Share This Article
Mekonium adalah feses yang pertama kali dikeluarkan bayi setelah lahir, biasanya berwarna hijau tua. Seharusnya, mekanium dikeluarkan bayi setelah lahir. Tapi pada beberapa kasus, mekonium keluar sebelum proses persalinan.
Apa dampaknya jika mekonium keluar ketika bayi masih berada di dalam rahim? Apakah kondisi tersebut berbahaya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu sindrom aspirasi mekonium?
Sindrom aspirasi mekonium adalah kondisi ketika janin menghirup fesesnya sendiri ketika masih di dalam kandungan. Feses atau mekonium tersebut biasanya bercampur dengan cairan ketuban yang mengelilingi janin.
Mengutip dari Healthline, sindrom aspirasi mekonium yang juga disebut meconium aspiration syndrome (MAS) dapat terjadi sebelum, selama, atau sesaat setelah bayi lahir. Saat kondisi ini terjadi, paparan mekonium dikhawatirkan masuk ke dalam paru-paru bayi.
Meski pada umumnya tidak sampai mengancam nyawa, MAS dapat menimbulkan komplikasi serius pada bayi yang baru lahir. Jika telat mendeteksinya, kondisinya bisa bertambah parah hingga menimbulkan dampak fatal.
Fakta-fakta tentang mekonium
Sebelum membahas lebih jauh tentang sindrom aspirasi mekonium, kamu perlu tahu lebih dulu beberapa fakta tentang mekonium itu sendiri, yaitu:
- Mekonium tidak mengandung bakteri, karena usus bayi belum terpapar zat asing ketika masih di dalam rahim. Bakteri baru muncul saat bayi mendapat asupan air susu ibu (ASI)
- Ada rambut halus di mekonium. Ya, mekonium terdiri dari banyak komponen yang dicerna bayi selama berada di dalam rahim. Tak hanya rambut halus, tapi juga sel kulit, lendir, pembuangan dari cairan empedu, dan ketuban
- Tidak berbau. Tak seperti feses orang dewasa, mekonium tidak memiliki bau apapun
- Bayi bisa mengeluarkan mekonium beberapa kali pada hari pertama setelah dilahirkan
- Jika warnanya sudah berubah kekuningan, itu bukan lagi disebut mekonium
Baca juga: Kenali Warna BAB Bayi agar Tahu Kondisi Kesehatannya, Yuk, Moms Cari Tahu!
Penyebab sindrom aspirasi mekonium
Sering kali, MAS terjadi ketika janin sedang mengalami stres. Kondisi ini biasanya dipicu oleh kurangnya kadar oksigen di dalam kandungan. Stres pada janin juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Persalinan postmatur (lebih dari 40 minggu usia kehamilan)
- Proses persalinan yang sulit atau lama
- Masalah kesehatan tertentu yang dialami ibu, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) atau diabetes
Dari berbagai faktor di atas, persalinan postmatur dinilai menjadi keadaan yang paling serius. Sebab, jika kehamilan sudah melewati batasnya, janin berpotensi lebih sering terpapar mekonium yang dikeluarkan di dalam rahim.
Gejala dan ciri-ciri MAS pada bayi
Seperti yang telah dijelaskan, sindrom aspirasi mekonium yang tidak terdeteksi bisa menyebabkan dampak fatal. Oleh karena itu, begitu bayi lahir, sebaiknya Moms atau pasangan segera mengecek kondisinya.
Beberapa tanda dan ciri dari sindrom aspirasi mekonium pada bayi meliputi:
- Bayi bernapas dengan cepat atau mendengus
- Kesulitan bernapas karena jalur udara terhalang oleh mekonium
- Warna kulit berubah menjadi kebiruan. Kondisi ini disebut dengan sianosis
- Tubuh bayi yang lemas. Kebanyakan bayi akan menangis setelah dilahirkan
- Tekanan darah bayi sangat rendah
Risiko gangguan kesehatan pada bayi
Bayi yang mengalami sindrom aspirasi mekonium harus segera ditangani. Sebab, ada beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan jika bayi tak segera mendapat pertolongan, seperti:
- Obstruksi jalan napas, yaitu kondisi ketika saluran udara di bagian mana pun mengalami penyumbatan. Keadaan ini bisa membuat si Kecil kesulitan bernapas
- Infeksi paru-paru. Jika berhasil mencapai paru-paru, mekonium dapat memicu terjadinya infeksi atau peradangan. Kondisi ini bisa menurunkan fungsi dari organ tersebut
- Atelektasis, yaitu kondisi ketika alveolus tidak terisi oleh udara karena adanya gangguan pada bagian paru-paru. Alveolus adalah tempat di mana terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida
- Hipertensi paru persisten pada bayi baru lahir (PPHN), yaitu kondisi ketika tekanan darah di pembuluh paru-paru meningkat hingga membatasi sirkulasi darah. PPHN adalah kondisi yang langka, tapi bisa mengancam nyawa
Bagaimana cara mengatasinya?
Jika bayi mengalami MAS, dokter biasanya segera melakukan tindakan untuk mengeluarkan mekonium dari saluran napas bagian atas, seperti hidung, mulut, dan tenggorokan.
Apabila bayi tidak bernapas atau tidak memberikan respons, selang akan dipasang di tenggorokan (trakea) untuk menyedot cairan yang mengandung mekonium.
Tapi jika kondisinya masih sama dan detak jantungnya melemah, dokter mungkin akan memberikan kantong udara dan masker khusus untuk penyaluran oksigen.
Setelah perawatan darurat diberikan, bayi biasanya ditempatkan di unit khusus untuk mendapat tindakan lanjutan. Lima perawatan umum pada bayi yang mengalami sindrom aspirasi mekonium meliputi:
- Terapi oksigen untuk memastikan ada cukup oksigen di dalam darah
- Pengunaan radiant warmer untuk membantu menjaga suhu tubuh bayi
- Pengobatan antibiotik untuk mencegah atau mengatasi infeksi
- Penggunaan ventilator untuk membantu bayi bernapas
- Oksigenisasi membran ekstrakorporeal (paru-paru buatan), yaitu prosedur medis menggunakan mesin dan pompa khusus untuk menggantikan fungsi paru-paru bayi sementara waktu hingga kondisinya stabil
Bisakah sindrom aspirasi mekonium dicegah?
Pencegahan terbaik agar bayi tidak mengalami sindrom aspirasi mekonium adalah dengan rutin periksa secara berkala. Deteksi dini sangat penting untuk memantau keadaan janin sebelum proses persalinan, termasuk memeriksa apakah bayi sedang stres atau tidak.
Nah, itulah ulasan lengkap tentang sindrom aspirasi mekonium yang perlu Moms tahu. Selalu periksakan kandungan secara rutin untuk meminimalkan kondisi tersebut, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!