Share This Article
Moms, berapa lama durasi yang Moms berikan untuk anak bermain game? Mulai saat ini, ada baiknya Moms lebih tegas dalam membatasi penggunaan gadget dan game online ya!
Sebab terlalu lama bermain game tidak hanya menimbulkan kecanduan, tapi juga bisa memicu kondisi kejang pada anak lho.
Bagaimana sih kejang akibat game ini bisa terjadi? Mari simak ulasannya berikut ini!
Benarkah kecanduan game picu kejang pada anak?
Meski terdengar aneh, nyatanya kecanduan game memang bisa picu kejang pada anak lho. Kondisi ini dikenal sebagai epilepsi fotosensitif atau photosensitive epilepsy (PSE).
Paparan cahaya pada intensitas tertentu atau pola visual tertentu dapat memicu kejang, meskipun kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja daripada orang dewasa.
Paparan cahaya dapat muncul dari kedipan layar televisi, monitor komputer, atau bayangan pagar yang dilihat dari kendaraan yang bergerak.
Baca Juga : Hati-Hati! Ini Efek yang Dapat Ditimbulkan jika Kecanduan Game Online
Kejang karena kecanduan video game
Selain photosensitive epilepsy (PSE), ada juga istilah video game-induced seizures (VGS). Video game-induced seizures secara spesifik hanya mendefinisikan kejang yang dipicu secara eksklusif karena bermain video game.
Video game-induced seizures (VGS) tidak boleh disamakan dengan fotosensitifitas saja. Sebab, 1/3 dari pasien dengan VGS tidak fotosensitif.
Kondisi ini kerap terjadi pada anak mulai usia 7 sampai remaja 19 tahun, dan lebih sering berdampak pada anak laki-laki daripada perempuan. Sebab, anak laki-laki memiliki intensitas bermain game lebih tinggi.
Baca Juga : Hati-Hati Para Gamer Online! Penyakit Tangan Ini Mengintai Kamu
Penyebab kejang karena video game
Melansir JEMS, penelitian telah menunjukkan bahwa video game, game komputer, dan acara TV menghasilkan apa yang disebut sebagai “stimulus kedipan”.
Jarak antara subjek dan layar juga dapat menjadi faktor penyebab. Biasanya jarak 1,5-2 meter menghasilkan rangsangan flicker yang dapat memicu aktivitas kejang.
Ada banyak mekanisme yang dapat membuat video game menyebabkan kejang. Di antaranya:
- Fotosensitivitas
- Kepekaan pola
- Eksitasi emosional dan kognitif (kegembiraan atau frustrasi)
- Stimulasi proprioseptif (gerakan/praksis)
Kelelahan, kurang tidur, dan waktu bermain yang lama merupakan faktor-faktor pendorong.
Baca Juga : Fakta! Ini 5 Manfaat Main Video Games
Bagaimana cara mengetahui anak memiliki fotosensitivitas?
Anak yang memiliki fotosensitivitas memang lebih rentan mengalami kejang karena paparan layar saat bermain game.
Lalu bagaimana cara mengetahui seorang anak memiliki fotosensitivitas atau tidak? Electroencephalogram (EEG) adalah tes rutin untuk anak-anak dengan epilepsi dan juga cara terbaik untuk tes serangan fotosensitif pada anak-anak.
Cara mengatasi kejang terkait game
Cara terbaik untuk mengatasi dan mencegah kejang adalah dengan menghindari faktor penyebabnya.
Saat kejang terjadi langsung bawa anak ke unit gawat darurat. Evaluasi klinis dari dokter dan tes EEG sangat diperlukan untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor pencetus dan memungkinkan perencanaan perawatan terbaik untuk anak.
Berikut beberapa langkah untuk mencegah kejang karena video game:
- Duduklah setidaknya 2 kaki atau setengah meter dari layar di ruangan yang cukup terang
- Kurangi kecerahan layar
- Jangan biarkan anak-anak bermain video game jika mereka lelah
- Sering-seringlah beristirahat dan mengalihkan pandangan dari layar sesekali
- Tutup satu mata saat bermain dan secara teratur ganti dengan mata yang lain
- Matikan game jika perasaan aneh atau tidak biasa berkembang
Baca Juga : Dopamine Detox: Tren Baru untuk Atasi Kecanduan Gawai
Saat bermain game dengan layar komputer, coba lakukan:
- Gunakan monitor bebas flicker (layar LCD atau layar datar)
- Gunakan pelindung layar monitor yang dapat mereduksi pancaran sinar
- Kenakan kacamata non glare untuk mengurangi silau dari layar.
- Sering-seringlah beristirahat dari tugas yang melibatkan komputer.
Kejang karena paparan layar juga bisa terjadi saat nonton TV. Untuk mencegahnya terjadi, sebaiknya:
- Tonton TV di ruangan yang cukup terang
- Kurangi kecerahan layar
- Jauhkan diri dari layar sejauh mungkin
- Gunakan remote control untuk mengganti saluran
- Hindari menonton TV dalam waktu lama
- Kenakan kacamata hitam polarisasi saat menonton TV untuk mengurangi silau.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!