika kondisinya tidak membaik.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.