Share This Article
Mengetahui cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak adalah hal yang sangat diperlukan orang tua. Semakin cepat gangguan pendengaran dideteksi, akan membuat si Kecil lebih cepat mendapat penanganan yang tepat.
Masalahnya, setiap anak mungkin akan menunjukkan tanda atau gejala yang berbeda-beda. Karena itu, orang tua perlu lebih jeli untuk melihat gejala tersebut.
Gejala gangguan pendengaran pada anak
Beberapa anak sudah didiagnosis mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. Tetapi ada beberapa yang baru mengembangkan kondisi gangguan pendengaran saat sudah bertambah besar.
Orang tua dapat mengenali kondisi tersebut dari gejalanya. Mengenali gejala adalah cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak yang paling mudah untuk dilakukan.
Cara mendeteksi gangguan pendengaran lewat gejalanya
Beberapa gejala yang menjadi tanda awal adanya masalah pendengaran di antaranya:
- Tidak ada reaksi terhadap suara keras
- Tidak ada respons terhadap suara orang tua
- Anak akan membuat suara yang pelan saat bicara
Seorang anak yang mengalami infeksi telinga seperti otitis media, mungkin juga akan menunjukkan gejala seperti:
- Menarik-narik atau menggosok telinga
- Terus-menerus rewel tanpa alasan yang jelas
- Tidak memperhatikan
- Hanya memiliki sedikit energi
- Tidak tahu arah
- Meminta suara televisi atau radio dibuat menjadi lebih kencang
- Demam
- Sakit di telinga
Cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak secara medis
Jika mencurigai adanya gangguan pendengaran pada bayi, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Tidak hanya untuk anak yang sudah agak besar, bayi pun bisa diperiksa pendengarannya untuk memastikan ada atau tidaknya gangguan.
Berikut beberapa cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak secara medis, bisa dilakukan untuk bayi hingga anak yang lebih besar:
Skrining pendengaran
Skrining pendengaran adalah tes untuk mengetahui kemungkinan gangguan pendengaran pada seseorang. Tes ini mudah dilakukan dan tidak menyakitkan.
Tes pada bayi
Bahkan bayi pun bisa tertidur saat melakukan skrining ini. Biasanya hanya dilakukan dalam beberapa menit. Skrining pada bayi selambat-lambatnya harus dilakukan pada bayi berusia 1 bulan.
Jika tidak lolos tes di usia 1 bulan, sangat penting untuk mendapat tes pendengaran lengkap sesegera mungkin. Sebaiknya tidak lebih dari usia 3 bulan.
Tes pada anak berusia lebih besar
Pada anak yang lebih tua, jika sudah menunjukkan gejala segera lakukan skrining. Begitu juga pada anak yang berisiko mengalami gangguan pendengaran bawaan atau progresif (semakin memburuk dari waktu ke waktu).
Anak tersebut setidaknya harus menjalani satu tes pendengaran saat berusia 2 atau 2,5 tahun. Jika anak tidak lulus skrining, sangat penting untuk mendapat tes pendengaran lengkap sesegera mungkin.
Tes pendengaran lengkap
Semua anak yang tidak lulus pemeriksaan awal atau skrining, harus menjalani tes pendengaran lengkap yang disebut juga evaluasi audiologi.
Selain itu, data anak seperti riwayat kelahiran, infeksi telinga atau gangguan pendengaran lain yang dialami keluarga juga akan ditanyakan. Data akan membantu mengetahui gangguan yang dialami oleh anak.
- Auditory Brainstem Response (ABR) Test atau Brainstem Auditory Evoked Response (BAER) Test: Tes yang memeriksa respons otak terhadap suara dan dilakukan saat anak tertidur.
- Emisi Otoacoustic (OAE): Tes untuk memeriksa respons telinga bagian dalam terhadap suara dan juga bisa dilakukan saat anak sedang tidur.
- Evaluasi audiometri perilaku: Pemeriksaan fungsi semua bagian telinga dan seberapa baik anak merespons suara. Anak harus dalam kondisi sadar selama tes dilakukan.
Perawatan gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran dapat memengaruhi cara belajar bahasa seorang anak. Jika didiagnosis dengan cepat, gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak dapat menghindari masalah bahasa setelah besar.
Perawatan yang tepat bisa dilakukan, tetapi tergantung dari penyebab dan seberapa parah kondisinya. Berikut beberapa perawatan yang mungkin dilakukan untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran:
- Menunggu kondisi membaik: Sebelum memutuskan melakukan perawatan, beberapa pasien diminta menunggu. Karena ada beberapa gangguan pendengaran pada anak yang membaik dengan sendirinya.
- Obat-obatan: Dokter mungkin akan memberikan resep antibiotik atau obat lain, yang akan disesuaikan dengan faktor penyebab.
- Tabung telinga: Alat yang dipasang di telinga melalui operasi, berfungsi untuk membantu mencegah infeksi. Ini disarankan pada anak yang mengalami masalah telinga hingga memengaruhi pendengarannya.
- Alat bantu dengar: Alat ini bisa digunakan sejak anak berusia 1 bulan. Dokter akan membantu Moms untuk mendapatkan perangkat yang tepat untuk si Kecil.
- Implan: Ini merupakan perangkat yang dipasang di telinga bagian dalam guna membantu pendengaran. Biasanya akan dipasang pada anak-anak atau orang dewasa dengan masalah pendengaran yang serius.
Demikian beberapa cara mendeteksi gangguan pendengaran pada anak dan berbagai perawatan yang mungkin dilakukan.
Jangan ragu untuk konsultasikan masalah kesehatan bersama dokter terpercaya melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!