Share This Article
Moms, hati-hati dengan apa yang kamu konsumsi saat sedang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif, ya! Alasannya, sebagian bayi yang alergi ASI dipengaruhi dari apa yang Moms konsumsi.
Pada dasarnya, ASI tidak akan menyebabkan reaksi alergi secara langsung pada si Kecil. Tapi, American Academy of Pediatrics menyebut dua hingga tiga dari ratusan bayi ASI eksklusif bisa mengalami reaksi alergi.
Kenapa bayi bisa alergi ASI?
Kebanyakan bayi yang mengalami alergi saat minum ASI bukan disebabkan dari ASI itu sendiri, melainkan oleh apa yang Moms konsumsi. Dalam hal ini, Very Well Family menyebut susu sapi sebagai biang keladi yang paling sering menyebabkan masalah ini.
Alergi susu sapi yang diderita si Kecil ini tidak sama dengan intoleransi laktosa yang biasanya diderita oleh anak yang sudah agak besar atau orang dewasa. Alergi susu sapi berarti alergi terhadap proteinnya, bukan terhadap gula sebagaimana dalam kasus intoleransi laktosa.
Jika selain konsumsi ASI si Kecil juga mengonsumsi susu formula, Moms harus hati-hati. Pasalnya, susu formula yang bahan dasarnya dari susu sapi bisa memperparah gejala yang timbul, lho!
Gejala bayi alergi ASI
Gejala yang paling umum dari alergi ini adalah segala gangguan di bagian perut. Gejala-gejala ini akan membuat si Kecil rewel dan mudah menangis.
Beberapa gejala alergi ASI ini adalah:
- Nyeri di perut
- Muntah-muntah
- Diare
- Ruam di kulit seperti eksim atau gatal-gatal
- Terkadang bisa muncul darah di kotoran bayi
- Sulit bernapas yang bisa berlangsung hingga beberapa jam setelah bayi minum ASI
Jika Moms melihat gejala ini, segera hubungi dokter secepatnya. Walaupun kondisi ini jarang terjadi, tapi hal ini bisa fatal.
Ketika berbicara dengan dokter, katakan sedetail mungkin apa yang terjadi pada bayi. Moms juga perlu menyebutkan apa yang dikonsumsi beserta dengan riwayat alergi makanan yang ada di keluarga.
Semakin banyak informasi yang didapat, maka dokter akan lebih mudah mencari tahu apa penyebab dari kondisi yang dialami oleh bayi.
Bagaimana cara mengurangi gejala yang timbul?
Jika Moms melihat gejala ini timbul, jangan langsung berhenti memberikan ASI pada bayi. Yang perlu Moms lakukan adalah mengurangi beberapa makanan yang berpotensi menimbulkan reaksi alergi.
Langkah ini bisa jadi satu cara untuk mendiagnosis ataupun menyembuhkan gejala yang timbul. Mulailah untuk mengurangi makanan-makanan yang diduga menimbulkan reaksi alergi tersebut dalam waktu 2-4 pekan per makanan sambil tetap menyusui bayi.
Dari situ Moms bisa lihat apakah gejala yang dialami bayi tetap bertahan atau berkurang.
Kurangi konsumsi susu
Jika penyebab utama bayi alergi ASI adalah susu sapi, maka Moms harus kurangi produk ini dan turunannya dari diet harian yang Moms jalani. Selain susu sapi, Moms bisa kurangi konsumsi keju, yoghurt serta mentega.
Jika dalam waktu dua pekan Moms tidak melihat ada perbaikan gejala yang dialami bayi, besar kemungkinan penyebabnya bukan produk susu sapi dan turunannya. Bisa saja dari alergen lain atau kondisi medis lainnya.
Tapi jika ternyata ada perbaikan setelah Moms mengurangi konsumsi susu sapi dan produk turunannya, maka tetaplah menjalani diet tanpa susu sapi ini.
Jadi apa yang harus Moms konsumsi?
Ada banyak pengganti susu sapi yang tersedia di pasaran. Moms hanya perlu cermat melihat apa kandungan dari makanan yang hendak Moms konsumsi di tiap label kemasan.
Kandungan susu sapi biasanya lebih mudah dilihat di kemasan. Tapi yang harus Moms waspadai adalah makanan seperti salad dressing dan makanan yang dipanggang yang terkadang mengandung susu sapi.
Tapi Moms harus tetap waspada, karena penelitian dalam jurnal Pediatrics menyebut produk kedelai dan kacang juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada bayi yang diberikan ASI.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang bayi yang mengalami reaksi alergi dari ASI. Selalu perhatikan apa yang Moms konsumsi, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.