Share This Article
Kasus gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak belakangan membuat masyarakat khawatir. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengeluarkan imbauan penghentian sementara pemberian obat sirup untuk anak-anak. Karena itu, Moms perlu mencari tahu cara mengobati demam anak selain langkah pengobatan yang biasa dilakukan.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril melaporkan, hingga kini sudah ada 206 kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Kasus tersebut terjadi di 20 provinsi di Indonesia, termasuk DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dari total 206 anak, sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.
Kemenkes menyebut adanya peningkatan kasus gangguan ginjal akut yang terjadi pada anak usia 0-18 tahun, dengan mayoritas terjadi pada usia balita.
Baca Juga: Gagal Ginjal
Imbauan pemerintah untuk tidak memberikan obat sirup sebagai pengobatan anak-anak
Dengan melonjaknya kasus tersebut, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan obat sirup tanpa resep dokter kepada anak-anak yang sedang sakit.
“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” tutur dr Syahril dalam siaran pers Kemenkes.
Imbauan itu berdasarkan surat edaran tatalaksana pasien anak dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury yang dikeluarkan oleh Kemenkes pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Kemenkes menegaskan, ini termasuk segala jenis obat dengan sediaan sirup atau cair, bukan hanya obat yang mengandung parasetamol sediaan cair atau sirup saja.
Larangan sementara untuk tenaga kesehatan dan apotek agar tidak meresepkan serta menjual obat-obatan sirup
Kemenkes juga meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sirup.
“Tenaga Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/syrup sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” bunyi surat edaran tersebut.
Begitu juga dengan seluruh apotek di Indonesia, sementara dilarang menjual paracetamol maupun obat lainnya dalam bentuk sirup.
“Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” isi surat tersebut.
Berbagai gejala gangguan ginjal akut
Gejala yang menyertai gangguan ginjal misterius itu adalah gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tiba-tiba. Melansir Cleveland Clinic, anuria adalah kondisi saat ginjal tidak memproduksi urin atau tidak buang air. Anuria adalah bentuk dari oliguria yang paling parah, yang berarti ginjal tidak menghasilkan cukup urin.
Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, dr. Yanti Herman, MH. Kes, menjelaskan diperlukan penegakan diagnosis dalam menangani pasien gagal ginjal akut. Yakni dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien, salah satunya terjadi penurunan jumlah buang air kecil (oliguria) atau tidak ada sama sekali urin (anuria) secara cepat dan tiba-tiba.
“Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), segera bawa anak anda ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” lanjut dr. Yanti. Ia menambahakan, gejala awal gangguan ginjal akut mencakup infeksi saluran cerna dan gejala ISPA.
Penanganan dan perawatan utamakan dengan non farmakologis
Dalam surat tatalaksana di atas, Kemenkes juga meminta Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai beberapa hal ini:
1. Perlunya kewaspadaan orang tua memiliki anak (terutama usia < 6 tahun) dengan gejala penurunan volume/frekuensi urin atau tidak ada urin, dengan atau tanpa demam/gejala prodromal lain untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
2. Orang tua yang memiliki anak terutama usia balita untuk sementara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Perawatan anak sakit yang menderita demam di rumah lebih mengedepankan tatalaksana non farmakologis atau selain obat-obatan seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat, dan menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat tanda-tanda bahaya segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Bagaimana orang tua harus menyikapi?
Saat menghadapi kondisi anak demam, orang tua disarankan untuk tidak panik dan tetap tenang. Di tengah situasi penghentian sementara obat-obatan sirup, termasuk paracetamol sirup, mengetahui cara mengobati demam anak diluar penggunaan obat cukup penting.
Perlu Moms ketahui, demam adalah reaksi umum saat tubuh melawan infeksi virus. Respons sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi ini sering kali membuat suhu tubuh meningkat, sehingga terjadilah demam.
Melansir Healthline, suhu tubuh dianggap demam jika mencapai di atas 37,5 derajat Celcius atau lebih.
Cara Tepat Penanganan Demam di Rumah
Jika anak demam, Moms bisa mengatasinya dengan cara lain selain mengonsumsi paracetamol sirup. Untuk mengobati demam anak bisa dilakukan dengan cara alami di rumah.
Berikut beberapa cara mengobati demam di rumah:
1. Minum banyak cairan
Demam yang diakibatkan oleh virus membuat tubuh lebih hangat dari biasanya. Hal ini menyebabkan tubuh berkeringat sebagai upaya untuk mendinginkan. Tapi hal ini dapat menyebabkan kehilangan cairan yang bisa menyebabkan dehidrasi.