Share This Article
Buang air besar (BAB) adalah proses pengeluaran zat sisa yang tidak terserap oleh tubuh, termasuk pada bayi. Jika bayi tidak BAB dalam rentang waktu yang cukup lama, Moms tak boleh membiarkannya begitu saja.
Kondisi tersebut bisa membuat si Kecil tak nyaman, menangis, dan terus rewel. Apa saja penyebab bayi sulit BAB? Serta bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Frekuensi normal bayi buang air besar
Frekuensi normal buang air besar antara satu bayi dengan yang lain bisa berbeda. Mengutip dari Seattle Children’s Hospital, hal tersebut dibedakan berdasarkan usia, yaitu:
- Usia 1-4 hari: Bayi akan buang besar sekali dalam sehari. Warna dari feses berangsur berubah dari hijau tua gelap menjadi kecokelatan. Warna kotoran akan semakin cerah seiring dengan banyaknya ASI yang diberikan
- Usia 5-30 hari: Bayi akan buang air besar sekitar 3 hingga 8 kali dalam sehari, bahkan bisa lebih. Warna feses akan berubah dari kecokelatan menjadi kuning terang, tergantung banyaknya ASI yang dikonsumsi
- Usia 1-6 bulan: Pada rentang usia ini, tubuh bayi mulai bisa mengolah dan menyerap kandungan ASI dengan baik. Frekuensi buang air besar mungkin lebih jarang jika dibandingkan dengan usia sebelumnya. Bayi bisa BAB sekali dalam sehari atau bahkan sekali dalam beberapa hari
- Di atas 6 bulan: Bayi sudah mulai mendapatkan makanan padat. Ini akan membuat si Kecil lebih sering untuk BAB. Dengan beragamnya nutrisi yang masuk, bayi juga mudah mengalami sembelit atau sulit buang air besar
Penyebab bayi tidak BAB
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan bayi tidak BAB, mulai dari faktor makanan, konsumsi ASI atau susu formula, hingga kondisi psikologis seperti stres. Berikut 5 penyebab bayi sulit BAB yang perlu Moms tahu:
1. Sedikit minum ASI
Penyebab bayi tidak BAB yang pertama adalah kurangnya asupan air susu ibu (ASI). Dilansir Healthline, ASI bisa mendukung sistem pencernaan si Kecil. Bayi yang jarang atau sedikit mendapatkan ASI akan rentan mengalami sembelit.
Perubahan konsumsi ASI juga memengaruhi frekuensi buang air besar pada bayi. ASI memiliki protein bernama kolostrum. Kandungan tersebut bisa membantu si Kecil untuk buang air besar beberapa kali dalam sehari.
Setelah 6 minggu pascapersalinan, jumlah kolostrum akan berkurang. Dampaknya, frekuensi BAB bayi akan berkurang.
2. Pemberian susu formula yang kurang cocok
Selain ASI, susu formula ternyata juga bisa menyebabkan bayi kesulitan BAB, lho. Alih-alih melancarkan sistem pencernaan, susu formula justru dapat meningkatkan gas di dalam lambung. Hal tersebut akan berpengaruh pada proses pembuangan zat sisa.
Selain itu, susu formula memiliki tekstur yang lebih kental jika dibandingkan dengan ASI. Sehingga, proses pencernaannya membutuhkan waktu yang lebih lama. Proses yang lama tersebut bisa menghasilkan molekul tertentu yang kemudian menyebabkan sembelit.
3. Faktor makanan
Jika bayi tidak BAB dalam waktu yang cukup lama, Moms perlu memerhatikan kembali asupan makanan yang masuk ke dalam perutnya. Makanan olahan sangat berpotensi untuk menyebabkan sembelit, misalnya keju.
Tidak hanya itu, ada beberapa makanan yang selama ini dikenal bergizi tinggi tapi ternyata justru bisa menghambat pembentukan feses. Makanan-makanan itu di antaranya adalah wortel, apel, kentang, nasi, pisang yang belum matang, dan yoghurt.
Baca juga: Jangan Bingung! Ini 7 Cara Agar Anak Mau Makan Sayur dengan Lahap
4. Kurang asupan cairan
Kekurangan cairan atau dehidrasi adalah salah satu penyebab sembelit paling umum. Kondisi ini biasanya terjadi ketika ibu beralih dari ASI ke susu formula atau makanan padat (termasuk MPASI).
Dehidrasi menyebabkan tubuh menyerap lebih banyak cairan dari usus, sehingga membuat feses menjadi lebih keras dan kering. Jika ini terjadi, buah hati akan sulit untuk buang air besar.
5. Stres
Bukan hanya orang dewasa, bayi juga bisa merasakan stres. Mengutip dari Medical News Today, ada banyak hal yang bisa memengaruhi aspek psikologis si Kecil, seperti lingkungan baru dan perubahan kebiasaan.
Stres dapat memberikan dampak pada kesehatan fisik bayi, termasuk sistem metabolisme di dalam tubuh. Ketika stres, saluran pencernaan juga bisa sulit mengolah sisa makanan menjadi feses.
Cara mengatasi bayi tidak BAB
Tak perlu khawatir, Moms bisa melakukan beberapa cara rumahan untuk mengatasi bayi yang sulit untuk buang air besar, yaitu dengan:
- Memijat perut bayi dengan lembut untuk merangsang proses pembuangan feses
- Memandikannya dengan air hangat untuk menenangkan otot perut bayi
- Jika bayi berusia di atas 6 bulan, perbanyak asupan makanan yang mengandung serat
- Perbanyak asupan cairan agar tubuh bayi tetap terhidrasi
- Latih otot perut bayi untuk memudahkan proses BAB, yaitu dengan menggerakkan kedua kakinya seperti sedang mengayuh sepeda
Nah, itulah beberapa penyebab bayi tidak BAB dan cara mengatasinya yang perlu Moms tahu. Jika kondisinya tak kunjung membaik, tak perlu pikir panjang untuk memeriksakan si Kecil ke dokter, ya!
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!