Share This Article
Leukimia adalah salah satu jenis kanker yang bisa membahayakan nyawa. Tak hanya orang dewasa, leukimia pada anak juga dapat menimbulkan berbagai gejala serius. Bahkan, menurut WebMD, angka kasus leukimia pada anak cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Apa saja gejala yang harus diwaspadai? Apakah penyakit ini bisa dicegah? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca juga: Waspada Penyakit Leukimia: Tanpa Sebab dan Bisa Serang Siapa Saja
Apa itu leukimia?
Leukimia atau juga disebut leukemia adalah istilah lain dari kanker darah. Kondisi ini bermula dari tumbuhnya sel kanker di sumsum tulang, lalu masuk ke dalam darah. Seperti diketahui, sumsum tulang adalah bagian tubuh yang bertugas memproduksi sel pada komponen darah.
Ketika anak mengalami leukimia, sumsum tulang menghasilkan sel darah abnormal, biasanya terkandung pada sel darah putih atau leukosit.
Pada kondisi yang sama, sumsum tulang lebih sedikit memproduksi sel sehat. Sel abnormal tersebut berkembang dengan cepat, sehingga dapat menimbulkan gejala serius pada anak.
Leukimia pada anak dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Leukimia limfoblastik akut
Dilansir dari NYU Langone Health, leukimia jenis ini diderita oleh sekitar 80 persen anak yang mengalami kanker darah. Sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak limfoblas, sejenis sel darah putih yang ‘belum matang’.
Sel abnormal itu kemudian memengaruhi kadar leukosit yang sehat, lalu meningkatkan risiko anemia dan penurunan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.
2. Leukimia mieloblastik akut
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak bisa menghasilkan mieloid, salah satu jenis sel pada komponen darah. Mieloid adalah cikal bakal salah satu dari tiga komponen darah, yaitu sel darah putih, sel darah merah, atau trombosit.
Pada leukimia, sel tersebut membelah dengan cepat, menghilangkan banyak sel darah sehat. Sehingga, darah akan kehilangan fungsinya dalam sistem peredaran.
3. Leukimia kronis
Leukimia kronis atau yang juga disebut dengan chronic myelogenous leukemia adalah kanker darah yang paling jarang terjadi. Prevalensinya sekitar dua persen dari total seluruh kasus. Kebanyakan anak yang mengalami kondisi ini memiliki gen abnormal yang disebut BCR-ABL.
Gen tersebut menyebabkan terlalu banyak sel darah putih sehat yang hilang, lalu meningkatkan risiko infeksi pada tubuh.
Penyebab leukimia pada anak
Penyebab leukimia pada anak belum diketahui secara pasti. Hanya saja, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut, misalnya:
- Faktor keturunan
- Perubahan atau mutasi gen
- Gangguan bawaan seperti down syndrome
- Riwayat terpapar radiasi tingkat tinggi, kemoterapi, dan bahan kimia
- Gangguan sistem imun atau kekebalan.
Gejala leukimia pada anak
Mengutip WebMD, gejala leukimia pada anak akan muncul ketika sel darah abnormal mulai terbentuk di sumsum tulang. Beberapa tanda yang bisa dirasakan di antaranya adalah:
- Kulit pucat
- Mudah lelah
- Demam tinggi
- Infeksi yang sulit sembuh
- Mudah memar atau berdarah
- Batuk dan sesak napas
- Nyeri tulang dan sendi
- Pembengkakan di wajah, ketiak, lengan, leher, perut, atau selangkangan
- Nafsu makan berkurang hingga menyebabkan penurunan berat badan
- Sakit kepala
- Masalah keseimbangan
- Gangguan penglihatan
- Sakit kepala
- Muncul ruam di kulit.
Penanganan leukimia pada anak
Sebelum memberikan penanganan, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk membuat diagnosis, seperti:
- Tes darah, untuk mengukur dan mengetahui kadar atau jumlah sel darah
- Biopsi sumsum tulang, yaitu mengambil sebagian kecil bagian dari tulang di panggul untuk mendeteksi leukimia
- Pungsi lumbal, yaitu pemeriksaan sampel cairan di otak untuk mendeteksi adanya kelainan, termasuk kemungkinan kanker.
Sedangkan untuk perawatannya, dokter akan menyesuaikan dengan jenis kanker darah yang dialami anak. Meski, kemoterapi masih menjadi perawatan yang banyak digunakan. Sebab, respons pengobatan pada usia anak dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Terapi radiasi mungkin juga dilakukan untuk menyembuhkan leukimia pada anak. Terapi ini menargetkan bagian tertentu dari sel kanker, bekerja dengan membunuh dan menghentikan penyebarannya.
Jika pengobatan di atas dirasa kurang efektif, transplantasi sel induk pembentuk darah adalah alternatif terbaik. Prosedur ini diambil ketika anak telah menjalani terapi radiasi dan kemoterapi dosis tinggi, namun tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Baca juga: Kemoterapi: Ketahui Prosedur dan Efek Sampingnya
Bagaimana cara mencegahnya?
Bicara soal pencegahan leukimia pada anak, hingga kini, belum ditemukan cara yang tepat untuk dilakukan. Hanya saja, Moms bisa menerapkan beberapa hal untuk menurunkan risiko leukimia pada buah hati tercinta.
Menurut sebuah penelitian, selain menerapkan pola hidup sehat, menghindarkan anak dari paparan zat karsinogenik adalah hal terbaik yang dapat dilakukan. Zat pemicu kanker itu biasa ditemukan pada asap rokok, bahan kimia, pestisida, dan udara yang tercemar.
Nah, itulah ulasan tentang leukimia pada anak beserta langkah pencegahan yang bisa diterapkan. Jika si Kecil mulai merasakan gejala seperti yang telah dijelaskan di atas, tak perlu pikir panjang untuk segera memeriksakannya ke dokter, ya!
Jangan ragu untuk konsultasikan masalah kesehatan buah hati tercinta bersama dokter anak terpercaya di Good Doctor. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!