Share This Article
Anak dari orang tua yang bercerai identik dengan kurangnya kasih sayang dari salah satu orang tua. Padahal kebutuhan perhatian dari kedua orang tua tetap bisa terpenuhi dengan co-parenting. Ini adalah cara terbaik untuk memastikan semua kebutuhan anak terpenuhi dan menjaga hubungan.
Tapi, co-parenting juga bukan sesuatu hal yang mudah, apalagi masalah perpisahan yang masih membayangi. Lalu bagaimanakah menjalankan co-parenting dengan penuh tanggung jawab? Mari simak ulasannya di bawah ini.
Baca Juga: Bingung Bagaimana Memulai Menyapih Anak? Ini Triknya Moms
Apa itu co-parenting
Co-parenting adalah pengaturan pengasuhan setelah perceraian di mana kedua orang tua terus bersama-sama berpartisipasi dalam pengasuhan dan kegiatan anak-anak. Kegiatan co-parenting ini dilakukan dengan interaksi antar orang tua baik itu di tempat umum atau juga secara pribadi.
Bagaimana melakukan co-parenting dengan penuh tanggung jawab
Melakukan co-parenting setelah masa perceraian bukanlah perkara yang mudah tentunya. Terlebih jika masih ada rasa trauma terhadap satu sama lain, tapi hal tersebut harus dikalahkan agar anak dapat kasih sayang yang utuh dari orang tuanya.
Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu coba dalam menjalani co-parenting.
1. Beritahu anak tentang perceraian
Mungkin ini terdengar berat, tapi anak mesti tahu bagaimana hubungan orang tuanya, termasuk ketika kamu dan pasangan memutuskan untuk bercerai.
Kamu dan mantan pasangan juga harus memastikan bahwa mereka tidak akan ditinggalkan, baik secara fisik maupun emosional, oleh salah satu dari orang tua mereka. Yakinkan mereka dengan pertama-tama menciptakan lingkungan yang aman untuk diskusi, dan mengekspresikan perasaan.
Ketahuilah bahwa perceraian adalah proses jangka panjang untuk anak-anak, bukan peristiwa satu kali. Bicarakan dengan anak-anak bahwa kamu dan mantan pasangan akan bekerja sama di masa depan untuk mereka.
2. Singkirkan amarah dan dendam
Membina hubungan baik setelah perceraian tentu bukanlah hal mudah. Tapi, sebagai orang tua kita harus selalu mendahulukan kebutuhan anak di atas ego kita.
Banyak dari pasangan yang bercerai mengatakan ini adalah hal yang paling sulit. Tetapi co-parenting bukan tentang perasaan kamu, atau perasaan mantan pasangan kamu, melainkan tentang kebahagiaan, stabilitas emosi, dan kesejahteraan masa depan anak kamu.
Jadi, lakukan apa pun untuk menempatkan anak sebagai prioritas, jangan ragu juga untuk mengunjungi terapis keluarga untuk memperbaiki hubungan komunikasi kamu dengan mantan pasangan.
3. Prioritaskan komunikasi
Salah satu aturan pengasuhan bersama yang paling mendasar adalah menemukan strategi komunikasi yang efektif. Pastikan komunikasi kamu tentang kesejahteraan anak-anak tetap terbuka. Jangan menutupi informasi dari mantan pasangan.
Karena ini hanya akan membuat anak merasa kurang perhatian dari orang tuanya. Selain itu ini juga memberikan anak contoh pola asuh yang buruk, ketika melihat orang tuanya menggunakan “silent treatment” sebagai senjata terhadap satu sama lain.
Tidak lupa juga untuk mengevaluasi secara berkala strategi komunikasi yang kamu gunakan dengan mantan pasangan. Lihat apakah kamu dan mantan pasangan telah mencapai titik di mana dapat berkomunikasi secara langsung tanpa saling dendam.
Ini juga dapat menunjukkan kepada anak jika tidak ada yang berubah walau kedua orang tuanya telah berpisah.
4. Mendukung peran masing-masing sebagai orang tua
Idenya adalah untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan waktu yang dapat dihabiskan anak-anak dengan masing-masing orang tua mereka. Menjadi orang tua bukan perkara mudah, apalagi jika kamu tidak mendapatkan dukungan yang cukup.
Kamu dapat saling mendukung sebagai orang tua dengan mengikuti jadwal pengasuhan bersama, tetap fleksibel dalam mengakomodasi satu sama lain.
5. Jangan berbicara negatif tentang mantan pasangan
Jangan berbicara negatif tentang mantan pasangan kamu di depan anak-anak. Jika kamu merasa perlu untuk curhat, kamu bisa membicarakannya kepada teman, terapis, atau orang tua kamu.
Sekeras apa pun itu, jangan merendahkan mantan pasangan di depan anak-anak kamu, dan minta mantan pasangan untuk melakukan hal yang sama.
6. Berlatih empati
Mengasuh anak kamu bersama mantan bukanlah hal yang mudah. Berlatih empati, mencoba menempatkan diri kamu di hadapan anak dan mantan pasangan akan membantu kamu berhasil mengendalikan situasi co-parenting.
Ketika anak-anak kamu merindukan ayah atau ibunya, biarkan anak kamu menyuarakan perasaan mereka.
Itulah beberapa tips yang bisa kamu praktikan dalam co-parenting. Mengasuh anak bukan tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah tapi bagaimana anak bisa mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya walau bercerai sekalipun.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!