Share This Article
Mata juling pada bayi dapat diakibatkan oleh berbagai kondisi medis yang mendasari. Kondisi ini dapat diartikan bahwa mata tidak dapat bekerja secara simultan untuk melihat suatu objek di mana biasa terjadi sepanjang waktu atau hanya saat stres dan sakit.
Dokter anak menyebut jika mata juling atau strabismus disebabkan oleh faktor bawaan, namun mungkin bisa juga akibat masalah dengan bagian dari sistem saraf yang mengontrol otot mata. Nah, untuk mengetahui penyebab mata juling pada bayi yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Klamidia pada Mata: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Penyebab mata juling pada bayi
Mata juling pada bayi terjadi baik karena kerusakan saraf atau saat otot di sekitar mata tidak bekerja sama akibat salah satunya lebih lemah dari yang lain.
Dilansir Healthline, ketika otak menerima pesan visual yang berbeda dari setiap mata, maka mata yang lemah akan mengabaikan sinyal tersebut.
Jika kondisi tidak diperbaiki, maka mungkin bisa kehilangan penglihatan pada mata yang lebih lemah. Mata juling pada bayi sering kali disebabkan oleh faktor mendasar yang tidak diketahui.
Jenis mata juling yang muncul pada bayi selama tahun pertama kehidupannya disebut dengan Esotropia infantil.
Esotropia ini diturunkan dalam keluarga dan biasanya membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Masalah ini terjadi pada anak-anak antara usia 2 hingga 5 tahun dan kacamata umumnya dapat memperbaiki.
Selain itu, mata juling juga bisa terjadi di kemudian hari yang umumnya disebabkan oleh gangguan fisik seperti cedera, cerebral palsy, ataupun stroke. Mata juling dapat pula terjadi jika anak memiliki rabun dekat.
Bagaimana diagnosis terhadap mata juling?
Untuk mencegah kehilangan penglihatan, diagnosis dan pengobatan dini untuk mata juling perlu dilakukan. Jika kamu mengalami gejala mata juling, segera temui dokter mata untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Biasanya, dokter akan melakukan beberapa serangkaian tes untuk memeriksa kesehatan mata.
Tes yang mungkin dilakukan, berupa tes refleks cahaya kornea untuk memeriksa mata juling, tes ketajaman visual untuk menentukan seberapa baik mata dapat melihat dari kejauhan, dan tes tutup atau buka untuk mengukur pergerakan mata.
Jika memiliki gejala fisik lain bersamaan dengan mata juling, dokter mungkin akan memeriksa otak dan sistem saraf untuk mengetahui kondisi tersebut. Bayi baru lahir biasanya memiliki mata juling, namun apabila bertahan lebih dari 3 bulan segera periksakan mata sebelum usia 3 tahun.
Cara mengatasi mata juling pada bayi
Perawatan yang direkomendasikan untuk mata juling pada bayi tergantung dengan tingkat keparahan dan penyebab mendasar dari kondisi tersebut. Apabila mata juling disebabkan oleh rabun dekat, dokter mungkin meminta penderitanya untuk mengenakan penutup mata yang lebih kuat.
Hal ini dilakukan untuk memaksa otot mata yang lebih lemah agar bekerja lebih keras. Tak hanya itu, dokter mungkin juga meresepkan obat tetes mata untuk mengaburkan penglihatan pada mata yang lebih kuat.
Perawatan potensial lainnya, termasuk latihan mata lensa korektif, seperti kacamata atau lensa kontak. Jika mata juling diakibatkan oleh kondisi medis mendasari, seperti tumor otak atau stroke maka dokter akan meresepkan obat atau bahkan operasi.
Dalam tindak operasi, dokter mata akan membuka lapisan luar bola mata untuk mencapai otot. Untuk memperkuat otot, ahli bedah mengangkat bagian kecil dari salah satu ujungnya dan ditempelkan kembali di lokasi yang sama.
Untuk melemahkan otot, dokter memindahkannya ke belakang atau membuat sayatan sebagian sehingga mata berpaling dari sisi tersebut. Penglihatan ganda setelah operasi akan hilang dalam beberapa minggu karena otak telah menyesuaikan diri dengan penglihatan yang lebih baik.
Baca juga: Mengenal Ultra Low Fat Diet: Apa Itu dan Bagaimana Tips Aman Menerapkannya?
Informasi kesehatan lainnya bisa ditanyakan pada dokter melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!