Share This Article
Katarak adalah salah satu gangguan pada mata yang tidak boleh disepelekan. Sebab, kondisi tersebut bisa menurunkan kemampuan penglihatan. Bukan hanya orang dewasa, katarak juga dapat menyerang anak-anak, termasuk bayi yang baru lahir.
Lantas, apa saja hal yang bisa menjadi penyebab katarak pada anak? Bagaimana cara mendeteksinya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca juga: Sleep Apnea pada Anak: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
Apa itu katarak?
Katarak adalah kondisi saat lensa pada mata tertutup sesuatu yang buram seperti ‘awan’. Akibatnya, seseorang akan sulit melihat bayangan dari objek, baik secara parsial maupun total.
Normalnya, cahaya dari suatu objek atau benda akan diproyeksikan ke retina, lalu diserap dan dikirimkan ke otak. Katarak dapat mengganggu proses tersebut, cahaya akan terhenti saat mencapai retina dan tidak bisa diteruskan ke otak.
Pada anak-anak, menurut American Association for Pediatric Ophthalmology, katarak adalah gangguan mata yang sangat jarang terjadi pada anak, dengan rasio 3 banding 10.000.
Penyebab katarak pada anak
Pada beberapa kasus, katarak pada anak disebabkan karena faktor keturunan. Namun, katarak bisa muncul karena beberapa faktor lain, seperti gangguan sistem metabolisme, kadar gula darah tidak stabil, hingga peradangan.
Selain itu, cedera atau trauma seperti pukulan langsung ke mata atau benturan benda tumpul juga dapat menyebabkan kondisi tersebut. Katarak bisa langsung terjadi setelah bayi dilahirkan, namun lebih sering berkembang pada anak yang lebih besar.
Salah satu penyebab katarak pada anak yang jarang disadari adalah efek samping obat yang diminum ibu atau penyakit tertentu saat sedang hamil. Jika selama kehamilan Moms mengidap campak, herpes zoster, sifilis, atau toksoplasmosis, risiko calon bayi terkena katarak menjadi lebih tinggi.
Gejala katarak pada anak
Pada anak yang masih sangat kecil, katarak tidak selalu bisa terlihat. Namun, ketika sudah tumbuh agak besar, gejala pada penglihatan mungkin akan mulai terasa. Segera periksakan ke dokter jika si Kecil sudah mengeluhkan tanda-tanda berikut:
- Penglihatan kabur
- Jika penglihatan seolah-olah tertutup ‘awan’
- Penglihatan buram
- Penglihatan menjadi ganda
- Cahaya tampak terlalu terang
- Cahaya tampak terlalu pudar
Dekteksi dini katarak pada anak secara mandiri
Sering kali, bayi dan anak-anak tidak bisa menjelaskan tentang apa yang dialami. Sebagai orangtua, Moms bisa mendeteksi sendiri kemungkinan munculnya katarak pada anak. Salah satu ciri katarak pada anak adalah adanya bintik putih atau abu-abu pada pupil.
Cobalah untuk menyorotkan senter ke mata anak, jika pupil tampak memutih, kemungkinan besar si Kecil mengalami katarak. Perlu diketahui, katarak sering kali hanya muncul di satu mata saja.
Pemeriksaan katarak pada anak
Katarak pada anak penting untuk didiagnosis sedini mungkin. Perawatan lebih awal cukup efektif dalam mengurangi risiko dampak lebih buruk jangka panjang. Screening bisa dilakukan pada bayi dalam waktu 72 jam setelah dilahirkan.
Pemeriksaan yang sama dilakukan kembali ketika bayi berusia 6 hingga 8 minggu. Dokter akan memantau pergerakan bola mata si Kecil. Jika ditemukan warna keruh pada pupilnya, itu bisa jadi tanda awal dari katarak.
Jika pemeriksaan pascapersalinan tak menunjukkan adanya tanda-tanda katarak, jangan tenang dulu. Sebab, katarak juga dapat muncul ketika anak mulai tumbuh besar. Perhatikan setiap keluhan anak tentang gangguan pada indra penglihatannya.
Penanganan katarak pada anak
Satu-satunya prosedur medis yang bisa dilakukan untuk mengatasi katarak adalah operasi. Namun, operasi biasanya dilakukan tergantung dari tingkat keparahan katarak dan efeknya pada penglihatan.
Prosedur operasi dilakukan menggunakan bius total, membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 2 jam. Pupil mata akan diberi obat tetes agar ukurannya membesar, setelah itu dokter mulai membuat sayatan sangat kecil di permukaan kornea untuk mengangkat lensa yang berwarna keruh.
Setelah operasi, biasanya anak membutuhkan kacamata atau lensa kontak, karena penglihatan menjadi sulit fokus. Tetapi itu hanya untuk sementara sampai kondisinya kembali normal.
Baca juga: Kacamata Buta Warna: Apakah Bisa Bikin Penglihatan Jadi Normal?
Bisakah katarak dicegah?
Sayangnya, katarak adalah kondisi yang tidak bisa dicegah, apalagi jika pemicunya adalah faktor keturunan. Namun, risiko katarak pada anak dapat diminimalkan saat Moms sedang hamil, yaitu dengan menghindari infeksi atau penyakit tertentu.
Selain itu, penting untuk segera memeriksakan kondisi anak ke dokter jika telah muncul keluhan pada penglihatannya. Perawatan sedini mungkin bisa membantu mencegah dampak lebih buruk yang dapat ditimbulkan.
Nah, itulah ulasan lengkap tentang katarak pada anak yang perlu Moms tahu. Selalu perhatikan keluhan si Kecil tentang penglihatannya dan segera bawa ke dokter jika ada gangguan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!